Sarno, suami Dewi Astutik atau Paryatin (43), kaget istrinya ternyata menjadi bandar sabu seberat 2 ton dengan nilai Rp 5 triliun. Ia mengaku terkejut saat melihat wajah istrinya beredar di media.
Pasalnya, pihak keluarga tidak pernah menyangka, perempuan yang selama ini dikenal suka bekerja keras itu terseret kasus besar. Apalagi, Dewi disebut sebagai rekrutor jaringan narkoba Asia-Afrika.
"Keluarga syok, tidak mengira, katanya ya baik-baik kerjanya," tuturnya dilansir detikJatim, Kamis (4/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sarno melanjutkan, sang istri rutin mengirim uang untuk kebutuhan anak mereka. Meski jumlahnya tidak besar, uang dari Dewi Astutik cukup untuk kebutuhan harian maupun jajan buah hati mereka.
"Selama kerja kirim uang buat anak, jajan anak gitu aja," ungkapnya.
Ia mengingat, sebelum Ramadan 2024, Dewi alias Paryatin sempat pamit kepadanya hendak pergi kepada majikan lamanya yang berlokasi di Taiwan. Tidak ada penjelasan lebih lanjut dari Dewi.
"Sebelum puasa tahun 2024, pamitnya ke rumah bosnya yang dulu di Taiwan," katanya.
"Ya pamitnya kayak gitu, aku nggak tahu sama sekali. Katanya ke rumah majikan yang dulu," imbuhnya.
Setelah keberangkatan, Sarno berujar dirinya tidak lagi mengetahui keberadaan sang istri. Komunikasi hanya terjadi sesekali, itu pun sangat terbatas.
"Waktu awal-awal berangkat dulu, ngomongin tanya kabar anak. Meneleponnya sebulan sekali," tambahnya.
Sarno mengaku kaget sekaligus pasrah ketika melihat tangkapan layar foto Paryatin di media terkait dugaan jaringan narkoba.
"Di media ada fotonya, saya syok dan kaget. Tapi saya pasrah. Di rumah saja susah didiknya. Tapi ya gimana," ujarnya.
Ia juga menegaskan tidak mengetahui apa pun terkait dugaan keterlibatan istrinya dalam jaringan narkoba.
"Soal gembong narkoba? Saya tidak tahu, soal sepak terjangnya nggak tahu saya," jelasnya.
Sebelumnya, buronan kelas kakap jaringan narkoba internasional, Dewi Astutik alias PA (43), akhirnya ditangkap. Perempuan asal Ponorogo yang masuk daftar pencarian Interpol ini diciduk BNN bersama Interpol dan BAIS di Kamboja.
Namanya selama ini dikenal sebagai aktor penting penyelundupan 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun. Penangkapannya menutup pelarian panjang yang membawanya lintas negara sejak bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW).
(apu/apl)












































Komentar Terbanyak
Daerahnya Dilanda Bencana, DPRD Padang Pariaman Malah Kunker ke Sleman
Alasan DPRD Padang Pariaman Tetap Kunker ke Sleman Saat Dilanda Bencana
Inara Rusli Akhirnya Buka Suara soal Isu Perselingkuhan, Akui Nikah Siri