Anggota Komisi Percepatan Reformasi Polri (KPRP) Mahfud Md mengumpulkan aspirasi dari berbagai kalangan di Fakultas Hukum UGM terkait reformasi Polri. Mahfud menyinggung praktik transaksional dari mulai rekrutmen hingga proses promosi di tubuh Polri.
"Rekrutmen, promosi, rotasi, dan sebagainya itu menjadi bagian yang dibahas," kata Mahfud saat ditemui wartawan di UGM, Senin (22/12/2025).
Mahfud secara terang-terangan mengatakan ada praktik karbitan di mana perwira yang belum cukup umur masa dinas tiba-tiba mendapatkan promosi jenderal bintang satu (Brigjen).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kita mencatat juga ada orang yang pangkatnya nggak naik-naik, ada orang yang tiba-tiba belum memenuhi syarat tiba-tiba sudah naik pangkat," katanya.
"Bahkan saya eksplisit menyebut nama orang. Ini orang kan kalau mau menjadi brigjen kan harus 24 tahun. Ini baru 22 tahun kau sudah brigjen. Apa ini?," sambungnya.
Eks Menkopolhukam itu mengatakan, ada temuan bahwa untuk ikut sekolah staf dan pimpinan Polri (Sespim) pun harus membayar sejumlah uang. Pembayaran itu disetorkan ke rekening perantara sebagai uang pelicin.
"Sehingga nanti rekrutmen bahkan orang masuk itu, orang ikut sespim agar dapat brigjen, dan sebagainya itu bayar. Bayar ke siapa? Ya bayar ke temannya yang ngurus. Kalau ditanya di rekeningnya Polri, nggak ada, orang tidak boleh bayar. Tapi semua kesaksian menyatakan, saya bayar sekian, bayar sekian, lewat ini, lewat itu," ujarnya.
Selain itu, Mahfud juga menyoroti dapur proses rekrutmen masuk Akpol yang berbasis kedekatan dan politik. Sehingga produk rekrutmen Akpol beberapa tahun terakhir dinilai tidak selektif karena adanya 'jatah'.
"Jadi sekarang rekrutmen mau masuk Akpol juga sekarang sudah pakai jatah-jatahan juga. Sehingga produk-produk beberapa tahun terakhir ini tidak selektif sebenarnya. Tapi karena kedekatan hubungan, karena hubungan politik, dan sebagainya," katanya.
Lebih lanjut, Mahfud mengungkapkan ada beberapa aspirasi yang disampaikan dalam pertemuan tersebut. Semuanya untuk perbaikan Polri mulai dari struktur hingga kultur.
"Sehingga kalau ditanya apa ada masukan banyak, banyak untuk perbaikan Polri itu tadi. Baik menyangkut struktur, instrumen, maupun kultur semuanya yang harus sudah dibedah tadi satu persatu," pungkasnya.
(alg/afn)












































Komentar Terbanyak
Jawab Sindiran Luhut, UGM Pamerkan Penelitian Bawang Putih
Wisatawan Sambat Kena Getok Harga Sewa Tikar Rp 50 Ribu di Pantai Drini
Jogja Diprediksi Ramai Wisatawan Saat Nataru, GKR Bendara Minta Akamsi Sabar