Senangnya Bu Guru Bantul Diangkat PPPK, Pernah Terima Honor Rp 75 Ribu Sebulan

Senangnya Bu Guru Bantul Diangkat PPPK, Pernah Terima Honor Rp 75 Ribu Sebulan

Tim detikJogja - detikJogja
Jumat, 26 Sep 2025 11:11 WIB
Guru pendidikan agama Kristen yang menjadi PPPK setelah 30 tahun menjadi guru honorer, Poniyati saat memberikan keterangan di Bantul, Kamis (25/9/2025).
Guru pendidikan agama Kristen yang menjadi PPPK setelah 30 tahun menjadi guru honorer, Poniyati saat memberikan keterangan di Bantul, Kamis (25/9/2025). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja)
Bantul -

Senyum merekah di bibir Poniyati. Perjuangannya selama 30 tahun mengabdi sebagai guru honorer terbayar. Poniyati diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Bantul.

Wanita asal Pendowoharjo, Sewon, Bantul, itu selama ini mengabdi sebagai guru pendidikan agama Kristen. Perjuangan Poniyati tidak mudah, bahkan pernah beberapa tahun tidak mendapatkan honor mengajar.

"Awal-awal tidak dapat honor beberapa tahun, lalu ada rapat akhirnya dapat honor Rp 75 ribu itu tahun 2000an kalau tidak salah. Dari Rp 75 ribu naik Rp 100 ribu terus Rp 150 ribu dan sampai terakhir Rp 500 ribu," kata kepada wartawan di Bantul, Kamis (25/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama perjalanannya menjadi guru honorer, Poniyati sempat tiga kali mendaftar PNS namun tidak lolos. Hingga akhirnya ada pendaftaran PPPK namun tidak ada formasi untuk guru mata pelajaran agama Kristen.

"Lalu ada bukaan PPPK, tidak ada formasinya dan tidak bisa mendaftar, yasudah belum rezekinya lagi. Terus mau mendaftar lagi tapi ijazahnya belum bisa diverifikasi dan validasi, terus ya sudah belum bisa mendaftar lagi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Hingga akhirnya usaha Poniyati berbuah manis dan tahun ini bisa lolos menjadi PPPK. Poniyati menjadi PPPK dengan formasi guru mata pelajaran agama Kristen di SDN 2 Padokan.

"Lalu puji Tuhan sekali tahap kedua bisa lolos, ini saya syukuri. Sekarang jadi PPPK puji Tuhan sudah naik honornya, ya jerih payah selama 30 tahun. Apalagi umur saya 55 tahun, dan lima tahun lagi kan batasnya," ucapnya.

Awal Pengabdian Poniyati

Wanita berusia 55 tahun ini menceritakan awalnya menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAK) Marturia Jogja. Setelah lulus, Poniyati pun mengabdi sebagai guru pendidikan agama Kristen di SDN 2 Padokan, Kasihan, Bantul.

"Saya sekolah di kependidikan, kedua saya mikir kok ijazah saya sayang tidak dipakai. Apalagi, maaf ya, anak-anak Kristen kok di SD negeri banyak yang tidak dapat pelajaran agama Kristen," katanya.

Berkaca dari hal tersebut, terbesit niat Poniyati untuk melakukan pelayanan kepada sesama umat Kristiani melalui jalan mengajar mata pelajaran agama Kristen di sekolah. Poniyati mendaftar di SDN 2 Padokan dan diterima tahun 1994.

Usai mengajar di SDN 2 Padokan, ternyata banyak SD negeri yang membutuhkan guru mata pelajaran agama Kristen. Sehingga Poniyati mulai mengajar secara berpindah-pindah.

"Tapi lama-kelamaan mengajar dari satu sekolah ke sekolah lainnya, seperti SD Cepit, Sembungan hingga Monggang. Saat itu saya hanya naik sepeda untuk berangkat mengajar, sampai saya dipanggil guru terbang karena dari sekolah sini ke sini, bisa sampai 4-5 sekolah sehari," ucapnya.

Melihat usianya, praktis Poniyati hanya menikmati status PPPK selama lima tahun. Namun dirinya tak mempermasalahkannya.

"Tidak apa-apa, tidak masalah saya," katanya.

Meski diakuinya bahwa sempat mendapat tawaran untuk tetap mengajar sebagai guru mata pelajaran agama Kristen jika sudah pensiun. Mengingat guru memasuki masa pensiun di usia 60 tahun.

"Inginnya sih leren (istirahat), tapi kalau leren anak-anak nanti siapa yang ngajar (mata pelajaran agama Kristen)," ucapnya.




(aku/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads