Uji Coba Embarkasi Haji di YIA Digelar 13 Desember 2025

Uji Coba Embarkasi Haji di YIA Digelar 13 Desember 2025

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Rabu, 26 Nov 2025 16:43 WIB
Komisi VIII DPR RI saat mengecek hotel lokasi Embarkasi haji di Kulon Progo, Rabu (26/11/2025).
Komisi VIII DPR RI saat mengecek hotel lokasi Embarkasi haji di Kulon Progo, Rabu (26/11/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Kulon Progo -

Kementerian Haji dan Umrah bakal menggelar uji coba embarkasi haji di Yogyakarta International Airport (YIA) pada 13 Desember 2025 mendatang. Simulasi ini bakal melibatkan satu kloter jemaah untuk memastikan kelancaran seluruh alur, mulai dari kedatangan di hotel hingga keberangkatan dari YIA.

Penentuan tanggal simulasi ini disampaikan oleh Tenaga Ahli Kementerian Haji dan Umroh, Abdul Rahman Syahputra Batubara. Abdul hadir untuk mendampingi kunjungan kerja (kunker) Komisi VIII DPR RI yang meninjau persiapan embarkasi baru tersebut di Kulon Progo, Rabu (26/11/2025).

"Di tanggal 13 Desember akan dilakukan simulasi langsung dengan menghadirkan satu kloter jemaah. Akan dibuat bagaimana flow, bagaimana jalurnya jemaah datang sampai jemaah berangkat," ujar Abdul saat ditemui wartawan di lokasi, sore ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abdul menerangkan simulasi ini akan fokus pada pengujian prosedur pemeriksaan koper melalui X-Ray, pengecekan istitha'ah kesehatan terakhir oleh Badan Karantina Kesehatan, dan alur naik bus menuju Bandara YIA.

ADVERTISEMENT

"Dalam simulasi nanti ada prosedur koper jemaah diperiksa dari X-Ray, kemudian bagaimana jemaah akan di cek istitha'ah kesehatan terakhir oleh tim Badan Karantina Kesehatan, dan bagaimana jemaah naik bus dan sampai ke bandara di Yogyakarta International," terangnya.

Abdul menyatakan hotel yang dilibatkan dalam embarkasi haji ini yaitu Novotel dan Ibis. Pihaknya juga meminta Standar Operasional Prosedur (SOP) alur jemaah dan petugas ditingkatkan.

"Untuk hotel saya kira sudah cukup bagus ya, karena fasilitasnya hotel pasti punya standar tinggi ya. Jadi, saya kira sudah cukup bagus. Yang perlu dipikirkan tentang SOP flow jemaah dari kedatangan sampai keberangkatan, kemudian flow petugas," ucapnya.

"Petugas kita akan hilir mudik dan poskonya ada di sini ke bandara, belum lagi ketika ada penanganan khusus jemaah haji yang rekomendasi kesehatannya misalnya harus dirujuk, gitu. Jadi, akan hilir mudik petugas ini yang harus dipikirkan jalurnya, gitu, lewat mana, apakah cuma ada satu pintu atau seperti apa, gitu. Itu harus dipikirkan oleh Novotel dan itu akan kita simulasikan di tanggal 13 Desember," imbuhnya.

Catatan dari DPR

Sementara itu Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ansory Siregar, menilai secara umum persiapan sudah cukup. Namun, dia menekankan agar pelayanan maksimal karena ini adalah tantangan pertama bagi Embarkasi Jogja dengan konsep hotel.

"Kita Komisi VIII DPR RI datang ke sini untuk meninjau persiapan daripada embarkasi ini agar nanti pelayanan kepada jemaah maksimal," ujar Ansory.

Ansory juga menyoroti persiapan Angkasa Pura dan Imigrasi di YIA serta menegaskan pentingnya keberlanjutan proses istitha'ah kesehatan sebagai syarat pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).

Anggota Komisi VIII DPR RI, Ina Ammania, menyampaikan beberapa catatan yang perlu jadi perhatian dalam pelaksanaan Embarkasi haji ini. Pertama yaitu perlunya sosialisasi intensitas kepada jamaah karena tidak semua jamaah pernah menginap di hotel.

"Mengingat banyak jemaah belum pernah menginap di hotel, perlu ada sosialisasi intensif dari Kementerian Agama mengenai tata cara penggunaan fasilitas seperti keran, kloset, dan air panas, agar tidak terjadi masalah," ujar Ina.

Ina mengatakan jemaah juga perlu diberikan penyuluhan ketat, baik saat embarkasi maupun debarkasi, untuk tidak membawa barang terlarang seperti rice cooker atau perlengkapan masak. Hal ini termasuk larangan membawa air zam-zam di koper saat kepulangan, demi kelancaran proses Bea Cukai.

Masalah paling krusial yang disoroti Komisi VIII adalah keterbatasan lahan parkir. Dia menyebut karena berbasis hotel, fasilitas parkir tidak didesain untuk menampung banyak kendaraan pengantar.

"Parkirnya terbatas, sehingga jemaah yang diantar beberapa keluarganya ini harus disiapkan ruang terbuka untuk valet sehingga tidak mengganggu masyarakat yang ada di Jogja ini," ucapnya.

Halaman 3 dari 2
(ams/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads