Kementrian Kebudayaan di Jakarta meluncurkan buku Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global. Narasi Indonesia dijajah selama 350 tahun direvisi.
Dikutip dari detikEdu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan buku sejarah Indonesia terbaru ini merevisi narasi bahwa Indonesia dijajah 350 tahun.
"Selama ini kita diwarisi oleh suatu pemikiran yang kala itu mungkin konteksnya dapet--karena untuk memupuk kesadaran nasional kita-- bahwa kita ini dijajah 350 tahun. Saya kira ini perlu direvisi dan saya kira ini juga termasuk yang kita revisi, kalau tidak salah, dari para sejarawan," kata Fadli Zon di Plaza Insan Berprestasi, Jakarta, disiarkan di kanal YouTube Kemenbud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan isi buku Sejarah Indonesia menonjolkan perlawanan-perlawanan di daerah. Termasuk perlawanan terhadap Belanda, Inggris, hingga Jepang.
"Jadi yang ditonjolkan adalah perlawanan. Jadi kita tidak dijajah 350 tahun, tetapi perlawan-perlawanan itu, ada yang mungkin dijajah 40 tahun, ada yang 10 tahun, ada yang tidak dijajah sama sekali, ada yang mungkin 100-200 tahun, dan seterusnya," ucapnya.
Penjelasan Soal Narasi Dijajah 350 Tahun
Sebelumnya, pernyataan Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun disebut keliru dalam riset profesor hukum internasional GJ Resink, "Bukan 350 Tahun Indonesia Dijajah". Dikutip Anju Nofarof Hasudungan dalam Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Volume 9 Nomor 3, Desember 2021, Resink menjelaskan, masih banyak kerajaan yang merdeka pada 1850-1910.
Kerajaan dan raja-raja masih merdeka pada periode tersebut, antara lain di Sumatera hingga Sunda Kecil antara lain kerajaan Aceh hingga Siak-Riau. Resink menjelaskan, ucapan Gubernur Jenderal BC de Jonge menjadi awal diyakininya penjajahan 350 tahun, yaitu, "Kami Orang Belanda sudah berada di sini 300 tahun dan kami akan tinggal di sini 300 tahun lagi."
Kemudian Soekarno pada pidatonya menyebut, "Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan beratus-ratus tahun gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan itu ada naiknya dan ada turunnya.β³
Dari hitung-hitungan Resink, Indonesia pada 300 tahun tersebut menjalin perdagangan dengan pendatang Spanyol dan Portugis. Namun menurutnya banyak artikel dan tulisan justru menghubungkan masa kedatangan Eropa untuk berdagang sebagai awal mula penjajahan.
Sedangkan ungkapan Bung Karno dinilai peneliti hanya untuk membangkitkan semangat patriotisme dan nasionalisme masyarakat.
(alg/ahr)












































Komentar Terbanyak
Bocoran dari Basuki soal Rencana Gibran Berkantor di IKN Tahun Depan
Basuki Hadimuljono Ungkap Gibran Ingin Berkantor di IKN 2026
Artis Porno Bonnie Blue Digerebek di Bali, Klaim Ngeseks Bareng Seribuan Pria