Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja menargetkan untuk membagikan 5.000 ember ke warga dan penggerobak untuk menampung sampah organik. Nantinya sampah organik itu bakal dimanfaatkan menjadi pakan ternak, budidaya maggot hingga komposting.
"Setahu saya ada 3, di wilayah selatan ada, tengah ada sama utara, tiga yang menjadi offtaker. Jadi offtakernya ada yang untuk ternak, untuk maggot, ada yang untuk komposting. Ternak yang ada biasanya malah lele, ayam ada," jelasnya saat ditemui usai menghadiri acara di Kota Jogja, Kamis (18/9/2025).
Hasto berharap dari program ini mampu mereduksi sampah harian yang Kota Jogja yang mencapai 300 ton per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berharap, kalau dari 300 ton itu, kalau bisa 100 ton tereduksi itu sudah bersyukur banget," harap Hasto.
Bakal Bagikan 5 Ribu Ember
Di sisi lain, Hasto mengatakan pihaknya telah mulai membagikan ember hasil dari CSR ke warga dan penggerobak hari ini. Hingga hari ini, total ember hasil dari CSR yang terkumpul mencapai 5 ribu buah.
"Hari ini kami mulai membagi ember, pagi tadi Satpol PP saya apelkan kemudian kita bagi ember ke warga, ke penggerobak," paparnya.
"Total ada sekitar 5 ribu ember, saya harap Senin selesai membagi ember, hari ini ngebut," sambung Hasto.
Sebelumnya, ribuan ember disiapkan untuk dibagikan ke RW dan penggerobak dalam program emberisasi ini. Fungsinya agar sampah rumah tangga bisa dipilah dan tidak dikirim ke depo sehingga membuat depo semakin penuh.
"Ini kan cuma untuk mengoleksi, emberisasi ini dalam rangka ya warga itu suruh memilah tapi dikasih sarana," jelas Hasto saat ditemui di Balai Kota Jogja, Rabu (17/9).
"Khusus penggerobak jalannya harus bawa dua ember besar, sehingga kalau warga ada sisa makanan tidak dicampur dengan yang lain, warga kan juga repot kalau disuruh milah ternyata digerobak tidak dipilah," sambungnya.
Adapun soal pengadaan ember-ember ini, menurut Hasto, pihaknya mengandalkan ember dari program CSR atau sumbangan. Pasalnya, ember-ember yang dipakai nantinya adalah ember bekas yang tidak bisa dibeli pakai anggaran APBD.
"Dari APBD nggak bisa, karena yang dibeli ember bekas. Ember bekas cat yang 25 kg kita bersihkan, kita cuci, terus pasang stiker. Jadi embernya kuat bagus karena bekas cat tapi nggak bisa dibeli pakai APBD karena bekas to," paparnya.
(ams/dil)
Komentar Terbanyak
Pakar UII Tak Percaya Ada Beking di Kasus Ijazah Jokowi: Ini Perkara Sepele
Siapa Beking Isu Ijazah yang Dicurigai Jokowi?
Tari Incling Khas Kulon Progo, Konon Jadi Alat Pergerakan Lawan Kolonialisme