Sejumlah pengusaha membuat jembatan apung penghubung Bantul-Kulon Progo. Jembatan yang membentang di atas Sungai Progo ini mulai dimanfaatkan oleh warga.
Penjaga jembatan mencatat dalam sehari puluhan kendaraan bermotor melintas. Kebanyakan pengendara sepeda motor.
Dari sisi Bantul, pintu masuk jembatan ini berada di selatan Kantor Kapanewon Pajangan. Menyusuri jalan kampung, nantinya tampak jembatan apung yang terbuat dari papan kayu, besi, dan drum ini. Panjang jembatan sekitar 70 meter dengan lebar 2,5 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu penjaga jembatan apung, Sugeng mengatakan bahwa jembatan beroperasi sejak Minggu (17/8).
"Yang lewat hanya mobil dan motor, biasanya mereka lewat mulai pukul 02.00 WIB sampai pagi, itu pas ramai-ramainya," kata Sugeng saat ditemui detikJogja di Pajangan, Bantul, Rabu (20/8/2025).
Terkait jumlah kendaraan yang melintas di jembatan apung, Sugeng menyebut dari hari pertama hingga saat ini semakin bertambah banyak.
"Hari pertama belum ramai, lalu hari kedua mulai ramai sampai hari ini. Kalau jumlahnya rata-rata 30 sampai 40 kendaraan dalam sehari itu," ujarnya.
"Dari jumlah itu paling banyak motor yang lewat jembatan apung," lanjutnya.
![]() |
Diberitakan sebelumnya, tiga orang pengusaha membangun jembatan apung yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kulon Progo. Jembatan yang membelah aliran Sungai Progo ini dibuat untuk memotong waktu perjalanan Bantul-Kulon Progo hingga setengah jam.
"Ada tiga orang yang menginisiasi jembatan apung ini, dua pengusaha tahu dan satunya pengusaha nontahu. Kalau saya pengusaha tahu," kata salah satu inisiator pembangunan jembatan apung, Sudiman (34) kepada wartawan di Pajangan, Bantul, Selasa (19/8).
Warga Temben, Lendah, Kulon Progo ini mengungkapkan alasan pembangunan jembatan apung tersebut awalnya untuk mempermudah akses jualan tahu. Selama ini pihaknya harus memutar dan memakan banyak waktu.
"Tujuannya supaya kalau mau jualan tahu ke area Jogja bisa cepat. Karena selama ini melewati Jembatan Bantar dan dibandingkan lewat sini selisih waktunya bisa sampai sekitar setengah jam," jelasnya.
Pengendara yang melintas dipungut tarif Rp 2 ribu untuk sepeda motor dan Rp 10 ribu untuk mobil.
(rih/ahr)
Komentar Terbanyak
UGM Batalkan Sewa Gedung untuk Launching Buku Roy Suryo dkk
Ditolak UGM, Launching Buku Roy Suryo dkk Pindah ke Kafe
Judul Buku Roy Suryo dkk yang Batal Dilaunching di UC UGM: Jokowi's White Paper