Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di sekitar kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) ternyata menimbulkan keresahan mahasiswa. Mereka menyebut keberadaan PKL tersebut mengganggu lalu lintas serta pejalan kaki.
Hal tersebut diungkapkan Kezia mahasiswi Fakultas Filsafat UGM. Dia mengeluhkan saat PKL mulai berjualan membuat lalu lintas di area Jalan Persatuan menjadi macet lantaran parkir kendaraan di sekitar gerai memakan tempat di bahu jalan.
"Jujur menurut aku dari sore ke malem pas udah buka itu mengganggu, apalagi itu jam pulang kantor. Terlebih kendaraan itu parkirnya di pinggir jalan itu suka bikin macet sampai lampu merah," ujar Kezia kepada detikJogja di area kampus UGM, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Jumat (10/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu mengganggu banget, kadang motor-motor yang parkir itu udah ganggu. Apalagi kalau mobil, itu bikin crowded," jelasnya.
Tak hanya bikin macet, Kezia bilang, keberadaan PKL juga mengganggu pejalan kaki. Sebab, keberadaan PKL tersebut memang menggunakan trotoar jalan.
"Sama buat pejalan kaki ya ganggu pasti. Aku kan sering jalan juga, jadi akses buat pejalan kaki jadi susah itu," ungkapnya.
Kezia berharap, PKL di sekitar kampus tersebut nantinya bisa direlokasi di tempat yang memadai. Sehingga, menurut dia, keberadaan PKL tidak menggangu lalu lintas dan pejalan kaki.
"Kalau ngomongin tempat makan ya gimana silakan, tapi cari tempat yang proper. Karena itu jalan kan dilewati kendaraan, pejalan kaki juga susah, mau nyeberang aja susah," tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan Hamida, mahasiswi Fakultas Pertanian UGM. Dia menyebut, PKL tersebut cukup mengganggu situasi lalu lintas di jalan.
"Kalau dari saya mengganggu, apalagi di jalan itu bikin macet. Itu juga di trotoar kan, harusnya buat pejalan kaki malah dibuat jualan," ujarnya.
"Mungkin bisa dijadikan di satu tempat aja sih, kayak di Teras Malioboro gitu. Karena itu (PKL) kalau dibiarkan gitu juga bikin kumuh," lanjutnya.
Sementara Nafia, mahasiswi Fakultas Farmasi UGM berharap ke depannya keberadaan PKL tersebut bisa ditata. PKL nantinya bisa ditempatkan di tempat yang sesuai.
"Menurut saya memang harusnya nggak di trotoar seperti itu sih. Harusnya mereka dibikin tempat khusus. Jadi bisa bikin nyaman pejalan kaki sama kendaraan yang melintas juga," pungkasnya.
(aap/afn)
Komentar Terbanyak
Pegawai Bank Korupsi Rp 24 M buat Beli Mobil-Tas Louis Vuitton
Sugeng Ambal Warsa ke-269 Kota Jogja!
Awal Mula Terbongkarnya Skandal Naturalisasi Palsu Pemain Malaysia