Amikom Jogja membeberkan pihaknya telah meminta untuk menggelar audiensi dengan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terkait kematian Rheza Sendy Pratama. Meski begitu, pihak kampus masih menunggu konfirmasi dari Polda DIY soal kejelasan kapan audiensi dimulai.
Hal itu disampaikan Wakil Rektor III Amikom, dr Ahmad Fauzi, saat ditemui wartawan di kampus Amikom di Sleman, Kamis (4/9/2025). Saat itu mahasiswa Amikom Jogja tengah menggelar aksi 1.000 lilin untuk almarhum Rheza di lapangan basket kampus.
"Kami sudah meminta untuk audiensi ke Polda. Namun sampai saat ini kita masih menunggu konfirmasi," ungkap Ahmad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahmad menerangkan pihaknya tidak tahu betul kapan pihaknya bakal mendapat jawaban dari Polda DIY atas permintaan audiensi tersebut.
"Konfirmasi yang informasinya akan diberikan tanggalnya, tanggal berapa, tapi sekitar tanggal 11-an apa ya? Konfirmasi untuk jawabannya," sebutnya.
Soal investigasi yang dilakukan kampus terkait kematian Rheza, Ahmad menyebutkan, hasilnya masih nihil. Dia mengatakan, pihaknya telah meminta keterangan dari pihak keluarga korban, tetapi belum dari pihak kepolisian.
"Belum (ada hasil dari investigasi), karena investigasi kalau terkait dengan keluarga, kita sudah meminta keterangan, meminta informasi lah dari keluarga. Kalau minta dari kepolisian belum, karena kita masih menunggu dari pihak Polda untuk memberikan keterangan pada kami," jelasnya.
Ahmad menerangkan, pihaknya belum meminta keterangan dari mahasiswa Amikom yang kemungkinan bersama Rheza pada saat aksi berlangsung. Sebab, pihaknya tidak menemukan mahasiswa Amikom yang berada di lokasi bersama Rheza saat itu.
"Karena saya belum ketemu yang memang saat itu berada di lokasi. Jadi tidak ada informasi yang dari kejadian itu seperti apa. Yang kami dapatkan semuanya, ya, dari katanya sehingga belum ada yang baik rekan tingkat kampus maupun rekannya Rheza yang di lain yang berada di lokasi, yang bisa menjelaskan dengan detail. Saya belum menemukan itu," terangnya
Sementara itu, Ketua BEM Amikom, Alvito Afriansyah, menyebutkan pihak BEM Amikom juga akan dilibatkan jika memang digelar audiensi bersama Polda DIY.
"Perihal kepolisian, memang kami mengikut arahan dari pihak lembaga untuk mengadakan audiensi. Dan juga nanti pada saat lembaga mengadakan audiensi itu kami akan diikutsertakan untuk menjadi perwakilan dari mahasiswa," sebutnya.
Alvito menjelaskan, pihaknya telah melakukan investigasi terkait kematian Rheza. Dia mengatakan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk mencari fakta atas kematian rekannya dan juga menuntut keadilan.
"Perihal investigasi itu kami sudah terus berkoordinasi gitu, ya. Dan juga sudah membuka komunikasi dengan pihak LBH untuk membantu kami dalam menuntut keadilan dan juga mencari fakta-fakta yang sebetulnya kami ingin ketahui dari insiden yang terjadi atas almarhum," ungkap Alvito.
Lebih lanjut, Alvito menerangkan, pihaknya juga akan melakukan pengecekan silang atau kroscek terkait pihak keluarga Rheza yang menyetujui surat tidak akan melakukan tuntutan atas kematian mendiang.
"Sebetulnya masih coba kita cross check kembali, masih coba kita cari tahu keabsahannya apakah itu betul ada surat itu atau seperti apa. Makanya kemudian itu yang nanti akan kami jadikan landasan untuk meminta pertanggungjawaban dari Polda," ucapnya.
Sore ini, pihak kampus dan mahasiswa Amikom menggelar aksi 1.000 lilin untuk mendiang Rheza. Aksi tersebut digelar sebagai bentuk doa untuk Rheza.
Pantauan detikJogja di lokasi, mahasiswa Amikom mulai berkumpul di lapangan basket kampus sekitar pukul 15.30 WIB. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dipadu dengan jas almamater berwarna krem.
Pukul 16.30 WIB, beberapa mahasiswa tampak menggelar salat gaib. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari perwakilan mahasiswa dan dilanjutkan oleh Wakil Rektor III Amikom, dr Ahmad Fauzi.
Acara dilanjutkan dengan tausiyah oleh Ustaz Mulyadi Erman. Kemudian, beberapa pimpinan Amikom menyalakan lilin dan memberikan bunga di sebuah meja yang terpampang foto Rheza Sendy sebagai bentuk doa untuknya.
Perlu diketahui, ayah mending Rheza, Yoyon Surono, menuturkan putranya berpamitan untuk ngopi bersama teman mahasiswa Amikom itu sebelum tewas pada Minggu (31/8) pagi.
Pada Minggu pagi, Yoyon mendapatkan informasi anaknya mendapatkan perawatan di RSUP Dr Sardjito lantaran terpapar gas air mata. Saat itu si tetangga memberitahu Yoyon sembari menunjukkan KTP Rheza.
Dari informasi yang didapatnya, Yoyon menerangkan, petugas unit kesehatan Polda DIY mengantarkan putrinya ke RSUP Dr Sardjito. Yoyon pun mendapati anaknya terbujur saat sampai di rumah sakit tersebut.
"Saya nyari yang ini (mengajak) tapi belum ketemu anaknya. Semalam ngajak ngopi di dekat Tugu itu. Malamnya ngopi minta uang, (yang ngajak) teman SMK," kata Yoyon ditemui usai pemakaman, Minggu (31/8).
Dari kabar tersebut, Yoyon mengatakan, Rheza diduga terlibat kejadian di sekitar Polda DIY saat itu meski belum bisa dipastikan keterlibatan putranya dalam aksi tersebut.
"Iya kejadiannya pagi, di depan Polda (DIY) kayaknya," imbuhnya.
Yoyon menyebutkan, ketika dirinya memandikan jenazah mendiang dirinya menemukan tubuh anaknya dipenuhi luka memar. Dia juga mengetahui terdapat bekas pijakan sepatu di mayat Rheza dan kondisi leher jenazah yang patah.
Namun begitu, Yoyon tidak dapat memastikan kejadian yang menimpa anaknya hingga mengakibatkan luka-luka tersebut.
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan