Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo terus memutar otak guna mengatasi masalah sampah yang menggunung di depo-depo. Salah satunya dengan membagikan ember ke warga untuk memilah sampah. Ember yang dipakai yaitu ember bekas cat.
Hasto mengatakan untuk pengadaan ember, pihaknya mengandalkan ember dari program CSR atau sumbangan. Pasalnya, ember-ember yang dipakai nantinya adalah ember bekas yang tidak bisa dibeli menggunakan APBD.
"Dari APBD nggak bisa, karena yang dibeli ember bekas. Ember bekas cat yang 25 kg kita bersihkan, kita cuci, terus pasang stiker. Jadi embernya kuat bagus karena bekas cat tapi nggak bisa dibeli pakai APBD karena bekas to," kata Hasto saat ditemui di Balai Kota Jogja, Rabu (17/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah beli ember seribu itu sudah kami bagi ke RW, satu RW dapat 2 ember. Kamudian ada sekitar 1.200 (ember) untuk penggerobak, satu gerobak 2 ember," imbuh Hasto.
Lebih lanjut Hasto mengatakan pada lusa (19/9) ribuan ember ini akan selesai didistribusikan. Setelahnya, ia menegaskan pengadaan emberisasi akan terus dilakukan.
"Kalau nanti kita punya anggaran, mau beli ember kecil-kecil yang baru, terus dibagi ke warga. Tapi kemarin kita juga punya ide, yang langsung ke warga nanti pakai bekas galon kan ada tentengannya, terus dibuka sampingnya," terangnya.
"Tapi nanti masih ada lagi, ada partisipasi dari temen-temen lulusan IPDN itu nyumbang 500 ember. Ember gotong royong, ember patungan lah," pungkasnya.
Hasto mengatakan ribuan ember itu disiapkan untuk kemudian dibagikan ke RW dan penggerobak. Fungsinya agar sampah rumah tangga bisa dipilah dan tidak dikirim ke depo sehingga membuat depo semakin penuh. Ide itu ia namai emberisasi.
"Ini kan cuma untuk mengoleksi, emberisasi ini dalam rangka ya warga itu suruh memilah tapi dikasih sarana," jelas Hasto.
"Khusus penggerobak jalannya harus bawa dua ember besar, sehingga kalau warga ada sisa makanan tidak dicampur dengan yang lain, warga kan juga repot kalau disuruh milah ternyata digerobak tidak dipilah," sambungnya.
Sebelumnya, guna mengatasi masalah sampah yang tak kunjung usai, Hasto menyiapkan langkah dengan membagikan ember-ember kepada warga agar diisi dengan sampah rumah tangga dan tidak dibuang ke depo-depo.
"Saat ini, Sisa makanan dapur sehari dari kota Jogja hampir 100-125 ton. Mulai dari rumah makan, angkringan dan sebagainya. Kami ingin menyelamatkan itu untuk dipilah dengan cara membagaikan ember agar tidak jadi satu dengan sampah lain," jelasnya, Selasa (16/9).
"Kami akan membagikan ember ke warga, kemudian kita ambili sampah dan tidak dibawa ke depo. Karena sisa makanan itu ada yang bisa dimanfaatkan untuk ternak, budidaya maggot dan sebagainya," imbuhnya.
Ember-ember itu akan dibagikan secara masif melibatkan perangkat desa. Dengan ember-ember itu, Hasto berharap sampah organik rumah tangga tidak dibuang ke depo. Nantinya, ia akan melibatkan banyak OPD untuk menjemput ember-ember itu.
"Kami akan mengarahkan Satpol PP, Linmas, dan tenaga yang ada untuk bergerak jemput sampah ke rumah khusus sampah organik basah," ungkap Hasto.
(alg/ahr)












































Komentar Terbanyak
Namanya Terseret di Sidang Ayahnya, Ini Kata Anak Eks Bupati Sleman Sri Purnomo
Jogja Diprediksi Ramai Wisatawan Saat Nataru, GKR Bendara Minta Akamsi Sabar
Istri dan Anak Eks Bupati Sleman Sri Purnomo Terseret Kasus Dana Hibah Rp 10 M