Tawuran pelajar terjadi di kawasan Stadion Mandala Krida, Kota Jogja, di mana videonya viral di media sosial. Ada satu pelajar yang sempat dipukuli massa.
Dirangkum detikJogja, berikut fakta-faktanya:
1. Gerombolan Pemotor Berhenti di Tengah Jalan
Dalam video yang diunggah di Instagram @merapi_uncover, terlihat beberapa orang mengendarai sepeda motor berhenti di tengah jalan. Gerombolan itu turun dari motornya dan seperti hendak mendatangi orang lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak terlihat jelas apakah gerombolan itu mengenakan seragam sekolah. Namun, beberapa orang di antaranya terlihat mengenakan celana abu-abu khas seragam SMA.
"Sore ini sekitar pukul 15:15 terlihat ada 'rame rame' oleh beberapa remaja di dekat mandala krida Yogyakarta hati hati bagi dulur dulur yang akan melintas lokasi tersebut," tulis keterangan dalam unggahan itu dilihat detikJogja, Jumat (14/11/2025).
Kemudian dalam video lainnya yang juga diunggah di akun @merapi_uncover, ada satu anak yang dikerumuni warga di tepi jalan.
2. Polisi Benarkan Ada Pelajar Dipukuli Massa
Kasi Humas Polresta Jogja, Iptu Gandung Harjunadi, saat dimintai konfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Ia juga mengonfirmasi soal adanya pelajar yang dipukuli.
"Piket fungsi cek TKP terkait berita di @merapi_uncover. Kronologi, salah satu SMA wilayah Sleman gabung dengan SMK di Jogja menyerang di SMA Piri," ungkapnya.
Gandung mengatakan, ada salah satu pelajar dari kelompok penyerang yang tertinggal rombongannya saat hendak meninggalkan lokasi. Satu pelajar itulah yang terlihat sedang dikerumuni warga.
"Salah satu pelajar dari SMA Sleman ada yang tertinggal kemudian dipukuli massa. (Pelajar itu) telah diamankan di Polsek GK (Gondokusuman)," kata Gandung.
"Terkait berita di Instagram Merapi Uncover merupakan teman-teman dari salah satu pelajar yang diamankan bermaksud menjemput temannya yang tertinggal tadi," pungkasnya.
Lokasi kejadian tawuran di dekat Stadion Mandala Krida, Jumat (14/11/2025). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja |
3. Cerita Warga
Salah satu warga, Dewi, yang menyaksikan tawuran itu bercerita kejadian berawal sekitar pukul 3-4 sore. Saat itu, segerombolan pelajar bersepeda motor datang dari arah selatan.
"Dari situ (selatan) ke sini, ada 20 motor lebih lah. Turun di sini (perempatan SMA Piri) terus itu muter-muter ikat pinggang itu lho," tuturnya.
Gerombolan pelajar itu, kata Dewi, kemudian lari ke utara. Baku hantam antarpelajar pun tak terhindarkan. Menurutnya, ada satu pelajar yang terjatuh dan menjadi bulan-bulanan kelompok pelajar lainnya.
"Ada satu itu yang jatuh, terus dipukuli (kelompok pelajar lain), bonyok itu. Terus diamankan warga sekitar sini, terus polisi datang," ungkapnya.
Dewi melanjutkan, tawuran pelajar di kawasan Mandala Krida memang sering terjadi, bahkan sudah sejak dulu. Karena itu, setiap jam pulang sekolah, selalu ada polisi yang berpatroli.
"Sering sini, dari dulu, dari zaman saya sekolah. Biasanya ada polisi di sini, mobilnya parkir sini, tapi tadi pas nggak ada, kecolongan," papar Dewi.
Kasi Humas Polresta Jogja Iptu Gandung Harjunadi mengatakan kejadian tawuran sore tadi memang bukan yang pertama terjadi di tempat itu.
"Yo ndak sering amat, cuma pernah juga terjadi tapi di situ sudah lama (tidak terjadi tawuran)," jelas Gandung.
Gandung juga membenarkan jika anggota kepolisian memang rutin setiap jam pulang sekolah melakukan patroli dan berhenti di titik-titik yang dianggap rawan terjadi tawuran.
"Polisi patroli terus, berhenti di tiap-tiap jalan yang rawan (terjadi tawuran), tapi ya namanya anak-anak, petugasnya pas (patroli) di tempat lain kebetulan ada anak-anak yang niat mau tawuran," terangnya.
Terkait satu siswa yang diamankan polisi dari kejadian sore tadi, kata Gandung, sedang dipanggil orang tuanya untuk kemudian dilakukan pembinaan.
"Iya memanggil orang tua ke Polsek (Gondokusuman), untuk diberikan pembinaan," ujar Gandung.
(apu/apu)













































Komentar Terbanyak
Penjelasan Gus Elham soal Viral Video Cium Anak di Panggung
Museum Soeharto Gelar Doa Bersama Jelang Pengumuman Gelar Pahlawan
Kisah Cinta Berdarah Sultan HB V dan Kanjeng Mas Hemawati di Keraton Jogja