Tegangnya Proses Amputasi Lengan Santri Ponpes Al Khoziny Tertindih Beton

Regional

Tegangnya Proses Amputasi Lengan Santri Ponpes Al Khoziny Tertindih Beton

Aprilia Devi - detikJogja
Jumat, 03 Okt 2025 19:54 WIB
Dokter Aaron yang mengamputasi santri di bawah reruntuhan.
Dokter Aaron yang mengamputasi santri di bawah reruntuhan. Foto: Istimewa
Jogja -

Dokter Aaron Franklyn Suaduon Simatupang menceritakan kisahnya saat mengamputasi lengan kiri Nur Ahmad, salah satu santri yang terjebak reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, pada Senin (29/9) lalu. Lengan kiri santri itu tertindih beton.

"Pikiran saya, saya udah siap mati sama pasien kalau bangunan itu runtuh. Karena itu sangat berbahaya, salah gerak sedikit ambruk," kata Aaron, Jumat (3/10/2025), dikutip dari detikJatim.

Dalam misi penyelamatan itu, Aaron berada di bawah supervisi Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RSUD R T Notopuro Sidoarjo, Dokter Larona Hydravianto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu Ahmad terancam kehilangan banyak darah karena siku lengan kirinya tertindih beton bangunan. Ada dua pilihan saat itu, menunggu beton diangkat atau langsung melakukan tindakan anestesi dan amputasi di lokasi.

ADVERTISEMENT

"Sepertinya tidak memungkinkan untuk yang opsi pertama karena risikonya adalah pasien kehilangan darah lebih banyak lagi, kemudian oksigen yang ada menipis, sehingga pasien kemungkinan bisa hipoksia yang berujung pada hal yang tidak kita inginkan," ungkap Aaron.

Saat itu Aaron harus merayap sekitar 10 meter dengan ruang yang cukup terbatas. Ketinggian maksimalnya 50 sentimeter. "Saya suntikkan obat bius, kalau sakit maaf ya," kata dia ke santri yang dalam posisi tengkurap itu.

Singkat cerita, Aaron berhasil menuntaskan amputasi di bawah reruntuhan bangunan itu selama sekitar 10 menit. Setelah itu dia merayap keluar sambil menarik tubuh korban. Selanjutnya, dokter yang bersiaga di luar reruntuhan langsung melakukan penanganan lebih lanjut.

Setelah dievakuasi, Ahmad langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD R T Notopuro Sidoarjo untuk menjalani operasi lanjutan, yakni penutupan amputasi.

"Ya memang di dalam itu sangat terbatas ruangnya. Jadi, enggak mungkin semua bisa masuk sebagai tim, tapi kami di pos masing-masing," jelas Aaron.




(dil/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads