Kelompok militan di jalur Gaza, Hamas, merilis video yang menunjukkan dua sandera Israel yang masih ditahan dalam kondisi kurus kering. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengecam Hamas.
Dilansir detikNews, Hamas baru-baru ini merilis tiga video yang menunjukkan dua sandera Israel dalam kondisi kurus kering. Dua warga Israel itu diidentifikasi sebagai Rom Braslavski dan Evyatar David.
Keduanya disandera sejak serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekaman video itu juga menunjukkan David sedang menggali apa yang disebutnya sebagai kuburannya sendiri, yang memicu reaksi kemarahan.
Macron merespons video itu dengan menyebut Hamas telah menunjukkan "perilaku tidak manusiawi tanpa batas". Dia juga menyebut bahwa Prancis memprioritaskan pembebasan sandera.
"Kekejaman yang keji, perilaku tidak manusiawi tanpa batas: inilah yang mencerminkan Hamas," kata Macron dalam pernyataan via media sosial X, mengomentari apa yang disebutnya sebagai "gambar-gambar yang tak tertahankan", seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (4/8/2025).
"Prioritas utama Prancis adalah pembebasan segera semua sandera," tegasnya pada Minggu (3/8) waktu setempat.
Macron yang menyatakan Prancis akan segera mengakui negara Palestina menegaskan bahwa Hamas tak boleh lagi berkuasa di jalur Gaza. Dia juga menyerukan agar Hamas melucuti persenjataan.
"Kita harus melakukan demiliterisasi total terhadap Hamas, pengucilan sepenuhnya dari segala bentuk pemerintahan, dan pengakuan Israel oleh negara Palestina," cetusnya.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dilaporkan sangat terkejut dengan video tersebut. Netanyahu disebut telah berbicara dengan keluarga dua sandera yang ada dalam video itu.
"Perdana Menteri menyatakan keterkejutan yang mendalam atas materi yang didistribusikan oleh organisasi teror Hamas dan Jihad Islam Palestina, dan menyampaikan kepada pihak keluarga bahwa upaya untuk memulangkan semua sandera sedang berlangsung, dan akan terus berlanjut secara terus-menerus dan tanpa henti," demikian pernyataan kantor Netanyahu pada Sabtu (2/8) malam.
(afn/apl)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030