Instruksi Prabowo ke BGN Setelah Marak Keracunan MBG

Nasional

Instruksi Prabowo ke BGN Setelah Marak Keracunan MBG

Anggi Muliawati - detikJogja
Senin, 29 Sep 2025 08:58 WIB
Prabowo sidak dapur Makan Bergizi Gratis
Prabowo sidak dapur Makan Bergizi Gratis (Foto: Dok. Tim Media Presiden Prabowo Subianto)
Jogja -

Kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di berbagai daerah menjadi catatan pemerintah. Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan instruksi setelah memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana

Dikutip dari detikNews Dadan menjelaskan Prabowo menyampaikan sejumlah instruksi mulai ari pasang CCTV hingga syarat koki terlatih. Berikut arahannya:

Perintahkan Peningkatan Tata Kelola

Dadan mengatakan Prabowo menyampaikan rasa keprihatinan atas berbagai insiden yang terjadi. Dia mengatakan Prabowo memerintahkan peningkatan tata kelola SPPG untuk mencegah keracunan berulang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Minta Koki Terlatih-Alat Rapid Test

Prabowo juga memerintahkan agar koki yang ada di SPPG merupakan koki terlatih. Selain itu dapur yang memproduksi menu MBG dilengkapi alat rapid test untuk memeriksa kualitas makanan.

Perintahkan Jamin Sterilisasi

Prabowo menginstruksikan setiap SPPG memiliki alat sterilisasi food tray. Dia mengatakan SPPG juga harus memasang filter air untuk menjamin kualitas air yang digunakan.

ADVERTISEMENT

Pasang CCTV

Prabowo juga meminta agar SPPG dilengkapi CCTV yang terhubung langsung ke pusat. Prabowo berharap langkah itu dapat memperkuat kualitas layanan dan memastikan program pemenuhan gizi nasional berjalan lebih aman dan terpercaya.

Dalam keterangannya, Dadan juga menjelaskan jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang telah beroperasi hingga saat ini mencapai 9.615 unit dan sudah ada 31 juta penerima.

"Capaian jumlah SPPG yang operasional telah mencapai 9.615 dan telah melayani kurang lebih 31 juta penerima manfaat," kata Dadan dalam keterangannya, Minggu (28/9/2025) dilansir dari detikNews.

Terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan MBG, Dadan menjelaskan pada periode 6 Januari-31 Juli 2025, terbentuk 2.391 SPPG dengan 24 kasus kejadian. Kemudian periode pada 1 Agustus-27 September 2025 bertambah 7.244 SPPG dengan 47 kasus kejadian.

"Data menunjukkan bahwa kasus banyak dialami oleh SPPG yang baru beroperasi karena SDM masih membutuhkan jam terbang," ujarnya.

Dadan menjelaskan faktor lain yang memicu insiden tersebut ialah kualitas bahan baku dan kondisi air. Dia juga menyebut ada pelanggaran prosedur operasi standar (SOP) oleh dapur MBG.




(aap/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads