Sebuah mural, atau lukisan dinding, dengan tulisan 'Awas Intel' menghiasi sebuah bangunan kosong di Pojok Beteng (Jokteng) simpang empat Jalan Brigjen Katamso, Kota Jogja. Polisi sempat mendatangi dan mendebat para kreatornya malam harinya.
Pantauan detikJogja di lokasi, Selasa (2/9) pukul 19.37 WIB, mural itu masih ada, tepat di sisi kiri lampu lalu lintas simpang empat Jalan Brigjen Katamso.
Tulisan tersebut berwarna hijau dengan latar merah di belakangnya. Tulisan 'Awas Intel' berada di bagian depan bangunan. Adapun tulisan 'Reset System' berada di bagian atas bangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada mural 'Awas Intel', tampak sebagian hurufnya sudah ditimpa cat merah sehingga tak terbaca lagi pesannya. Adapun tulisan 'Reset System' masih utuh.
1. Kreator Mural Sempat Dibentak
Salah satu kreator mural, bernama samaran Kinky20, mengungkapkan mereka membuat mural itu pada Senin (1/9) malam. Saat rombongan mereka hampir menyelesaikan lukisan, sejumlah orang berpakaian mendatangi. Tak lama, muncul rombongan polisi yang menaiki truk.
"Sekitar jam 7 atau setengah 8, kami didatangi segerombol orang yang berpakaian preman, kami awalnya juga tidak sadar. Setelahnya itu ada, mereka bergerombol banyak sekali," jelasnya saat dihubungi, Rabu (3/9/2025).
"Mereka mengaku polisi, tapi memang polisi, wong ada truknya polisi juga kok," ujar Kinky20.
Kinky20 melanjutkan, saat beberapa orang itu datang, sudah ada bentuk intimidasi di mana para kreator mural dibentak. Selain itu, para polisi juga berkata bakal menggeledah dan menanyakan identitas.
Para kreator mencoba tenang. Mereka menolak untuk digeledah, sembari mengajak para polisi yang datang untuk berdialog.
"Datang ke kami, dan mengintimidasi kami dengan suara yang agak emosi. Kami mencoba untuk tidak terpancing suasana, jadi kami berdialog tentang tujuan kami membuat karya kreatif di Jokteng Wetan itu," ungkap Kinky20.
"Karena kami tidak berbuat kriminal, mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Dan mereka bicara geledah, mana identitas. Kok enak sekali mereka bicara seperti itu, geledah identitasnya mana, memang mereka mau bikinin kami BPJS atau apa gitu?" sambungnya.
![]() |
2. Tersinggung dengan Kalimat 'Polisi Menggilas, Polisi Menindas'
Perdebatan antara kreator mural 'Awas Intel' dengan polisi pun tak terhindarkan. Namun, tensinya tidak tinggi.
Sebab, Kinky20 dan kawan-kawan menjabarkan dasar hukum bahwa berkesenian di jalan tidak melanggar hukum.
"Di sana juga ada karya juga tentang polisi menindas, polisi menggilas, Mereka tersinggung dengan tulisan-tulisan itu. Jadi waktu saya bilang, di mana tulisan, di mana karya yang membuat tersinggung, dia lalu menunjuk tulisan itu," ujar Kinky20.
"Saya bicara tentang pasal-pasal juga, bahwa aksi yang kami lakukan itu sudah dilindungi oleh hukum. Dan mereka diam saja karena saya bicara tentang itu," imbuhnya.
Usai perdebatan mereka, kata Kinky20, oknum pembentak di awal kedatangan juga telah meminta maaf. Setelah dialog hampir selesai, datang lagi beberapa orang yang membuat dialog semakin panjang.
"Dia (pembentak) sudah minta maaf sebenarnya, ketika dia bersuara keras itu, emosi itu," terang Kinky20.
"Kan ada truk polisi juga, yang mungkin akan menjemput kami, tapi karena kami bisa berdialog dan mereka juga mati kutu juga, akhirnya ada 3 lagi yang datang, bilang ayok kita jaga Jogja," lanjutnya.
Kinky20 mengaku tidak terkejut dengan kedatangan polisi dan intimidasi itu. Setelah dialog antarkedua kubu itu, ia dan rombongannya pun memutuskan pulang.
"Kami sudah mengantisipasi itu, makanya kami tenang aja. Teman-teman kami tidak ada yang lari, tidak ada yang takut. Kami menghadapi bersama-sama," pungkas Kinky20.
3. Polisi Benarkan Datangi Mural 'Awas Intel'
Saat dimintai konfirmasi, Plt Kasi Humas Polresta Jogja, Iptu Gandung Harjunadi membenarkan polisi mendatangi lokasi mural tersebut.
Gandung mengimbau agar seniman tidak membuat gambar yang provokatif.
"Terkait mural kemarin memang sempat didatangi petugas, termasuk Pak Kapolresta (Jogja)," kata Gandung saat dihubungi detikJogja, Selasa (2/9).
"Mengajak kawan-kawan seniman untuk tidak membuat gambar-gambar provokatif dan diajak supaya ikut menjaga Jogja tetap nyaman. Demo boleh, akan kita kawal dan amankan giat berpendapat tapi tidak anarkis," lanjutnya.
Gandung menambahkan, saat ini pihak kepolisian belum memberikan arahan kepada muralis untuk menghapus tulisan tersebut.
"Sementara biarkan dulu saja," ungkapnya.
![]() |
4. Tulisan Intel Kena Vandalisme
Dilansir detikPop, keresahan masyarakat soal kebijakan dan wakil rakyat, hingga kejadian driver ojol dilindas pada Kamis (28/8) membuat seniman ikut geram. Forum Seniman Yogya Bergerak pun bikin aksi damai.
Aksi damai ini dilakukan oleh puluhan seniman mural Forum Seniman Yogya Bergerak pada Senin (1/9). Mereka membuat mural yang menuliskan keresahan, salah satunya tulisan RESET SYSTEM dan AWAS INTEL yang ada di Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta. Uniknya tulisan mural memakai warna hijau dan latar pink yang mendominasi vibe perjuangan yang marak di media sosial.
Salah satu seniman Anagard cerita kepada redaksi detikPop. Para seniman buat dua tulisan mural RESET SYSTEM.
"Ada juga di atas bangunan tua tempat kami biasa berkarya di Jalan Brigjen Katamso atau Pojok Benteng Weton. Semua mural kami buat bersama-sama," ungkapnya saat dihubungi pada Selasa (2/9).
Saat malam hari, ada polisi yang mendatangi, videokan, lalu nanya-nanya kepada seniman yang ada di sana.
Tadi pagi, mereka kembali ke lokasi itu. Dia melihat salah satu mural kena vandalisme.
"Tulisan Intel ditumpahin cat, ya kena vandal (vandalisme)," ungkapnya.
Plt Kasi Humas Polresta Jogja, Iptu Gandung, mengaku belum tahu soal adanya cat merah yang membuat sebagian tulisan 'Awas Intel' tidak terbaca.
"Kita belum tau kalau yang ini," pungkasnya.
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang