Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo mengungkap adanya bakteri yang menjangkiti menu Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga memicu keracunan massal 497 siswa di dua SMP di Wates. Pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditunjuk menyuplai MBG di dua sekolah tersebut akhirnya buka suara.
Perwakilan SPPG Dapur Sehati Wates, Riski Fadilah mengatakan pihaknya sudah menerima informasi soal hasil uji laboratorium sampel MBG. Hasilnya, menu MBG terkontaminasi sejumlah bakteri, tapi penyebabnya belum diketahui secara pasti.
"Jadi kemarin yang menghadap ke Dinkes itu sebenarnya cuma dari kepala dapur sama ahli gizi, sedangkan kami sebagai mitra tidak diizinkan masuk, karena mungkin sifatnya rahasia," kata Riski saat dimintai konfirmasi wartawan lewat telepon, Kamis (21/8/2025)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cuma beberapa yang dikemukakan sama Dinkes itu memang mengandung beberapa bakteri. Cuman kita sendiri dan dari Dinkes sendiri itu memberikan clue bahwa itu (penyebabnya) multifaktoral," sambungnya.
Riski mengatakan, hasil itu menjadi evaluasi pihaknya untuk meningkatkan fasilitas pengolahan masakan serta mutu bahan pangan. Dia bilang standar operasional prosedur (SOP) dari proses memasak hingga distribusi juga dimaksimalkan.
"Untuk langkah kita lebih menjaga kebersihan, terus lebih meningkatkan SOP terkait masalah bahan baku, terus kita terapkan juga APD, itu sudah tidak ada toleransi, artinya wajib digunakan distribusi dan pelaku yang ada di dalam ruangan (proses memasak)," ujarnya.
Riski mengatakan, sarung tangan pekerja juga telah diganti dari sebelumnya berbahan plastik kini memakai latex. Langkah ini ditempuh untuk meminimalisir potensi makanan terjangkit bakteri.
"Perubahan enggak (signifikan). Cuman kita lebih memaksimalkan lagi. Misalkan kalau kemarin kita memakai sarung tangan yang plastik, kita ganti pakai latex, jadi lebih meningkatkan gradenya," ucap dia.
Penyebab 497 Siswa SMP Kulon Progo Keracunan
Diberitakan sebelumnya, uji laboratorium terkait kasus keracunan massal 497 siswa di dua SMP di Kulon Progo, DIY, usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) diumumkan. Hasilnya, ditemukan sejumlah bakteri pada menu MBG, muntahan hingga feses siswa.
Uji laboratorium dilakukan oleh Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLK) Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY selama dua pekan sejak kasus keracunan terjadi di SMP N 3 Wates dan SMP Muhammadiyah 2 Wates pada Kamis (31/7) lalu. Beberapa sampel yang diperiksa dan dipastikan positif terkontaminasi bakteri meliputi nasi putih, ayam, sayur tumis, tahu goreng, semangka, serta muntahan dan feses siswa.
"Kita beberapa ambil sampel, mulai dari nasi putih, ayam, sayur tumis, tahu goreng, dan semangka, termasuk ada tambahan muntahan dan feses. Jadi ada (bakteri) Bacillus Cereus, E.Coli, kemudian Staphylococcus aureus," ucap Kepala Bidang Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kulon Progo, Arif Mustofa dalam jumpa pers di Kantor Dinkes Kulon Progo, Rabu (20/8/2025).
Arif mengatakan tiga bakteri tersebut seharusnya tidak ada pada makanan. Di sisi lain, pihaknya tidak bisa memastikan penyebab bakteri bisa menjangkiti menu MBG.
"Jadi bakteri ini memang seharusnya tidak ada pada makanan. Jadi ini dipastikan adalah sebuah kontaminan. Nah kontaminan ini bisa mulai dari bahan baku, sampai penyajian. Nah CCP (Crotical Control Point) di mana bakteri masuk itu banyak, sehingga kita tidak bisa menjustifikasi oh ini ada di SPPG, itu enggak bisa. Karena ini multifaktor, artinya bisa jadi di bahan bakunya, bisa jadi saat pengolahan, bisa saat penyajian, bisa juga sewaktu di sekolah. Sehingga banyak hal yang mungkin (bakteri) bisa masuk ke sana (makanan)," terangnya.
Dinkes Kulon Progo, lanjut Arif, juga tidak dapat menentukan jenis makanan apa yang jadi faktor utama siswa mengalami keracunan. Pasalnya, di setiap jenis makanan yang disajikan mengandung bakteri yang berbeda-beda.
"Kita juga tidak bisa menuduh penyebab utamanya pada salah satu jenis makanan. Sebab varian makanannya banyak, sehingga ada cross infeksi. Bisa juga karena dari anaknya, seperti bakteri Staphylococcus yang biasanya menjangkiti luka. Bisa jadi karena bakteri Cereus, nah Cereus itu karena Cerelac, itu di nasi. Itu kalau banyak memang menyebabkan terjadinya kontaminan," ucapnya.
Hal senada disampaikan Kepala Dinkes Kulon Progo, Sri Budi Utami. Menurutnya ada banyak faktor yang menyebabkan menu MBG bisa terkontaminasi bakteri. Salah satunya saat proses penyimpanan makanan.
"Kalau kita lihat kasus keracunan makanan, kita akan melihat secara urut, bisa itu mulai dari pemilihan bahan makanan, kemudian pencucian seperti apa, lalu penyimpanan. Nah penyimpanan itu merupakan faktor penting terutama untuk bahan yang tidak awet seperti daging. Karena ini ada ribuan porsi, pastinya belanjanya daging akan lebih besar. Sehingga kalau freezer tidak memadai, mungkin itu jadi salah satu tempat untuk kuman masuk," ujarnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Faktor lain kemunculan bakteri, bisa terjadi saat pengolahan makanan sampai dengan penyajian ke sekolah-sekolah.
"Kemudian masak. Masak pun selain bahan, juga alat makan, plus juga air. Kemudian pada saat masak, masih ada penjamah orangnya, kemudian ditata, dipacking, kemudian didistribusikan sampai di anak. Jangan lupa juga anak mau makan sudah cuci tangan enggak. Nah itu banyak hal yang kemudian kita bicara kumannya masuk dari mana. Tapi yang jelas kami matur yang diambil itu kan sampel makanan yang ada di MBG dan itu memang positif terkontaminasi bakteri," ucapnya.
Budi mengatakan hasil uji laboratorium terhadap sampel menu MBG serta muntahan dan tinja siswa ini sebenarnya sesuai dengan perkiraan pihaknya. Hal itu berdasarkan gejala yang dialami para siswa, di mana mereka mengeluhkan sakit perut, muntah bahkan diare.
"Kalau kita melihat gejalanya yang 497 (total siswa keracunan) itu sebetulnya juga sudah bisa kita perkirakan ya, ada kemungkinan besar sampel makanan itu terkontaminasi bakteri. Muntahan juga hasilnya positif kontaminasi. BAB juga," ujarnya.
Budi mengatakan hasil laboratorium ini telah disampaikan kepada SPPG yang ditunjuk untuk mendistribusikan MBG ke SMP 3 Wates dan SMP Muhammadiyah 2 Wates. Pihaknya juga sudah memberikan sejumlah saran dan evaluasi kepada SPPG agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Kami sudah sampaikan untuk antisipasi. Bisa diantisipasi dengan pemilihan bahan baku, dipastikan bahan baku yang layak. Mohon SOP penyiapan makanan dicermati, mulai dari pemilihan bahan, penyimpanan, pencucian, pengolahan, sampai distribusi ke anak-anak. Mohon kepada guru juga bisa memperhatikan makanan yang akan disajikan. Pastikan makanan itu tidak berbau," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, siswa di SMP Muhammadiyah 2 Wates dan SMP N 3 Wates mengeluhkan sakit perut, muntah hingga diare pasca menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (31/7).
Mayoritas siswa mengeluhkan sakit perut hingga diare setelah mengonsumsi MBG yang disediakan pada Rabu (30/7). Keluhan tersebut muncul sejak semalam dan terus berlangsung sampai hari ini.
"Kemarin makan MBG, yang dimakan ada ayam, tahu, sama semangka. Setelah makan belum kerasa. Kerasanya pulang sekolah, mual, sakit perut, diare dan dirasakan sampai pagi ini," ucap salah satu siswa kelas VII, SMP Muhammadiyah 2 Wates, Diaz (14) saat ditemui di lokasi Kamis (31/7)
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kulon Progo, Arif Mustofa mengatakan siswa mengalami gejala mulai dari mual, muntah dan diare. Total siswa yang mengeluhkan hal serupa mencapai 497 anak.
"Iya keluhannya sama, mulai dari mual, muntah dan diare," ujarnya.
Sementara itu Perwakilan SPPG Dapur Sehati Wates, Riski Fadilah menyebut menu MBG yang disajikan kepada dua SMP itu meliputi olahan daging ayam dan sejumlah sayuran. Selain itu juga ada mie sebagai pendampingnya.
"Kalau pastinya saya kurang hapal, tapi yang jelas menu kemarin ada bahan ayam, wortel, kwetiau juga," ujarnya.
Riski mengatakan menu tersebut sudah diolah sesuai Standard Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. Sehingga dia pastikan bahwa menu sudah layak untuk dikonsumsi.
Komentar Terbanyak
UGM Batalkan Sewa Gedung untuk Launching Buku Roy Suryo dkk
Ditolak UGM, Launching Buku Roy Suryo dkk Pindah ke Kafe
Judul Buku Roy Suryo dkk yang Batal Dilaunching di UC UGM: Jokowi's White Paper