Tetangga Dusun Ungkap Riwayat Dewi Astutik Sebelum Jadi Gembong Narkoba

Regional

Tetangga Dusun Ungkap Riwayat Dewi Astutik Sebelum Jadi Gembong Narkoba

Charoline Pebrianti - detikJogja
Rabu, 03 Des 2025 22:05 WIB
Tetangga Dusun Ungkap Riwayat Dewi Astutik Sebelum Jadi Gembong Narkoba
Suasana di rumah Paryatin alias Dewi Astutik di Ponorogo, gembong narkoba buron interpol yang ditangkap BNN di Kamnboja. Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Jogja -

Gembong narkoba Dewi Astutik kembali menjadi sorotan usai ditangkap BNN dan Interpol di Kamboja. Dewi Astutik ternyata bernama asli Paryatin dan berasal dari Dusun Tenun, Desa Broto, Ponorogo, Jawa Timur.

Tetangga tempat asalnya, mengungkap riwayat keseharian Dewi Astutik sebelum dikenal sebagai gembong narkoba. Dilansir detikJatim, Kepala Dusun setempat, Didik Harirawan, mengaku mengenal Dewi Astutik dengan baik meski wanita itu sudah mengalami perubahan fisik.

"Dulunya ya Paryatin, wajah sama. Sekarang kan gemuk. Terakhir jenguk orang tua itu tahun 2023 waktu pembuatan PTSL," ujar Didik saat ditemui detikJatim, Rabu (3/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Didik tak menyangka Dewi Astutik ternyata incaran interpol karena kasus narkoba. Menurutnya, keseharian Paryatin awalnya terlihat biasa saja.

Paryatin sempat menjadi pedagang keliling hingga menjual nasi bungkus di acara-acara kampung. Kemudian, Dewi Astutik juga sempat menjadi TKI di Taiwan.

ADVERTISEMENT

"Aktivitas biasa saja. Hari-hari jualan keliling di tontonan," katanya.

"Sebelum nikah sudah TKI. Sampai dia nikah. Habis nikah jarak 2 tahun, dia ke luar negeri lagi," ungkapnya.

Dia menyebut Paryatin sempat pulang 2023 lalu untuk mendaftar PTSL. Perempuan itu sempat kembali merintis usaha kecil-kecilan bersama suaminya.

"Jualan nasi bungkus, minuman. Nggak lama, sekitar 7 bulanan. Usaha itu suaminya yang pegang. Di rumah buka pemancingan. Setahu saya, Paryatin kerja di Taiwan," ujar Didik.

Nama Dewi Astutik ternyata merupakan nama adiknya. Dia menduga nama itu digunakan gembong narkoba itu untuk kerja di Taiwan.

"Paryatin mungkin saja pakai nama adiknya Dewi Astutik waktu kerja di Taiwan. Nah saat itu Dewi Astutik kerja di Hong Kong. Tapi identitas palsu itu nggak dibikin di sini ya. Dia (waktu itu) sudah pindah desa," ujarnya.

Kondisi Ekonomi Tak Mencolok

Selama ini, kondisi ekonomi Dewi Astutik juga biasa saja. Namun, Dewi Astutik atau Paryatin dikenal royal kepada orang tuanya.

"Perekonomian biasa saja, tidak mencolok. Ke luar negeri, beli tanah punya saudara sekali. Tapi Paryatin itu royal sama orang tua. Orang tua minta apa dibelikan. Minta baju, minta perhiasan, dikasih," kata Didik.

Karena itu, warga di Desa Broto, terutama di Dusun Tenun sangat terkejut ketika mengetahui bahwa Paryatin yang dikenal sebagai Dewi Astutik terjerat kasus penyelundupan sabu 2 ton senilai Rp 5 triliun hingga menjadi buron Interpol dan BNN.

"Warga Broto kaget ternyata Paryatin seperti itu. Dia nggak tiap hari ke sini. Ke rumah saya pun biasa, waktu urus PTSL. Menjenguk orang tua sehari dua hari. Dia ke luar negeri, ketemu sama warga sini juga jarang," ujarnya.

Diketahui, Dewi Astutik alias PA (43), akhirnya ditangkap. Perempuan asal Ponorogo yang masuk daftar pencarian Interpol ini diciduk BNN bersama Interpol dan BAIS di Kamboja.

Namanya selama ini dikenal sebagai aktor penting penyelundupan 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun. Penangkapannya menutup pelarian panjang yang membawanya lintas negara sejak bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW).




(afn/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads