Apa Itu Breeding Kucing? Ini Tujuan hingga Dampaknya

Apa Itu Breeding Kucing? Ini Tujuan hingga Dampaknya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Kamis, 18 Sep 2025 14:10 WIB
Lucu deh deretan foto kucing chubby berikut ini. Bisa bikin hati kalian meleleh nih.
Ilustrasi kucing. Foto: Bored Panda
Jogja -

Para pencinta kucing tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah breeding. Namun, bagi masyarakat umum, breeding kucing bukanlah hal umum. Terlebih, untuk yang tidak memelihara makhluk menggemaskan satu ini.

Dirujuk dari Kamus Merriam-Webster, breeding berarti tindakan atau proses melahirkan atau menghasilkan. Sementara itu, Oxford Learner's Dictionaries mendefinisikannya sebagai pemeliharaan hewan untuk dikembangbiakkan.

Berdasar kedua definisi di atas, breeding bisa dimaknai sebagai kegiatan pengembangbiakan kucing. Istilah ini tak hanya digunakan pada kucing, tetapi juga hewan lain, seperti kambing dan kuda. Terkhusus kucing, breeding sering kali diterapkan kepada kucing-kucing ras untuk mendapatkan keturunan unggulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, sebenarnya apa tujuan dari breeding kucing? Mari, simak pembahasan seputar sasaran breeding kucing dan dampaknya.

Poin utamanya:

ADVERTISEMENT
  • Breeding kucing adalah pembiakan kucing dengan tujuan tertentu.
  • Tujuan breeding kucing bisa bermacam-macam, di antaranya adalah pemurnian ras dan keuntungan ekonomis.
  • Bila dilakukan serampangan, breeding berdampak buruk pada kucing, baik dari segi kemurnian maupun kesehatannya.

Tujuan Breeding Kucing

Secara garis besar, ada dua tujuan breeding kucing yang saling berkaitan, yakni:

1. Tujuan Ekonomis

Zarizki Taqwa dk dalam Jurnal Medika Veterinaria bertajuk 'Perception of Cat Owners about the Management of Cat Care During Pregnancy and Post Partus Period' menerangkan dua tujuan orang memelihara kucing. Pertama, sebagai hewan peliharaan. Kedua, untuk pembiakan alias breeding.

Melalui breeding, para breeder kucing dapat meraih nilai ekonomi yang lebih tinggi. Bukan hanya sebagai sampingan, profesi breeder kucing menawarkan arus pendapatan yang stabil. Terlebih jika sudah punya nama besar.

Sebagaimana sudah jadi pengetahuan umum, ada banyak ras kucing di dunia ini yang punya nilai jual mahal. Dilansir How Stuff Works, kucing paling mahal di dunia adalah ras ashera. Penampilannya yang eksotik menyebabkannya dibanderol 75.000-125.000 Dolar Amerika Serikat (1-2 miliar Rupiah).

Di Indonesia, contoh ras kucing yang kerap dibiakkan oleh para breeder adalah persia. Bulu tebal dan perilaku menggemaskan khasnya membuat kucing ini jadi buruan banyak orang.

Nah, berhubung banyak orang yang mencari kucing-kucing ras tertentu, profesi breeder tampak menjanjikan. Dengan menjaga kualitas kucing yang dibiakkan dan kepercayaan pelanggan, breeder bisa meraih keuntungan ekonomis, bukan?

2. Tujuan Pemurnian Ras

Selain bertujuan mencari nilai ekonomis, seperti dijelaskan dalam majalah Cat and Dog Edisi 14, breeding kucing juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas sekaligus menjaga kemurnian ras. Sebab, jika dibiarkan berkembang biak asal-asalan, ras kucing dapat menyusut jumlahnya.

Contoh mudahnya, detikers punya kucing persia. Alih-alih mengawinkannya dengan sesama persia, kamu mengawinkannya dengan kucing siamese. Hasilnya, lahirlah kucing dengan ras tidak murni.

Bila kondisi ini dibiarkan dalam jangka waktu lama, bukan tidak mungkin ras kucing murni menjadi sangat langka. Oleh karena itu, breeder memegang peran kunci menjaga kelestarian ras-ras murni hewan berbulu berkaki empat ini.

Dampak Breeding Kucing

Dalam lingkup bahasan breeding kucing, dikenal istilah cat mills. Mudahnya, cat mills adalah pabrik kucing yang beroperasi dalam skala besar-besaran. Berdasar keterangan di laman Pets Care, pabrik kucing semacam ini mengutamakan kuantitas alih-alih kualitas sehingga justru bertentangan dengan prinsip dasar breeding untuk menjaga kemurnian.

Tidak mengherankan jika kondisi 'peternakan' kucing sangat memprihatinkan. Makhluk-makhluk ini mungkin dimasukkan dalam sangkar sempit yang kebersihannya tak terjaga sama sekali. Tiadanya perawatan optimal adalah dampak langsung breeding yang tujuannya hanya mencari keuntungan.

Kondisi buruk yang terus didera hari demi hari membuat kucing-kucing jatuh sakit. Di antara permasalahan kesehatan umum yang berpotensi terjadi adalah infeksi saluran pernapasan, infeksi parasit, cacat genetik, dan malnutrisi.

Guna menghindari praktik breeding sebangsa ini, pemerintah biasanya punya regulasi khusus. Sebagai contoh, negara bagian New South Wales (NSW) Australia mewajibkan cat breeder untuk memasang microchip pada kucing-kucing ternakannya. Bila dilanggar, akan ada denda.

Di Indonesia, ada Indonesian Cat Council (ICC) yang membahas aturan-aturan terkait breeding kucing. Dalam dokumen yang diunggah di laman resminya, dijelaskan bahwa cattery (tempat kucing dibiakkan), mesti memenuhi sejumlah syarat. Di antaranya adalah syarat kesehatan dan kebersihan.

Pada intinya, dalam dunia breeding kucing, sejumlah aturan ditetapkan oleh otoritas setempat untuk mencegah timbulnya praktik-praktik tak bertanggung jawab. Mulai dari aturan ras, spesifikasi tempat pembiakan, hingga perawatan anakan kucing.

Aturan Pembiakan Kucing Ras dari ICC

Sebagai gambaran, di bawah ini adalah aturan pembiakan breed tertentu dari ICC:

  1. Ras scottish fold boleh disilangkan dengan british shorthair. Hasilnya adalah scottish fold atau scottish straight. Namun, praktik ini tidak dianjurkan.
  2. Semua kucing dengan warna golden tidak boleh dikawinkan dengan kucing warna silver. Begitu pula sebaliknya.
  3. Munchkin hanya bisa dikawinkan dengan sesama munchkin, persian, dan exotic.
  4. Munchkin standar hanya bisa dikawinkan dengan munchkin standar, munchkin nonstandar, dan domestik.
  5. Munchkin sangat pendek atau rug hugger hanya bisa dikawinkan dengan munchkin nonstandar dan domestik.
  6. Minuet standar hanya bisa dikawinkan dengan minuet standar, minuet nonstandar, munchkin standar, munchkin nonstandar, dan persian/exotic.
  7. Minuet sangat pendek/rug hugger hanya bisa dikawinkan dengan kucing nonstandar, munchkin nonstandar, dan persian/exotic.
  8. Munchkin tidak boleh dikawinkan dengan kucing ras yang sudah diakui.
  9. Kucing yang breed-nya sudah diakui tidak boleh melakukan perkawinan dengan breed yang sudah diakui. Kecuali, jika breed-nya sama (brother and sister breed), seperti persian dengan exo, siamese dengan thai, oriental shorthair dengan siamese, dan lainnya.

Demikian pembahasan ringkas mengenai breeding kucing, meliputi definisi, tujuan, dan dampaknya. Semoga bisa mencerahkan, ya!




(par/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads