Menteri Kehutanan (Menhut) RI, Raja JuliAntoni, angkat bicara soal kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan skala cukup besar yang melanda sejumlah wilayah di Riau. Menhut meminta masyarakat dan perusahaan agar tidak ada yang membakar hutan dan lahan, jika ada yang melakukan maka Polda Riau tidak segan-segan menindak tegas.
Antoni mengatakan, tiga, empat hari ini memang ada masalah dengan Karhutla di Sumatera terutama di Riau. Namun, kerja sama yang sangat erat antara kementerian dan lembaga berjalan dengan sangat baik.
Bahkan, Antoni telah menelepon Kapolda Riau, Pangdam Bukit Barisan, Kepala BNPB hingga Kepala BMKG. Selain itu, Minggu (20/7), Dirjen Gakkum Kemenhut yang memiliki tanggung jawab terhadap persoalan Karhutla sudah Antoni kirim ke Riau dan Wamenhut juga langsung memimpin penanganan Karhutla di Riau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun, yang paling penting disampaikan terutama kepada masyarakat Riau agar periode-periode ini tidak ada yang membakar hutan maupun lahan," katanya kepada wartawan di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Jogja, Selasa (22/7/2025).
Bukan tanpa alasan, merujuk data dari BMKG bahwa tanggal 22-28 Juli tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah berpotensi sangat mudah terbakar.
"Ini memang ada panas ekstrem 10 hari terakhir dan badai Wipha yang melanda Filipina. Sehingga pembentukan awan sangat susah dan kemudian sangat kering yang membuat mudah terbakar," ujarnya.
Antoni juga telah berkoordinasi dengan Kapolda Riau untuk memastikan tidak ada masyarakat dan perusahaan yang melakukan land clearing atau pembersihan lahan untuk menanam dengan cara membakar lahan dan hutan.
"Jadi kepada masyarakat maupun perusahaan yang ada di Riau, saya sudah koordinasi dengan Kapolda, jangan berani-berani melakukan land clearing, membersihkan lahan untuk menanam dengan cara pembakaran karena potensinya sangat luar biasa buruk," ucapnya.
Bahkan, dalam koordinasinya dengan Kapolda Riau juga menegaskan akan melakukan penindakan terhadap masyarakat dan perusahaan yang nekat melakukan pembakaran hutan dan lahan.
"Karena itu kami akan melakukan penegakan hukum tanpa pandang bulu, tanpa segan-segan kepada masyarakat atau perusahaan yang membakar lahan atau hutan di Riau, Sumatera atau manapun. Karena di Riau menghadapi masa yang sangat kritis, dan kita harus kita jaga bersama-sama," katanya.
Dilansir detikSumut, kebakaran hutan dan lahan dengan skala cukup besar melanda sejumlah wilayah di Provinsi Riau. Data satelit BMKG Pekanbaru update pukul 10.00 WIB tadi menunjukkan asap bergerak ke arah timur laut memasuki ke Teluk Kemang, Malaysia.
"Kalau dilihat dari peta sebaran asap, asap tersebut menuju ke wilayah Malaysia," kata Forecaster On Duty BMKG Pekanbaru, Bibin Sulianto, Sabtu (19/7).
BMKG juga mencatat ada 695 titik panas atau hotspot di Sumatera. Terbanyak justru ada di Riau, yakni 259 titik hang tersebar di 12 kabupaten dan kota.
Dari data 259 titik, Rokan Hulu tercatat ada 107 titik dan Rokan Hilir 95 titik. Sedangkan Dumai 17 titik, Siak 15 titik, Kampar 10 titik, Pelalawan 7 titik, Bengkalis 5 titik, Kuantan Singingi 2 titik dan Indragiri Hulu paling sedikit, yakni 1 titik.
(apl/apl)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi