Cerita Menegangkan Dokter Rusia Tetap Lanjut Operasi Pasien di Tengah Gempa

Internasional

Cerita Menegangkan Dokter Rusia Tetap Lanjut Operasi Pasien di Tengah Gempa

Sarah Oktaviani Alam - detikJogja
Kamis, 31 Jul 2025 15:08 WIB
Dokter Rusia menceritakan momen menegangkan tetap melanjutkan operasi di tengah gempa pada Rabu (30/7/2025).
Viral Dokter Rusia menceritakan momen menegangkan tetap melanjutkan operasi di tengah gempa pada Rabu (30/7/2025). Foto: Tangkapan Layar
Jogja -

Ada cerita menegangkan dari dokter ketika gempa berkekuatan 8,8 skala Richter mengguncang lepas pantai Pasifik Rusia, Rabu (30/7) pagi. Saat itu para dokter di Kamchatka tengah melakukan operasi perut terbuka pada seorang pasien.

Dikutip detikHealth, Kamis (31/7/2025), kejadian ini viral di sebuah video dari ruang operasi yang beredar di media sosial. Terlihat tim medis menjaga pasien tetap stabil di atas meja operasi, sementara ruangan bergetar hebat.

Meski dalam kondisi genting, tim dokter tetap menyelesaikan operasi dan pasien dalam kondisi stabil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rekaman dari Pusat Onkologi Regional Kamchatka menunjukkan momen terjadinya gempa. Video yang dibagikan di Telegram oleh Menteri Kesehatan Kamchatka, Oleg Melnikov, memperlihatkan para dokter dan perawat yang bersiap menghadapi getaran.

Saat peralatan medis bergerak hebat, para staf menahan pasien di meja operasi. Seorang petugas terlihat menstabilkan monitor, sementara seorang perawat mencengkeram nampan berisi alat-alat bedah.

ADVERTISEMENT

Pada satu titik, suara dentingan keras wadah logam yang jatuh ke lantai terdengar dalam rekaman tersebut.

Pejabat setempat bahkan akan memberikan para staf medis penghargaan negara. Namun, kepala unit bedah menegaskan bahwa ia dan timnya hanya melakukan tugasnya.

Menteri Kesehatan Kamchatka, Oleg Melnikov menyebut para petugas sebagai 'pahlawan berjas putih'.

"Meskipun berbahaya, para dokter tetap tenang dan mendampingi pasien sampai akhir. Pasien sekarang dalam kondisi baik," jelasnya.

Kepala unit bedah kedua rumah sakit tersebut, Yana Gvozdeva, dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa menghentikan operasi bukanlah pilihan. Prosedur yang sedang dijalani adalah laparotomi, operasi perut terbuka.

Gvozdeva menegaskan bahwa membiarkan pasien sadar kembali di tengah operasi bisa menjadi bencana besar.

"Kami fokus memastikan meja operasi tidak miring dan pasien tidak terlepas dari tangan kami," kata Gvozdeva dikutip dari laman Meduza.

"Itu mengerikan. Jika pasien jatuh, amit-amit, konsekuensinya akan sangat besar. Dia sekarang berada di ICU, tetapi kondisinya stabil. Semuanya baik-baik saja," lanjutnya.

Gvozdeva mengungkapkan itu adalah gempa bumi terkuat yang pernah dialaminya. Gempa itu berlangsung setidaknya lima atau enam menit, tanpa henti.

"Getaran datang bergelombang, ada yang lebih kuat, ada yang lebih lemah, dan kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya," kenangnya.

"Tidak ada guncangan apa pun, bumi, instrumen, atau peralatan kami yang dapat menghentikan kami. Kami hanya terus melakukan pekerjaan kami," tegasnya.




(rih/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads