Dewasa ini, dikenal 7 love language atau bahasa cinta. Banyak orang sudah mengenal love language yang berjumlah 5. Namun, versi 7 bahasa cinta tampaknya belum begitu populer. Jadi, apa saja 7 love language itu?
Disadur dari tulisan bertajuk Love Language dalam Perspektif Psikologi oleh Latifa Setya Priani dan Dian Juliarti Bantam dalam Buletin KPIM, bahasa cinta adalah bentuk sikap individu untuk mengungkapkan kasih sayangnya kepada orang lain. Bahasa ini penting dipahami agar hubungan berlangsung sukses.
Memahami bahasa cinta diri sendiri maupun pasangan akan membantu hubunganmu langgeng. Sebab, hal yang ingin kita dapatkan dari pasangan jadi terpenuhi. Dengan demikian, hubungan kaku bisa dihindari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, bagi detikers yang ingin punya hubungan everlasting, mempelajari 7 love language tentu bukanlah kesalahan. Langsung saja, simak pembahasan ringkas seputar asal-usul, jenis, pengertian, hingga contohnya berikut ini!
Asal-usul 7 Love Language
Menurut keterangan dari Australian Broadcasting Corporation, mulanya, hanya ada 5 love language. Kelimanya didasarkan atas buku The Five Love Languages: The Secret to Love that Lasts tulisan Gary Chapman yang rilis tahun 90-an.
Perlu diketahui, teori buatan Gary Chapman banyak disangsikan peneliti. Mengingat, Gary Chapman bukanlah seorang psikolog atau pakar hubungan. Ia mendasarkan tulisannya atas tren yang dilihatnya pada hubungan konseling pasangan di gereja.
"Banyak orang berasumsi (penulis The Five Love Languages) adalah seorang psikolog atau pakar hubungan yang dapat mereka beri nasihat, dan nasihat itu berdasar," ucap Gery Karantzas, seorang profesor ilmu hubungan di Deakin University.
Gary Chapman sendiri punya pembelaan. Ketika landasan akademis buku tersebut dipertanyakan, ia menerangkan bahwa kebanyakan orang membaca buku pernikahan untuk mengetahui hal yang bisa membantunya.
Terlepas dari kontroversinya, 5 love languages kemudian membudaya di tengah masyarakat dunia. Lambat laun, jumlahnya bertambah menjadi 7. Tambahan 2 bahasa cinta lagi ditemukan oleh website tes kepribadian Truity.
Dilansir situs resminya, penemuan ini didasarkan sebuah riset pada 2022 yang melibatkan lebih dari 500.000 partisipan. Hasil riset tersebut kemudian mengelompokkan 7 bahasa cinta, alih-alih 5 saja sebagaimana ide Chapman.
Menariknya, 7 bahasa cinta versi Truity punya penamaan yang berlainan dengan teori Chapman. Meski begitu, beberapa di antaranya mengusung konsep sama. Penasaran? Check it out!
7 Jenis Love Language dan Contohnya
Kembali diringkas dari laman Truity dan Breeze Well Being, di bawah ini 7 jenis love language dan contohnya:
1. Activity (Aktivitas)
Pertama, ada bahasa cinta aktivitas. Orang dengan love language ini akan sangat senang bila pasangannya tertarik pada hobi mereka. Terlebih jika pasangannya melakukan usaha ekstra untuk melakukan hobi yang disenangi tersebut bersama.
Motivasi dalam love language ini adalah kebersamaan. Meski begitu, ada perbedaan dengan quality time dalam konsep Gary Chapman. Dalam bahasa cinta activity, yang dipentingkan bukan hanya menghabiskan waktu bersama saja, melainkan menghabiskan waktu untuk melakukan aktivitas yang disenangi pasangan, baik itu berupa hobi, pekerjaan, atau hal lain.
Sebagai contoh, si A sangat senang mendaki dan ia punya love language activity. Artinya, A akan merasa dicintai begitu B (pasangannya) mau mendaki bersamanya. Bahkan, meskipun B tidak suka hiking, tetapi berusaha melakukannya. A akan sangat mengapresiasi hal tersebut.
2. Appreciation (Apresiasi)
Love language kedua ini sama seperti word of affirmation versi Chapman. Seseorang dengan gaya cinta ini akan merasa istimewa dan dihargai ketika pasangannya memberi pujian. Bagi pemilik bahasa cinta ini, kata-kata punya makna lebih dalam ketimbang perbuatan.
Apabila kamu merasa senang dan bahagia ketika pasanganmu menyebutmu tampan/cantik, kemungkinan besar bahasa cintamu adalah appreciation. Hal yang sama berlaku jika kamu merasa bangga saat istri/suamimu mengekspresikan rasa cinta melalui kata-kata.
3. Emotional (Emosional)
Emosional adalah bahasa cinta ketiga dari hasil riset Truity. Sesuai penamaannya, seseorang akan merasa dicintai ketika pasangannya hadir secara emosional dalam masa-masa berat. Begitu pula jika pasangannya ada saat masa-masa bahagia.
Gaya cinta ini berfokus pada hubungan emosional alih-alih fisik. Oleh karena itu, bagi detikers yang punya pasangan dengan gaya emotional, jangan lupa untuk senantiasa hadir di hidupnya. Lalu, bagaimana penerapannya secara riil?
Umpamanya, A merasa terpuruk setelah gagal masuk ujian universitas. Padahal, ia sudah mempersiapkannya jauh hari. B sebagai pasangan A kemudian datang dan menawarkan kenyamanan. Ia tidak menghakimi A, melainkan justru memberi dukungan secara emosional.
4. Financial (Finansial)
Selanjutnya, ada bahasa cinta finansial. Sekilas, gaya cinta finansial mirip dengan receiving gifts, meski sejatinya berlainan. Pasalnya, pemilik bahasa cinta ini tidak membatasi rasa senangnya atas hadiah saja, melainkan lingkup lebih luas.
Contohnya, A merasa senang ketika pasangannya, B, bermurah hati memberinya waktu, uang, ataupun energi. Kendati sering dianggap materialistis, inti dari bahasa cinta ini adalah kepedulian yang ditunjukkan dengan cara dukungan finansial.
5. Intellectual (Intelektual)
Merasa dicintai ketika kecerdasanmu dihargai pasangan? Bila iya, maka bahasa cintamu adalah intelektual. Kendati terlihat mirip dengan gaya cinta quality time, fokus intelektual adalah pertemuan pikiran dan perilaku menghargai kecerdasan satu sama lain.
Apabila punya pasangan dengan love language intellectual, detikers bisa coba menghabiskan waktu dengannya membahas hal-hal mendalam. Deep conversation semacam ini, terlebih dengan topik yang paling disukai pasangan, akan membuatnya merasa dihargai.
6. Physical (Fisik)
Merupakan padanan physical touch versi Truity, orang dengan love language ini merasa disayang ketika pasangannya menyentuh dan memeluk. Para pemilik love language physical menyukai pengalaman fisik yang memorable.
Perlu dicatat, sentuhan dalam konteks ini tidak terbatas pada intimasi seksual saja, tetapi juga bentuk lain. Artinya, hal-hal yang bersifat fisik seperti berpegangan tangan dan berpelukan juga termasuk.
Ketika disentuh secara fisik oleh orang tercinta, pemilik love language physical akan merasa terkoneksi dan dekat secara emosional. Jadi, sesering mungkin, beri pasanganmu belaian atau senggolan fisik, ya, detikers!
7. Practical (Praktis)
Jenis love language terakhir adalah practical atau praktis. Orang dengan bahasa cinta ini merasa istimewa dan spesial ketika pasangannya membantunya mengurus tugas sehari-hari, seperti tugas atau pekerjaan rumah.
Bagi pemilik bahasa cinta practical, cinta adalah kerja sama tim untuk membangun hidup yang lebih mudah dan menyenangkan. Apabila pasanganmu punya love language ini, cobalah untuk senantiasa menawarkan bantuan dalam kehidupan sehari-harinya!
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai tujuh love language beserta contohnya. Semoga membantumu membangun hubungan yang langgeng, ya, detikers!
(sto/apl)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu