Tragis Pria di Wirobrajan Tewas Dikeroyok Buntut Tak Mampu Bayar Kos

Round-Up

Tragis Pria di Wirobrajan Tewas Dikeroyok Buntut Tak Mampu Bayar Kos

Tim detikJogja - detikJogja
Kamis, 04 Des 2025 07:00 WIB
Tragis Pria di Wirobrajan Tewas Dikeroyok Buntut Tak Mampu Bayar Kos
4 tersangka pembunuhan pria di Wirobrajan dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolresta Jogja, Rabu (3/12/2025). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Polisi membongkar kasus pengeroyokan yang menewaskan pria inisial NP (25) di Wirobrajan Jogja. Ternyata NP dikeroyok hingga tewas buntut panjang usai tak mampu membayar kos.

Diketahui NP ditemukan di teras rumah di Wirobrajan pada Senin (1/12) pagi. NP tewas dengan kondisi penuh luka.

Kasat Reskrim Polresta Jogja, Kompol Riski Adrian, memaparkan keempat tersangka pengeroyokan yakni GS (23), ST (24), RM (23), dan RZ (18). Para pelaku sebenarnya teman bermain korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adrian menyebut kasus ini berawal dari ketidakmampuan korban dan ibunya membayar kos di rumah orang tua salah satu tersangka inisial ST. Korban dan ibunya sebenarnya sudah pindah sejak setahun lalu.

"Jadi sebenarnya, korban sama ibunya itu, mohon maaf ya, memang ekonominya (kurang mampu), dia itu pindah-pindah kos. Jadi 1 tahun yang lalu, karena tidak sanggup membayar lagi, akhirnya yang punya kos-kosan ini minta solusi lah sama Pak RT, Pak RW," papar Adrian dalam jumpa pers di Mapolresta Jogja, Rabu (3/12/2025).

ADVERTISEMENT

Dari musyawarah itu disepakati jika korban dan ibunya diharuskan pergi dari rumah kos milik orang tua ST. Ibu korban akhirnya tinggal di panti sosial, sedangkan korban ditampung di rumah Kirdiyono yang kelak menjadi tempat penemuan mayat korban.

Penampakan teras rumah di Ketanggungan, Wirobrajan, Kota Jogja, TKP tempat penemuan mayat pagi tadi, Senin (1/12/2025).Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

Perkara Tak Bisa Ambil Barang Kos

Adrian menjelaskan masalah terjadi usai korban pindah. Karena ketidak mampuannya, korban tak bisa mengambil barang-barangnya di kos ST.

Karena itulah ST merasa kesal karena sudah setahun pindah namun barang korban masih memenuhi rumah kosnya.

"Itu 1 tahun yang lalu. Namun mungkin karena kembali lagi ke masalah biaya, barang-barang mereka ini masih di kos-kosannya di kos ST. Jadi setiap ketemu, 'Eh, pindahin barangmu' (dijawab korban) 'ya nanti,' terus gitu," papar Adrian.

Korban Dicari hingga Dikeroyok

ST yang menyimpan dendam kemudian mencari korban bersama tersangka lainnya GS pada 30 November. Keduanya sempat mencari ke rumah Kridiyono namun tak menemukan korban.

4 terduga pelaku pembunuhan pria di Wirobrajan dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolresta Jogja, Rabu (3/12/2025).Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

Ternyata, pada malamnya, GS dan ST secara tidak sengaja bertemu korban di Pasar Klitikan Pekuncen. Di sanalah akhirnya dua tersangka melakukan penganiayaan terhadap korban hingga tak sadarkan diri.

"Di situ (klitikan) akhirnya terjadi penganiayaan dan korban ini sempat pingsan, akhirnya di situ diusir sama masyarakat. Akhirnya dua orang tersangka ini membawa korban ke Jalan Sudagaran (Wirobrajan)," urai Adrian.

Pelaku Tuduh Korban Mencuri

GS dan ST kemudian membawa korban yang tak sadarkan diri itu ke sebuah tempat di jalan Sudagaran Wirobrajan tempat teman-temannya berkumpul.

Kepada teman-temannya, GS dan ST memfitnah korban dengan mengatakan korban mencuri di Pasar Klithikan. Karena itu akhirnya dua tersangka lain yakni RM dan RZ ikut menganiaya korban.

"Kan dibawa nih sama dua orang pelaku ini, ST sama GS. Di sana (Sudagaran) kan sudah ada orang, orang-orang pun nanya, 'Ini kenapa ini?' (dijawab dua tersangka) 'Ini dia nyuri topi di Pasar Klithikan', jadi yang lain ikut (menganiaya)," papar Adrian.

"Setelah lakukan pemukulan seperti itu karena tidak sadarkan diri lagi, akhirnya dua orang tersangka plus dua orang lagi kawannya yang ikut, mengantarkan korban ke rumah pelapor," sambungnya.

Hingga pada akhirnya, pemilik rumah, Kirdiyono menemukan korban sudah tak sadarkan diri bersimbah darah di teras rumahnya. Ia kemudian melaporkan kejadian ini ke kepolisian.

Tewas dengan Penuh Luka

Adrian menyebut berdasarkan hasil visum sementara korban masih hidup saat dibawa ke Wirobrajan. Korban tewas akibat pendarahan.

"Luka itu hampir seluruh tubuh. Namun yang menyebabkan meninggal dunia itu di pendarahan di atas ya, tengkorak, kepala atas sama yang sebelah kiri," paparnya.

Tim juga menemukan pendarahan dalam di leher hingga ginjal korban. Satu luka lagi ditemukan di jempol kaki kanan korban.

"Habis itu ada rembesan darah di dada, habis itu di ginjal kiri kanan, baik itu di dalam dan di luar itu hancur. Makanya menurut keterangan dari dokter, mungkin di waktu sudah terjatuh (korban) diinjak-injak," urainya.

Luka itu diduga berasal dari proses tersangka saat membawa korban ke rumah pelapor.

"Kuku jempol sebelah kanan itu habis. Jadi rupanya, waktu dibawa dari TKP kedua, motor ini dinaiki oleh 3 orang. Otomatis yang nggak sadar ini si korban ini kan kakinya (terseret)," lanjutnya.

Halaman 3 dari 2
(afn/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads