Pertaruhan Nyawa Dokter Aaron Amputasi Nur Ahmad di Reruntuhan Ponpes

Pertaruhan Nyawa Dokter Aaron Amputasi Nur Ahmad di Reruntuhan Ponpes

Aprilia Devi - detikJatim
Jumat, 03 Okt 2025 15:38 WIB
Dokter Aaron yang mengamputasi santri di bawah reruntuhan.
Dokter Aaron yang mengamputasi santri di bawah reruntuhan/Foto: Istimewa
Sidoarjo -

Evakuasi Nur Ahmad, salah satu santri yang terjebak reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo pada Senin (29/9/2025) berlangsung dramatis. Tenaga kesehatan harus mengambil langkah untuk mengamputasi lengan kirinya di lokasi kejadian.

Dokter Aaron Franklyn Suaduon Simatupang, salah satu dokter yang bertugas saat itu, mempertaruhkan nyawanya untuk membantu evakuasi. Bagi Aaron, saat itu tidak ada misi lain kecuali membawa keluar Ahmad dan menyelamatkan nyawanya dalam kondisi hidup, atau justru ikut tertimpa bangunan yang sewaktu-waktu berpotensi ambruk lagi.

"Pikiran saya, saya udah siap mati sama pasien kalau bangunan itu runtuh. Karena itu sangat berbahaya, salah gerak sedikit ambruk," ujar Aaron, Jumat (3/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam misi tersebut, dirinya berada di bawah supervisi Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RSUD R T Notopuro Sidoarjo, Dokter Larona Hydravianto, langsung memutuskan untuk menyelamatkan Ahmad.

Saat itu, Ahmad terancam kehilangan banyak darah lantaran siku lengan kirinya tertindih habis oleh beton bangunan yang ambruk. Menurut Aaron, ada dua pilihan, yakni menunggu beton diangkat, lalu korban dievakuasi atau opsi kedua, langsung melakukan tindakan anestesi dan amputasi di lokasi.

ADVERTISEMENT

"Sepertinya tidak memungkinkan untuk yang opsi pertama karena risikonya adalah pasien kehilangan darah lebih banyak lagi, kemudian oksigen yang ada menipis, sehingga pasien kemungkinan bisa hipoksia yang berujung pada hal yang tidak kita inginkan," bebernya.

Aaron saat itu pun harus merayap sekitar 10 meter dengan ruang yang cukup terbatas. Ketinggian maksimalnya 50 sentimeter dan langsung melakukan pembiusan.

"Saya suntikkan obat bius, kalau sakit maaf ya," ujarnya ke Ahmad yang saat itu dalam posisi tengkurap.

Ia lalu berhasil menuntaskan amputasi di lokasi sekitar 10 menit, kemudian dirinya kembali merayap keluar sembari menarik korban. Sampai di luar reruntuhan, dokter yang siaga langsung melakukan stabilisasi terhadap kondisi Ahmad.

"Ya memang di dalam itu sangat terbatas ruangnya. Jadi, enggak mungkin semua bisa masuk sebagai tim, tapi kami di pos masing-masing," ungkapnya.

Usai dievakuasi, Ahmad langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD R T Notopuro Sidoarjo untuk dilakukan operasi lanjutan, yakni penutupan amputasi. Ia sempat ditempatkan di ruang ICU.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads