Tren retro atau tren budaya populer masa lalu akhir-akhir ini mulai diminati Generasi Z (Gen Z). Salah satunya kaset, compact disc (CD), dan vinyl yang mulai diburu Gen Z.
Di tengah gempuran DSP (Digital Music Provider) masa kini seperti Spotify hingga ITunes ternyata tak menurunkan minat beberapa orang terhadap rilisan fisik. Buktinya, kaset, CD, hingga vinyl masih banyak dijual di pasaran.
Meski penjualannya tak semasif di masa lalu, rilisan fisik tersebut ternyata tak sepi peminat di masa kini. Hal ini diungkapkan Hari Pede, warga Gamping, Sleman yang tergabung di komunitas Jogja Record Store Club (JRSC).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdiri sejak 2015, Jogja Record Store Club memiliki puluhan anggota dan koleksi rilisan fisik mencapai ratusan. Beberapa di antaranya untuk koleksi pribadi, dan beberapa didistribusikan ke pembeli.
"Spesialisasi kita ada yang ngumpulin kaset jadul ada yang beberapa jadi distributor band sekarang kan pada punya kaset, CD, vinyl dan dia dipublishing sendiri atau diedarkan sendiri, nah kita jadi distributornya pada customer," ujar Hari kepada detikJogja di Pakuncen, Wirobrajan, Kota Jogja, Sabtu (18/10/2025).
"Ada beberapa band ada Banda Neira, Barasuara, Feast, Hindia, Lomba Sihir, dan lain-lain. Yang lain (genre) pasti ada, tapi yang sering berproduksi band-bandnya itu aja kan, jadinya banyakan itu. Tapi banyak juga sih sekarang, ada dari Aquarius itu buat vinyl juga kayak dari Chrisye, Dewa 19 dirilis ulang lagi. Kalau Musica itu ada D'masiv, Peterpan, gitu. Itu seperti di-remaster atau direkam ulang," urainya.
Meski terkesan jadul, Hari mengatakan rilisan fisik tersebut masih banyak peminat. Bahkan, banyak pembelinya dari kalangan anak muda.
"Peminatnya sekarang mulai Gen Z sih, tapi Gen Z sepengetahuanku buat koleksi sih, jarang buat disetel. Kalau peminatnya meningkat sih tapi nggak signifikan. Tapi kalau dari segi umur mulai merambah ke anak remaja Gen Z gitu. Anak SMA awal-awal udah mulai banyak yang koleksi," katanya.
Hari turut menjelaskan, rilisan fisik yang dijual beragam harganya. Untuk kaset dibanderol dari Rp 50 ribu, sementara vinyl dimulai dari Rp 500 ribu. Namun, untuk rilisan fisik bertanda tangan musisi harganya bisa tiga kali lipat.
"Itu semua dijual, kalau vinyl itu berkisar Rp 500 ribuan, tergantung ukurannya beragam. Kaset itu juga ada harga jual mulai dari Rp 50 ribuan," tuturnya.
"Kaset itu masih banyak yang minat malah Gen Z itu, tapi nggak bisa nyetelnya. Biasanya cuma koleksi aja. Mereka punya tapi dengerinnya lewat Spotify atau Itunes," jelasnya.
Potret kaset, CD, dan vinyl berjejeran di salah satu lapak Jogja Record Store Club di daerah Pakuncen, Wirobrajan, Kota Jogja, Sabtu (18/10/2025). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja |
Sebagai peminat rilisan fisik, Hari turut bercerita alasan kebanyakan orang tetap memburu kaset hingga CD. Sebab, barang-barang tersebut bisa menjadi milestone bagi penggemar dan tak lekang oleh waktu.
"Alasannya beberapa musisi banyak menarik di DSP (Digital Music Provider) karena ada satu dan lain hal, kita bisa mendengarkan di DSP yang satu nggak semua orang punya. Kemudian kita mau dengerin via apa ya via kaset atau vinyl. Kemudian ini juga jadi barang milestone mereka, sebagai bukti kalau punya kenang-kenangan buat anak cucu," ujarnya.
"Kita nggak tahu ke depannya DSP itu seperti apa. Ini kan bisa jadi memorabilia dan bisa tanda tangan sama artisnya. Kalau di Spotify bisa tanda tangan di mana. Malah banyak artis musisi yang nggak punya CD atau rilisannya itu kayak awal-awal. Akhirnya ingin remaster ulang lagi dan beberapa pinjam punya kami dipinjam dan diperbaiki lagi," katanya.
Sementara itu, Haidar (24), salah satu penggiat rilisan fisik asal Banguntapan, Bantul menuturkan alasannya tetap membeli CD meski akses musik digital lebih mudah.
"Dulu waktu kecil belum ada ya Spotify gitu-gitu, nah saya sering dengerin musik ya dari kaset di radio itu atau lewat DVD player. Jadi, ya nggak asing lagi sama barang-barang ini," katanya.
"Kenapa masih beli, ya karena saya ini salah satu penggemar band Indonesia, itu Dewa 19. Waktu kecil sering sengerin musiknya lewat CD, sekarang saya punya beberapa koleksi CD-nya dan ada tanda tangannya. Ini jadi kenang-kenangan aja lah buat besok di masa tua saya, oh kalau saya pernah ngefans sama band ini gitu," tutupnya.
(aap/aap)













































Komentar Terbanyak
Daerahnya Dilanda Bencana, DPRD Padang Pariaman Malah Kunker ke Sleman
Alasan DPRD Padang Pariaman Tetap Kunker ke Sleman Saat Dilanda Bencana
Mayat Pemerkosa Diseret Pakai Motor, Camat: Saya Lihat di Foto Dicabik Badannya