Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah angkat bicara soal reshuffle atau perombakan kabinet yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto hari ini. Muhammadiyah meminta menteri dan wakil menteri baru tidak bertindak sembarangan.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, mengatakan menteri dan wakil menteri baru di posisi manapun saat ini memiliki tanggung jawab yang berat. Menurutnya, sorotan dan aspirasi publik sangat tinggi setelah aksi demo di sejumlah daerah terjadi pada akhir Agustus lalu.
Haedar melanjutkan, dalam aspek kemampuan di bidangnya maupun sikap moral, pejabat publik akan selalu 'dihisab' publik. Salah ucapan, gesture, dan sikap keseharian pun akan dinilai dengan penuh sensitivitas tinggi oleh publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jabatan baru itu bukan kebanggaan, tetapi amanat yang sangat berat sejalan mandat Asta Cita Presiden dan Konstitusi," kata Haedar dalam keterangannya, Senin (8/9/2025).
Haedar berharap para pembantu baru presiden itu dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.
"Dan pada saat yang sama harus menjadi pejabat publik yang bijak dan seksama. Jangan menunjukkan sikap tindak yang sembarangan apalagi menyakiti hati rakyat, belajarlah empati dan peduli pada keadaan dan nasib rakyat yang hidupnya susah," ujarnya.
Haedar menambahkan agar menteri dan wakil menteri yang baru dapat menjadi pejabat publik yang sepenuhnya mengabdi untuk bangsa dan negara.
"Sisihkan kepentingan diri dan apapun yang dapat mencederai mandat Presiden untuk berkhidmat seutuhnya bagi rakyat," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle Kabinet Merah Putih, Senin (8/9). Sejumlah menteri diganti dalam perombakan ini, termasuk Budi Arie Setiadi dan Sri Mulyani.
"Atas berbagai pertimbangan, masukan, dan evaluasi yang dilakukan terus-menerus oleh bapak Presiden, maka pada sore hari ini sekaligus bapak Presiden memutuskan untuk melakukan perubahan susunan Kabinet Merah Putih pada beberapa jabatan kementerian," kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi saat konferensi pers di Istana Negara, Senin (8/9/2025).
(dil/apl)
Komentar Terbanyak
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
Siasat Anggun Sopir Bank Pencuri Rp 10 M Hilangkan Jejak Selama Buron
Detik-detik Pembuat Mural 'Awas Intel' di Jokteng Wetan Didatangi Polisi