Dewi Astutik Sempat Dagang Keliling di Ponorogo sebelum Diburu Interpol

Dewi Astutik Sempat Dagang Keliling di Ponorogo sebelum Diburu Interpol

Charolin Pebrianti - detikJatim
Rabu, 03 Des 2025 18:45 WIB
Dewi Astutik Sempat Dagang Keliling di Ponorogo sebelum Diburu Interpol
Suasana di rumah Paryatin alias Dewi Astutik di Ponorogo, gembong narkoba buron interpol yang ditangkap BNN di Kamboja. (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Dewi Astutik yang bernama asli Paryatin, warga Dusun Tenun, Desa Broto, Kecamatan Slahung, Ponorogo sempat berdagang keliling sebelum berangkat ke Kamboja dan diduga terlibat jaringan narkoba internasional hingga menjadi buron Interpol. Keseharian Paryatin itu diungkap Kepala Dusun setempat.

Didik Harirawan, Kepala Dusun mengungkapkan bahwa Paryatin memang warga di desanya. Didik mengaku mengenal Paryatin cukup lama dan menyatakan bahwa perubahan fisik maupun aktivitasnya masih diingat oleh warga setempat.

"Dulunya ya Paryatin, wajah sama. Sekarang kan gemuk. Terakhir jenguk orang tua itu tahun 2023 waktu pembuatan PTSL," ujar Didik saat ditemui detikJatim, Rabu (3/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai pemegang wilayah Dukuh, Didik beberapa kali sempat bertemu langsung dengan Paryatin. Menurut Didik, keseharian Paryatin terlihat biasa saja sebelum berangkat bekerja ke Taiwan hingga Kamboja. Dia bahkan sebutkan bahwa Paryatin sempat berdagang keliling.

"Aktivitas biasa saja. Hari-hari jualan keliling di tontonan," katanya.

ADVERTISEMENT

Didik menceritakan, sebelum menikah sebenarnya Paryatin sudah pernah menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Menjadi TKI itu dilakoni oleh ibu dua anak itu setelah sempat berjualan keliling di acara-acara kampung.

"Sebelum nikah sudah TKI. Sampai dia nikah. Habis nikah jarak 2 tahun, dia ke luar negeri lagi," ungkapnya.

Pada 2023, di tahun yang sama ketika Paryatin sempat pulang ke dusun untuk mendaftar PTSL, perempuan itu sempat kembali merintis usaha kecil-kecilan bersama suaminya.

"Jualan nasi bungkus, minuman. Nggak lama, sekitar 7 bulanan. Usaha itu suaminya yang pegang. Di rumah buka pemancingan. Setahu saya, Paryatin kerja di Taiwan," ujar Didik.

Dia pun menceritakan lebih detail perjalanan Paryatin hingga terakhir kali ketemu dirinya. Didik mengatakan sebelum menikah Paryatin merantau ke Taiwan. Pada 2023 dia pulang, setelah itu sempat pergi ke luar pulau dan tidak lagi bekerja di luar negeri.

Soal dugaan penggunaan identitas adiknya, Dewi Astutik ketika Paryatin bekerja di luar negeri, Didik menilai hal itu mungkin saja dilakukan oleh Paryatin. Tapi dia sebutkan bahwa sang adik sebenarnya saat itu juga bekerja di luar negeri.

"Paryatin mungkin saja pakai nama adiknya Dewi Astutik waktu kerja di Taiwan. Nah saat itu Dewi Astutik kerja di Hong Kong. Tapi identitas palsu itu nggak dibikin di sini ya. Dia (waktu itu) sudah pindah desa," ujarnya.

Didik juga menceritakan kondisi ekonomi keluarga Paryatin. Menurutnya, tidak ada yang mencolok. Biasa saja. Pernah sekali Paryatin yang bekerja di luar negeri membeli tanah milik saudaranya.

"Perekonomian biasa saja, tidak mencolok. Ke luar negeri, beli tanah punya saudara sekali. Tapi Paryatin itu royal sama orang tua. Orang tua minta apa dibelikan. Minta baju, minta perhiasan, dikasih," kata Didik.

Didik mengatakan warga di Desa Broto, terutama di Dusun Tenun sangat terkejut ketika mengetahui bahwa Paryatin yang dikenal sebagai Dewi Astutik terjerat kasus penyelundupan sabu 2 ton senilai Rp 5 triliun hingga menjadi buron Interpol dan BNN.

"Warga Broto kaget ternyata Paryatin seperti itu. Dia nggak tiap hari ke sini. Ke rumah saya pun biasa, waktu urus PTSL. Menjenguk orang tua sehari dua hari. Dia ke luar negeri, ketemu sama warga sini juga jarang," ujarnya.

Sebelumnya, buronan kelas kakap jaringan narkoba internasional, Dewi Astutik alias PA (43), akhirnya ditangkap. Perempuan asal Ponorogo yang masuk daftar pencarian Interpol ini diciduk BNN bersama Interpol dan BAIS di Kamboja.

Namanya selama ini dikenal sebagai aktor penting penyelundupan 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun. Penangkapannya menutup pelarian panjang yang membawanya lintas negara sejak bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW).




(dpe/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads