Judul Buku Roy Suryo dkk yang Batal Dilaunching di UC UGM: Jokowi's White Paper

Judul Buku Roy Suryo dkk yang Batal Dilaunching di UC UGM: Jokowi's White Paper

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Senin, 18 Agu 2025 18:26 WIB
Suasana soft launching buku Jokowis White Paper yang ditulis Roy Suryo dkk di sebuah coffee shop di UC UGM, Senin (18/8/2025).
Suasana soft launching buku Jokowi's White Paper yang ditulis Roy Suryo dkk di sebuah coffee shop di UC UGM, Senin (18/8/2025). Foto: Jauh Hari Wawan/detikJogja
Sleman -

Universitas Gadjah Mada (UGM) tak memberikan izin penggunaan University Club (UC) Hotel untuk penyelenggaraan acara yang digagas oleh Roy Suryo cs. Acara itu sendiri bertajuk 'Kado Tercantik 80 Tahun Indonesia Merdeka'.

Adapun di dalamnya terdapat agenda Soft Launching Buku 'Jokowi's White Paper' karya Roy Suryo, Rismon Sianipar dan Tiffauzia Tiyassuma (dr Tifa). Apa isi buku setebal hampir 700 halaman tersebut?

"Jadi isinya tadi saya spill ya. Jadi, isinya adalah satu. Ya, itu memuat dokumentasi tentang apa yang kami lakukan sejauh ini. Mulai dari ketika isu pertama kali ini (dugaan ijazah palsu milik Jokowi) keluar ya," kata Roy Suryo ditemui wartawan di UC UGM, Senin (18/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia bilang, awalnya ada seminar yang diselenggarakan di Kampus Terpadu UII. Kala itu, ada Prof Mahfud Md dan Buya Syafii Maarif, dan dihadiri juga Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi.

ADVERTISEMENT

"Waktu itu ada dialog santai gitu ya. Ada videonya juga. Yang mengatakan untuk jadi presiden itu IP-nya sebaiknya berapa. Prof Mahfud mengatakan IP-saya 3,8. Nah, Jokowi mengatakan IP saya di bawah 2. Dua aja nggak ada gitu loh, kan mulai dari situ sebenarnya orang berpikir," ujarnya.

Nah, dari situ menurut Roy, kemudian muncul orang-orang yang berpikir kritis. Contohnya adalah Bambang Trimulyono atau Bambang Tri dan Gus Nur atau Sugi Nur Raharja.

"Sempat kemudian mereka mempertanyakan soal itu. Tapi mereka dikriminalisasi. Itu semua kami tulis dalam buku itu," ujarnya.

Kemudian, perjalanan ketiganya ketika datang ke UGM. Untuk ketemu dengan wakil rektor. Waktu itu mereka bertemu dengan Prof Wening dan Arie Sujito. Dia saat itu meneliti soal skripsi yang ditulis Jokowi.

"Saya memegang langsung skripsi itu. Saya memegang skripsi itu ya. Dan kemudian kita meneliti langsung ya waktu itu. Kemudian juga kami tulis panjang tentang apa arti Declaration of Human Rights. Apa arti dari Undang-Undang Dasar 45 Masalah 28. Apa arti dari Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik tahun 2018," ujarnya.

Roy bilang, dalam buku juga dipaparkan analisis digital forensik yang dibuat oleh Rismon. Ia pun telah membandingkan ijazah Jokowi itu dengan ijazah alumni UGM lain seperti Hari Mulyono, Pronojiwo, dan Srimurtiningsih.

Terdapat unsur overlapping detection dalam ijazah itu. Berupa reposisi yang buruk watermark logo UGM hingga tanda tangan pengesahannya.

"Sangat panjang tentang kajian-kajian itu. Termasuk penggunaan perbandingan dengan RGB ya. Red, Green, Blue atau dengan perbandingan dengan CMYK. Cyan, Magenta, Yellow, and Black. Ya, dari situ detail banget," ujarnya.

Kemudian analisis dari dokter Tifa itu dengan metode Behavioral Neuroscience-nya. Analisis itu untuk meneliti pola perilaku seseorang. Bahkan dihubungkan dengan pola politik perilaku seseorang.

"Jadi buku itu insyaallah akan menjadi sebuah referensi yang sangat menarik. Karena kami susun dengan bahasa yang teknis tapi agak populer. Jadi populer science lah," ujarnya.

"Paling menonjol ya kesimpulannya adalah skripsinya 99,9% palsu. Tidak mungkin menghasilkan ijazah asli. Itu saja yang paling penting," tegasnya.

Lebih lanjut, Roy Suryo mengungkapkan alasan buku tersebut diberi judul 'Jokowi's White Paper'. Mereka sepakat memilih judul itu sebagai upaya untuk membersihkan nama kampus.

"Kami sepakat menjuduli Jokowi's White Paper. Karena kami ingin membersihkan kampus kami tercinta ini. Universitas Gadjah Mada itu, Kami bertiga lulusan sini. S1, S2 nya semuanya dari UGM semua," tegasnya.

Roy Suryo bilang, dalam waktu dekat buku ini akan segera diterbitkan dalam jumlah yang lebih banyak. Selain itu juga akan ada versi e-book.

"Cetak yang agak lumayan eksklusif. Dan juga cetak yang biasa untuk supaya biayanya bisa murah. Yang eksklusif bisa jadi kenangan. Dan akan muncul juga dalam format e-book ya. Jadi supaya orang bisa cukup baca pdf-nya saya. Tinggal di download. Itu juga bisa ada. Dan distribusinya insyaallah nanti pada akhir bulan. Akhir bulan Agustus ini," pungkasnya.




(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads