Kisah Juragan Tahu Rogoh Kocek Rp 150 Juta Bikin Jembatan Apung di Kali Progo

Terpopuler Sepekan

Kisah Juragan Tahu Rogoh Kocek Rp 150 Juta Bikin Jembatan Apung di Kali Progo

Tim detikJogja - detikJogja
Sabtu, 23 Agu 2025 10:22 WIB
Penampakan jembatan apung 70 meter di atas Sungai Progo penghubung Bantul-Kulon Progo. Foto diunggah Selasa (19/8/2025).
Penampakan jembatan apung 70 meter di atas Sungai Progo penghubung Bantul-Kulon Progo. Foto diunggah Selasa (19/8/2025). Foto: dok. detikJogja
Jogja -

Jembatan apung sepanjang sekitar 70 meter dibangun swadaya membentang di atas Kali Progo. Jembatan ini menghubungkan Kabupaten Bantul dengan Kulon Progo, DIY.

Jembatan apung ini baru saja dibuat oleh tiga orang pengusaha, yang di antaranya adalah juragan tahu. Alasannya untuk memangkas waktu perjalanan Bantul-Kulon Progo. Berikut sejumlah faktanya.

Dibangun 3 Pengusaha

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari sisi Bantul, pintu masuk jembatan ini berada di selatan Kantor Kapanewon Pajangan. Menyusuri jalan kampung, nantinya tampak jembatan apung yang membentang di atas aliran Kali Progo. Jembatan tersebut berbahan kayu dengan drum dan besi di bawahnya.

"Ada tiga orang yang menginisiasi jembatan apung ini, dua pengusaha tahu dan satunya pengusaha nontahu. Kalau saya pengusaha tahu," kata salah satu inisiator pembangunan jembatan apung, Sudiman (34), kepada wartawan di Pajangan, Bantul, Selasa (19/8/2025).

ADVERTISEMENT
Penampakan jembatan apung yang menghubungkan Bantul serta Kulon Progo, Selasa (19/8/2025).Penampakan jembatan apung yang menghubungkan Bantul serta Kulon Progo, Selasa (19/8/2025). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Alasan Pembangunan Jembatan Apung

Warga Temben, Lendah, Kulon Progo ini melanjutkan, alasan pembangunan jembatan apung tersebut awalnya untuk mempermudah akses jualan tahu. Mengingat selama ini pihaknya harus memutar dan memakan banyak waktu.

"Tujuannya supaya kalau mau jualan tahu ke area Jogja bisa cepat. Karena selama ini melewati Jembatan Bantar dan dibandingkan lewat sini selisih waktunya bisa sampai sekitar setengah jam," ucapnya.


Biaya Pembangunan Rp 150 Juta

Sudiman dan kedua rekannya akhirnya memutuskan patungan untuk membangun jembatan itu. Sebab, biaya untuk membangun jembatan apung tidaklah sedikit.

"Biayanya sekitar Rp 150 juta, pembuatannya memakan waktu sekitar dua bulan karena panjang jembatan sekitar 70 meter dengan lebar 2,5 meter. Selain itu baru beroperasi sekitar 3 hari ini," ujarnya.

Terkait bahan pembuatan jembatan apung itu, Sudiman menyebut menggunakan drum agar jembatan mengapung. Selanjutnya di atas drum dipasang besi dan di atasnya lagi menggunakan kayu sebagai jalan.

"Lalu dipasang sling baja sebagai penahan di masing-masing ujung jembatan. Karena itu jembatan ini mampu dilewati kendaraan bermotor dengan berat lebih dari satu ton," katanya.

Koordinasi dengan Warga Setempat

Soal izin pembangunan jembatan apung, Sudiman mengaku telah berkoordinasi dengan warga setempat. Selain itu pihaknya juga sudah meminta izin kepada lurah setempat.

"Iya (sudah izin), warga setempat yang mau dilewati izin dulu dan izin Pak Lurah. Pak Lurah malah bangga, senang, karena kalau mau pergi ke Jogja jadi lebih cepat," ujarnya.

Meski demikian, Sudiman tidak mempermasalahkan jika nantinya pemerintah keberatan dengan jembatan tersebut.

"Kulon Progo-Bantul efisien lewat sini, karena sebelumnya tidak ada jembatan di sini apalagi yang bisa dilewati mobil. Kalau misalnya pemerintah mau membuatkan yang lebih layak, jembatan ini tidak ada tidak masalah," ucapnya.

Terkait jika terjadi luapan aliran Sungai Progo dan merusak jembatan tersebut, Sudiman juga tidak akan mempermasalahkannya. Menurutnya, hal itu bagian dari risiko pendirian jembatan tersebut.

"Ya itu risiko, kalau musim hujan lalu kalinya banjir dan misalnya jembatan jebol ya tidak apa-apa, pasrah saja," ujarnya.

Pengendara Melintas Dipungut Biaya

Untuk melintas di jembatan apung ini, pengendara dipungut biaya. Untuk sepeda motor dengan tarif Rp 2 ribu sekali melintas dan untuk mobil Rp 10 ribu.

"Jembatan apung ini sudah beroperasi sejak Minggu (17/8) dan sehari rata-rata bisa dapat sekitar Rp 300 ribu," kata penjaga jalan masuk ke jembatan apung Bantul-Kulon Progo, Sugeng saat ditemui detikJogja di Pajangan, Bantul, Rabu (20/8/2025).

Sugeng menyebut, dalam sehari rata-rata ada 30-40 kendaraan bermotor yang melintas.

"Ini (jembatan apung) semata-mata bukan untuk bisnis, ini untuk mempercepat perjalanan khususnya distribusi pengusaha tahu. Warga juga sangat senang sekali dengan adanya jembatan apung ini," ujarnya.

Dijaga 24 Jam

Ada tiga orang yang berjaga di bangunan semi permanen sisi barat jembatan apung. Ketiganya nantinya berjaga secara bergantian selama 24 jam.

"Karena yang menunggu kan 24 jam dengan sistem shift 8 jam dengan tiga orang penjaga," ucapnya.

Terkait alasan menjaga jembatan apung selama 24 jam, Sugeng menyebut karena perlu pemantauan jembatan. "Kenapa 24 jam? Nanti misal malam dan terjadi peningkatan debit air petugas langsung menutup akses ke jembatan apung," katanya.

Sugeng menerangkan, uang yang terkumpul digunakan untuk perawatan jembatan tersebut.

"Sekali lagi ini bukan pungutan liar. Uangnya untuk perawatan jalan, operasional dan membayar listrik yang dialirkan dari Pajangan untuk penerangan jembatan apung. Sehari-hari kita juga cek kondisi drum, apalagi ke depannya akan dipasang lagi sling baja di tengah jembatan," ujarnya.




(rih/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads