Mengenang Arsitek Eko Prawoto dalam Pameran Seni di Kulon Progo

Mengenang Arsitek Eko Prawoto dalam Pameran Seni di Kulon Progo

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Selasa, 23 Sep 2025 17:10 WIB
Salah satu foto yang dipamerkan dalam pameran Mengenang Eko Prawoto di Kalibawang, Kulon Progo, Selasa (23/9/2025).
Suasana pameran mengenang Eko Prawoto di Kalibawang, Kulon Progo, Selasa (23/9/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Kulon Progo -

Dua tahun berpulang, kenangan tentang Eko Agus Prawoto, arsitek sekaligus seniman kenamaan Indonesia masih terngiang hingga sekarang. Kenangan itu direalisasikan lewat pameran seni yang kini sedang digelar di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Eko Agus Prawoto atau lebih dikenal dengan Eko Prawoto merupakan arsitek yang terkenal karena punya konsep menyelaraskan bangun ruang dengan alam sekitar. Pria kelahiran Purworejo, pada Agustus 1958 silam ini juga mendampingi gurunya yaitu Yusuf Bilyarta Mangunwijaya atau akrab disapa Romo Mangun dalam penataan permukiman Kali Code, Jogja pada medio 1980-an.

Sebelum meninggal dunia pada 2023 lalu, Dosen Fakultas Arsitektur dan Desain di Universitas Kristen Duta Wacana ini kerap terlibat dalam berbagai proyek seni. Karyanya pernah dipamerkan di beberapa ajang bergengsi seperti Venice Biennale 2000, Arte all'arte, Gwangju Biennale, Echigo Tsumari Art Triennial, Kamikatsu Art Festival, Anyang People Art Project di Korea, hingga Common Ground Australia, Regionale XII di Austria.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suasana pameran mengenang Eko Prawoto di Kalibawang, Kulon Progo, Selasa (23/9/2025).Suasana pameran mengenang Eko Prawoto di Kalibawang, Kulon Progo, Selasa (23/9/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja



Adapun pameran bertajuk Mengenang Eko Prawoto: Menjelajahi Karya Rupa, Ruang & Aktivitas dilangsungkan di Omah Kedondong, Dusun Kedondong 2, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo pada 13 - 27 September 2025. Omah Kedondong sendiri merupakan kediaman sekaligus studio seni milik Eko.

ADVERTISEMENT

Pameran ini menampilkan pelbagai seni instalasi karya seniman kenamaan di antaranya Nasirun, Eko Nugroho, Mella Jaarsma, Widhi Nugroho, Budi Pradono, Farhan Siki, serta segenap warga Kedondong 2. Di samping itu juga menampilkan karya seni rupa, musik serta tari-tarian.

Barang-barang pribadi milik Eko seperti desain arsitektur, piagam penghargaan, kendaraan, hingga abu mendiang juga turut dihadirkan. Kehadiran barang-barang ini jadi media nostalgia terhadap sosok jenius arsitektur tersebut.

Widi S Martodihardjo, selaku Project Manager mengatakan pameran ini jadi wujud apresiasi kepada mendiang Eko yang telah berkontribusi besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat khususnya di wilayah Jogja.

Salah satu karya Eko Prawoto yang ditampilkan dalam pameran di Kulon Progo, Selasa (23/9/2025).Salah satu karya Eko Prawoto yang ditampilkan dalam pameran di Kulon Progo, Selasa (23/9/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja

"Pak Eko kita bisa lihat dari berbagai sudut. Pak Eko sebagai arsitek, Pak Eko sebagai aktivis seni, aktivis lingkungan, motivator di bidang kemasyarakatan, Pak Eko sebagai orang yang bergerak langsung mendukung orang-orang. Pak Eko itu juga orang yang memberikan contoh nyata tapi yang tidak banyak orang tahu bahwa kontribusinya besar sekali," ucapnya kepada wartawan, Selasa (23/9/2025).

"Salah satunya soal after gempa (Gempa Jogja 2006), membuatkan rumah di Bantul dan sekitarnya itu. Terus dia belajar banyak dari Romo Mangun yang membuat Kali Code itu dan dia teruskan, banyak sekali. Tapi masyarakat belum banyak tahu," imbuh Widi.

Dalam pameran ini, Widi menggandeng para seniman yang sebelumnya punya kedekatan emosional dengan Eko. Walhasil, karya yang dihasilkan dapat merepresentasikan sosok Eko yang dikenal sederhana, bijak, tapi berani.

"Bagi mereka (seniman), Pak Eko jadi contoh yang baik tentang kesederhanaan, tentang kearifan, semangat kedesaan, semangat nguri-nguri wong ndeso. Dari situ mereka mulai berekspresi (membuat karya)," ujarnya.

Pameran ini menjadi ajang nostalgia bagi siapapun yang pernah mengenal Eko semasa hidup. Salah satunya ada Tauhid Aminulloh, rekan dekat Eko.

Tauhid mengatakan, baginya Eko merupakan guru yang punya kedalaman ilmu tentang berbagai pengetahuan.

Selengkapnya di halaman berikutnya...

"Ya kami melihat Pak Eko lebih sebagai guru. Kebetulan beliau memiliki kedalaman dan keluasan tentang banyak hal yang seolah-olah kalau itu dilihat oleh orang pada umumnya, ya itu hal yang remeh temeh aja. Tapi ternyata kalau meminjam sudut pandang beliau, kita bisa melihat hal yang lebih luas dan yang lebih dalam," ucapnya.

"Kebetulan kalau kami karena bergeraknya di bidang pendidikan kami sangat terbantu bisa menggunakan point of view beliau untuk melihat permasalahan-permasalahan di lapangan. Misal permasalahan di desa yang dampaknya bisa memengaruhi sebagian besar permasalahan kota sekarang. Dan di situ kita meminjam kacamata Pak Eko untuk bisa menemukan banyak hal yang awalnya oh ini yang sensitifitas kita tidak sampai ke situ, akhirnya kami bisa ikut merasakan. Termasuk membuat model-model solusi yang bisa dihadirkan seperti apa saja kemungkinan kemungkinan yang bisa dilakukan," imbuhnya.

Tauhid mengatakan kediaman Eko juga menjadi jujugan lintas kalangan yang ingin belajar tentang berbagai hal. Mulai dari pedagang, sampai akademisi diketahui kerap curhat ke Eko guna menuntaskan persoalan mereka.

"Beliau memang punya energi yang besar menurut saya untuk bisa menampung segala kalangan. Saya kalau lagi main ke sini tuh beliau bisa didatengin oleh banyak orang dari berbagai latar belakang, mulai dari yang bapak-bapak yang jualan di pasar, sampai dosen-dosen. Sebagian besar isinya cuma curhat. Dan beliau punya energi yang besar untuk menampung hal-hal gitu," ungkapnya.

Soal kedekatan Eko dengan gurunya Romo Mangun, Tauhid punya cerita tersendiri. Dia mengatakan bahwa dua sosok tersebut memang kerap terlibat dalam berbagai hal yang tujuannya buat kebaikan masyarakat. Mulai dari kisruh Waduk Kedung Ombo tahun 1980 an sampai penataan Kali Code pada medio yang sama.

"Kalau untuk karya di Kampung Code itu beliau memang nemenin gurunya Romo Mangun menggunakan ruang sebagai perlawanan, ruang pembelaan terhadap yang lemah dan yang rentan. Termasuk waktu di waduk Kedung Ombo, waktu itu tidak banyak orang yang mensupport mereka. Saya pernah mendengar cerita bagaimana waktu itu Romo Mangun mau coba ke sana, tapi karena diawasin banyak tentara untuk mengusir warga Kedung Ombo, jadi mengajak Pak Eko. Kebetulan Pak Eko lagi punya anak kecil Mas Tegar. Nah Romo Mangun minta Tegar diajak biar seolah-olah kedatangan mereka cuma piknik aja sehingga tidak dicurigai tentara," bebernya.

Menurutnya nama Eko juga yang paling kerap disebut Romo Mangun. Oleh Romo Mangun, Eko diandalkan untuk menuntaskan persoalan yang saat itu mereka hadapi bersama dengan murid-murid Romo Mangun yang lain.

"Mungkin saya beruntung sempat ketemu sama Romo Mangun dulu awal-awal kuliah, dan memang Romo Mangun cukup banyak menyebut nama Pak Eko. Misal mau tanya apa-apa, pasti diarahin buat tanya aja ke Pak Eko yang dinilai lebih paham, lebih detail. Dan waktu itu saya menemukan nama Pak Eko ya dari Romo Mangun. Ketika itu saya juga ketemu sama murid-murid Romo Mangun yang lain, tapi memang Pak Eko itu murid yang paling sering diajak sarapan. Jadi sarapan itu kan kayak briefing harian. Misal hari ini kita mau ngapain gitu, evaluasinya kemarin gimana, apa saja yang perlu diperbaiki," jelasnya.

Tauhid mengatakan banyak hal yang dikenang tentang sosok Eko. Salah satu yang membekas adalah saat dirinya sedang belajar tentang teh bareng dengan mendiang. Ketika itu, Eko tiba-tiba nyeletuk yang baginya punya arti mendalam.

"Satu waktu kami belajar bersama menggunakan media teh, nah waktu belajar Pak Eko tiba-tiba bilang, berarti selama ini kita ngetehnya salah ya. Karena menurutnya orang Indonesia itu ngeteh karena haus. Padahal kalau haus itu ya jangan ngeteh, haus itu minum air putih aja. Kalau ngeteh itu untuk menikmati rasa-rasa yang ada di teh. (Kata) Itu buat saya yang belajar teh jadi seperti menemukan harta karun berupa quote yang sangat kuat," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(afn/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads