Momen pilu terjadi di tengah proses evakuasi santri yang masih tertimbun di bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, yang ambruk. Seorang santri dievakuasi dalam kondisi meninggal dan bersujud.
Dalam proses evakuasi yang dihelat Rabu (1/10) malam, dua di antaranya tewas. Salah satunya adalah korban tanpa identitas yang ditemukan kondisi sujud di zona A1, dekat pintu masuk bangunan.
Dilansir detikJatim Kamis (2/10/2025), korban berada tepat di sebelah Syahlendra Haical (13) atau Haikal yang berhasil selamat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Operasi Basarnas sekaligus SAR Mission Coordinator, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menyebut, korban dalam kondisi sujud itu merupakan santri ke-12 yang berhasil dievakuasi. Ia ditemukan persis di sebelah Haikal.
Yudhi menjelaskan, korban berhasil dikeluarkan dari reruntuhan bangunan sekitar pukul 14.12 WIB. Jenazahnya kemudian dibawa ke RS Siti Hajar untuk diidentifikasi tim DVI Polda Jatim.
Adapun Haikal yang bisa dikeluarkan hidup-hidup segera dilarikan ke RSUD Sidoarjo.
Yudhi Bramantyo menerangkan, awalnya petugas penyelamat hendak mengevakuasi Haikal. Namun, terungkap posisinya berdekatan dengan santri yang sudah meninggal. Sehingga korban tewas tersebut harus dievakuasi dahulu.
"Sujud itu kan yang tadi (sore), itu yang hitam, yang sebelahan sama Haikal. Kita kan tadinya mau mengambil itu, karena tidak bisa harus lewat situ, Akhirnya kita tarik yang itu," ujar Yudhi.
Tak lama berselang, tepatnya pukul 15.22 WIB, petugas baru berhasil mengeluarkan Haikal sebagai korban ke-13. Ia selamat dalam insiden itu.
"Sesudah kita evakuasi dalam kondisi selamat atau merah. Selanjutnya kita rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo," pungkas Bramantyo.
Diberitakan sebelumnya, Kasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer menyatakan ada 15 titik yang diduga terdapat korban reruntuhan, terbagi dalam tujuh yang berstatus hitam dan sisanya merah.
"Target utama yang sedang kami kejar saat ini adalah ada 15 lokasi. Di mana dari 15 lokasi ini disampaikan ya, delapan berstatus hitam, tujuh berstatus merah," ujar Freezer dalam konferensi pers, Rabu (1/10).
Hitam artinya tidak ditemukan tanda-tanda seperti adanya nafas ataupun respons atas panggilan hingga rasa sakit. Sementara merah adalah korban masih bernafas dan dapat memberikan respons terhadap suara.
Freezer menjelaskan bahwa delapan orang dalam status hitam itu kondisinya tidak dapat terevakuasi, sebab berada di bawah kolom atau tiang bangunan.
"Kemudian yang 2, dari 8 itu berdampingan dengan (titik yang dipetakan petugas) A1, posisinya lagi sujud, sama tertindih juga," jelasnya.
Sementara itu, dari lima jenazah korban yang ditemukan, satu di antaranya hingga kini belum teridentifikasi. Tim DVI Polda Jatim bekerja ekstra hati-hati, memastikan data yang akurat sebelum jenazah diserahkan kepada keluarga.
Kasubbid Dokpol Biddokkes Polda Jatim, AKBP dr. Adam Bimantoro, menegaskan ketelitian lebih diutamakan dibanding kecepatan. "Kami mohon waktu kepada keluarga korban. Kami pastikan, dalam proses identifikasi ini, ketepatan lebih utama dibanding kecepatan. Jangan sampai salah identifikasi dan diserahkan ke keluarga yang tidak tepat," ujarnya di RSI Siti Hajar, Kamis (2/10/2025).
Dari lima jenazah, empat di antaranya sudah berhasil diidentifikasi dan diserahkan ke keluarga. Satu jenazah lainnya masih menunggu pencocokan data medis dan properti pribadi. Proses identifikasi dilakukan dengan kombinasi metode, mulai visual medis, sidik jari, gigi, hingga barang kepemilikan korban.
Dr Adam menekankan pentingnya akurasi dalam proses identifikasi, meskipun memerlukan waktu lebih lama. Untuk itu, ia memohon waktu kepada para keluarga korban.
"Kami mohon waktu kepada keluarga korban. Kami pastikan, dalam proses identifikasi ini, ketepatan lebih utama dibanding kecepatan. Jangan sampai salah identifikasi dan diserahkan ke keluarga yang tidak tepat," tambahnya.
Identitas keempat jenazah:
1. Maulana Alfan Ibrahimavic (13), laki-laki, warga Kalianyar Kulon 9/5 RT 04 RW 07, Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantian, Surabaya. Jenazah terdata dengan nomor Dokes Jatim Siti Hajar B001. Identifikasi dilakukan berdasarkan data sekunder medis visual serta properti dan barang kepemilikan.
2. Muhammad Masudulat (14), laki-laki, warga Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya. Jenazah terdata dengan nomor Dokes Jatim RSUD Sidoarjo B001. Proses identifikasi juga mengandalkan data sekunder berupa visual medis dan barang milik pribadi.
3. Muhammad Soleh (22), laki-laki, warga Jalan Madura, Tanjung Pandan, Bangka Belitung. Jenazah tercatat sebagai Dokes Jatim RSUD Sidoarjo B002, dan diidentifikasi lewat visual medis serta barang kepemilikan.
4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17), laki-laki, warga Jalan Putat Jaya Sekolahan 2/42 RT 010 RW 003, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Jenazah dengan nomor Dokes Jatim JT Hacan B002 berhasil diidentifikasi menggunakan data primer berupa sidik jari dan gigi, serta data medis dan barang pribadi.
(apu/aku)
Komentar Terbanyak
Aktivis Jogja Muhammad Fakhrurrazi alias Paul Ditangkap Polda Jatim
Istri Diplomat Arya Daru Muncul ke Publik, Serukan Ini ke Presiden dan Kapolri
Sentil MBG, Sultan HB X Cerita Pengalaman Dapur Umum Erupsi Merapi