- Terumbu Karang Itu Hewan atau Tanaman?
- Fakta Menarik tentang Terumbu Karang 1. Terumbu Karang Adalah Hewan yang Seperti Tanaman 2. Terumbu Karang Tersusun dari Ribuan Hewan Mini 3. Karang Bekerja Sama dengan Alga 4. Karang Bisa Memutih tetapi Tidak Selalu Mati 5. Membentuk Kerangka Kapur Layaknya Batu 6. Terumbu Karang Adalah 'Hutan Hujan Laut' 7. Terumbu Karang Bisa Mati karena Aktivitas Manusia 8. Bertahan Sejak Zaman Purba
Banyak orang masih bingung ketika melihat terumbu karang, warnanya cerah, bentuknya mirip tanaman, dan diam menempel di dasar laut. Tidak heran kalau banyak yang menganggapnya tumbuhan atau bahkan batu laut. Padahal, di balik bentuknya yang 'kalem', terumbu karang menyimpan fakta ilmiah yang jauh lebih menarik.
Kalau dicermati lebih dalam, terumbu karang ternyata hidup, makan, dan berkembang biak layaknya hewan. Karang memiliki mulut, tentakel, sistem pencernaan, hingga fase larva yang bisa berenang bebas. Mereka juga hidup berdampingan dengan alga zooxanthellae, hubungan yang sering bikin orang salah paham. Di balik koloni besar yang terlihat diam, ada ribuan hewan kecil yang bekerja dan tumbuh bersama.
Semakin penasaran dengan terumbu karang, detikers? Di bawah ini kamu bisa menemukan jawaban lengkapnya, apakah karang hewan atau tanaman, lengkap dengan bukti ilmiah mengapa karang dikategorikan sebagai hewan. Yuk simak penjelasan lengkapnya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Poin utamanya:
- Terumbu karang adalah hewan, bukan tanaman maupun batu, karena memiliki mulut, tentakel, sistem pencernaan, dan tidak bisa membuat makanan sendiri.
- Karang hidup bersama alga zooxanthellae, yang membuatnya tampak seperti tanaman karena warna cerah dan proses fotosintesis yang terjadi di dalam tubuhnya.
- Ekosistem terumbu karang sangat kompleks, terbentuk dari ribuan polip kecil dan menjadi rumah bagi berbagai spesies laut. Itulah sebabnya karang disebut hutan hujan laut.
Terumbu Karang Itu Hewan atau Tanaman?
Banyak orang mengira terumbu karang adalah tanaman atau bahkan batu karena bentuknya mirip tumbuhan laut dan menempel di dasar laut tanpa bergerak. Namun dikutip dari publikasi World Wide Fund for Nature (WWF) oleh Jorge CortΓ©s, terumbu karang sebenarnya adalah hewan. Mereka termasuk kelompok cnidaria, sama seperti ubur-ubur dan anemon laut. Hewan-hewan ini punya mulut, tentakel, dan tubuh yang tersusun dari dua lapisan jaringan sederhana.
Menurut penjelasan WWF, alasan terumbu karang sering disalahpahami sebagai tanaman adalah karena mereka hidup berdampingan dengan alga bernama zooxanthellae. Alga ini tinggal di dalam jaringan tubuh karang, melakukan fotosintesis seperti tanaman, lalu menghasilkan makanan dan oksigen yang membantu karang bertahan hidup. Karena hubungan erat inilah, terumbu karang bertindak seperti tanaman, padahal tubuh utamanya tetap hewan.
Dijelaskan juga dalam materi edukasi Marine Sanctuary, terumbu karang memenuhi semua ciri hewan. Mereka tidak bisa membuat makanan sendiri, mereka makan organisme kecil di air, punya sistem pencernaan, berkembang biak, dan bergerak bebas saat masih sangat kecil (fase larva). Oleh karena itu, meskipun tampak seperti tanaman atau batu, secara ilmiah terumbu karang 100% dikategorikan sebagai hewan.
Kesimpulannya, berdasarkan informasi WWF dan penjelasan ilmiah dari Marine Sanctuary, terumbu karang adalah hewan, tetapi hidup sangat dekat dengan alga sehingga sering salah dikenali. Jadi, kalau melihat karang berwarna-warni di laut, ingatlah bahwa itu bukan tanaman laut, melainkan koloni ribuan hewan kecil yang tinggal bersama seperti satu komunitas besar.
Fakta Menarik tentang Terumbu Karang
Setelah mengetahui bahwa terumbu karang sebenarnya adalah hewan, kamu mungkin bertanya-tanya apa saja fakta menarik lain tentang makhluk laut unik ini. Informasi dari NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) serta publikasi WWF menunjukkan bahwa terumbu karang jauh lebih kompleks dibanding yang terlihat. Apa saja keunikannya?
1. Terumbu Karang Adalah Hewan yang Seperti Tanaman
Menurut NOAA, terumbu karang adalah hewan sesil, artinya mereka menempel permanen di dasar laut. Ini membuat banyak orang salah mengira mereka sebagai tanaman. Namun, mereka adalah hewan sejati karena tidak bisa membuat makanan sendiri dan harus menangkap mangsa kecil menggunakan tentakel di sekitar mulutnya.
Cara hidupnya mirip tanaman karena tidak bergerak dan terlihat seperti 'tumbuh', tapi seluruh aktivitas makannya berlangsung seperti hewan: menangkap, mencerna, dan menghasilkan limbah. Ini membuat terumbu karang menjadi salah satu hewan paling unik yang pernah ada.
2. Terumbu Karang Tersusun dari Ribuan Hewan Mini
Kembali dikutip dari NOAA, struktur yang kita sebut 'karang' sebenarnya adalah koloni besar polip. Apa itu polip? Ini adalah hewan kecil selembut agar-agar, berukuran setipis koin. Setiap polip membuat rumah dari kalsium karbonat (kapur/karang keras), dan ketika ribuan polip bergabung, terbentuklah terumbu karang besar yang menakjubkan.
Selanjutnya, polip akan terus tumbuh, mati, lalu membangun lapisan baru. Oleh sebab itu, terumbu karang dapat bertahan hidup sangat lama, bahkan ratusan hingga ribuan tahun.
3. Karang Bekerja Sama dengan Alga
WWF menjelaskan bahwa sebagian besar karang memiliki "partner tetap" bernama zooxanthellae, yaitu alga mikroskopis yang tinggal di jaringan karang. Hubungan ini saling menguntungkan karena alga menggunakan limbah karang untuk fotosintesis. Sementara itu, hasil fotosintesis berupa oksigen dan makanan dikirim kembali ke karang.
Oleh karena itulah warna karang terlihat cerah karena berasal dari pigmen zooxanthellae. Menurut NOOA, Hubungan simbiosis ini sudah berlangsung lebih dari 25 juta tahun.
4. Karang Bisa Memutih tetapi Tidak Selalu Mati
Ketika stres, misalnya karena suhu laut naik, terlalu banyak cahaya, atau perubahan nutrisi, karang akan mengusir alga zooxanthellae dari tubuhnya. Hal ini membuat karang berubah menjadi putih dan disebut bleaching.
Meski tampak seperti mati, karang sebenarnya masih hidup. Namun, mereka menjadi sangat lemah dan rentan penyakit. Jika kondisi laut kembali normal, zooxanthellae dapat kembali masuk dan karang bisa pulih. Tapi jika stres berlangsung lama, barulah karang bisa mati sepenuhnya.
5. Membentuk Kerangka Kapur Layaknya Batu
Dikutip dari publikasi WWF, karang menghasilkan kerangka keras dari kalsium karbonat. Kerangka ini terus menumpuk selama ribuan tahun dan berubah menjadi struktur besar yang bisa ditemukan dalam bentuk fosil.
Inilah alasan banyak orang salah mengira karang adalah batu. Pada kenyataannya, batuan tersebut hanyalah 'rumah' kapur yang dibangun oleh hewan-hewan kecil bernama polip.
6. Terumbu Karang Adalah 'Hutan Hujan Laut'
NOAA menyebut terumbu karang sebagai Rainforests of the Sea atau hutan hujan laut karena memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di lautan. Terumbu karang menyediakan tempat tinggal, tempat mencari makan, dan tempat berkembang biak bagi ribuan spesies ikan, udang, lobster, rumput laut, hingga hewan-hewan kecil lainnya.
Bahkan beberapa spesies yang bernilai ekonomi seperti lobster dan kerang merah bergantung pada ekosistem ini, kata WWF. Karena kaya manfaat, terumbu karang juga menjadi aset wisata dan penelitian obat-obatan.
7. Terumbu Karang Bisa Mati karena Aktivitas Manusia
WWF menegaskan bahwa ancaman terbesar bagi terumbu karang bukan hanya fenomena alami seperti El NiΓ±o, tetapi juga sedimentasi, polusi, penebangan hutan, dan kerusakan pesisir. Sedimen yang masuk ke laut bisa menutup karang hingga mereka sulit bernapas dan akhirnya mati. Karena proses pemulihan karang sangat lambat, tekanan dari manusia bisa membuat mereka tidak sempat pulih dan akhirnya hilang selamanya.
8. Bertahan Sejak Zaman Purba
Menurut WWF, ekosistem karang sudah ada sejak jutaan tahun lalu dan pernah dibangun oleh organisme berbeda pada masa prasejarah, termasuk bivalvia dan alga. Karang modern adalah pembangun terumbu utama pada era kita sekarang. Struktur terumbu hidup bisa bertahan ribuan tahun, dan fosilnya dapat berumur jutaan tahun. Ini membuat karang menjadi saksi sejarah alami di laut.
Semakin kita memahami terumbu karang, semakin terasa betapa luar biasanya makhluk ini dalam menjaga kehidupan laut. Yuk kenali lebih banyak tentang mereka dan ikut menjaga ekosistem yang rapuh namun penting ini. Semoga bermanfaat!
(par/apl)












































Komentar Terbanyak
Underpass Kentungan Banjir, Ternyata Ini Biangnya
Bos Pajak soal Fatwa MUI Pajak Berkeadilan: PBB Kan Diserahkan ke Daerah
Roy Suryo Cs Kena Wajib Lapor-Dicekal ke LN Buntut Tuduh Ijazah Jokowi Palsu