Sejumlah warga Gaza tiba misterius di Afrika Selatan (Afsel) pekan lalu. Mereka mengaku membayar USD 2000 atau Rp 33,5 juta per kursi untuk meninggalkan Palestina yang dilanda perang.
Dilansir detikNews, Selasa (18/11/2025), penerbangan itu konon dikelola organisasi yang menawarkan jalan keluar dari Jalur Gaza yang hancur akibat perang antara Israel dan Hamas. Pada Kamis (13/11) pekan lalu, pesawat carteran yang mengangkut 153 warga Gaza itu mendarat di Johannesburg.
Warga Gaza ini sempat tertahan 2 jam di dalam pesawat gegara tak punya kelengkapan dokumen resmi untuk masuk ke wilayah Afsel. Dilansir Reuters, Otoritas Afsel menduga penerbangan ini merupakan upaya untuk mengusir warga Palestina dari Jalur Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Info dari Iklan Online
Dua warga Palestina yang diwawancara Reuters mengatakan, mereka awalnya melihat iklan online dari organisasi bernama Al-Majd Europe yang menawarkan kesempatan meninggalkan Jalur Gaza. Mereka mendaftar sekitar enam bulan lalu.
Penawaran ini hanya terbuka bagi keluarga dan para pemohon wajib memiliki paspor. Reuters pun mencoba menghubungi organisasi itu tapi tak mendapatkan respons.
Menurut penuturan dua warga Palestina tersebut, mereka menerima pesan dari Al-Majd Europe via WhatsApp yang menginformasikan jika izin keamanan sudah terbit.
Akhirnya mereka dan warga Palestina lainnya meninggalkan Jalur Gaza menumpang bus dan melewati perlintasan perbatasan Kerem Shalom yang dikontrol Israel. Lalu mereka terbang ke Afsel dari Bandara Ramon dan tiba pada 13 November lalu.
Dari 153 warga Gaza yang mendarat di Afsel, 130 orang di antaranya diproses masuk ke negara itu dengan visa 90 hari. Sedangkan 23 orang lainnya melanjutkan penerbangan ke tujuan akhir mereka.
Afrika Selatan Usut Kedatangan Misterius Warga Gaza
Menteri Luar Negeri (Menlu) Afsel Ronald Lamola mengatakan pihaknya sedang mengusut hal yang dia sebut sebagai keadaan mencurigakan dari kedatangan pesawat yang membawa banyak warga Gaza itu.
"Tampaknya ini merupakan agenda yang lebih luas untuk mengusir warga Palestina dari wilayah Palestina," sebut Lamola dalam sebuah jumpa pers.
Badan militer Israel yang mengawasi urusan sipil di Gaza, COGAT, mengatakan warga Gaza itu pergi usai menerima persetujuan dari tiga negara, yang tidak disebutkan namanya, untuk menerima mereka. Para warga Gaza itu disebut memiliki visa yang sah.
COGAT mengklaim persyaratan keberangkatan mereka mencakup "dokumen yang mengonfirmasi otorisasi untuk mendarat di Afrika Selatan".
Namun, Lamola mengatakan sebaliknya. "Pada tahap ini, informasi yang kami miliki adalah bahwa mereka tidak memiliki persetujuan dan izin yang diperlukan," tegasnya.
(ams/dil)












































Komentar Terbanyak
Penjelasan Gus Elham soal Viral Video Cium Anak di Panggung
Polemik Dosen UGM Minta Naik Pangkat Berujung Dibebastugaskan
Geruduk Kantor PSSI, Ultras Garuda: Erick Thohir Out!