Sederet Fakta Warga Tolak SPBU Gedong Tengen Kembali Buka

Terpopuler Sepekan

Sederet Fakta Warga Tolak SPBU Gedong Tengen Kembali Buka

Tim detikJogja - detikJogja
Minggu, 06 Jul 2025 10:42 WIB
Spanduk penolakan warga di SPBU 44.552.14 Gedong Tengen, Pringgokusuman, Kota Jogja, Senin (30/6/2025).
Spanduk penolakan warga di SPBU 44.552.14 Gedong Tengen, Pringgokusuman, Kota Jogja, Senin (30/6/2025). Foto: Adji Ganda Rinepta/detikJogja
Jogja -

Warga sekitar SPBU 44.552.14 Gedong Tengen, Pringgokusuman, Kota Jogja, mengaku trauma imbas ledakan yang terjadi pada Selasa (27/5) lalu. Mereka, menolak SPBU yang masih tutup itu beroperasi kembali.

Seperti diketahui ledakan dan kebakaran terjadi di SPBU Gedong Tengen pada Selasa (27/5). Akibatnya, sejumlah bangunan dekat SPBU itu terdampak. Sedikitnya, delapan orang mengalami luka.

Sebulan berlalu, warga kemudian menyatakan sikap menolak SPBU itu beroperasi kembali. Warga, memasangi area sekitar SPBU itu dengan spanduk penolakan pada Senin (30/6).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Trauma

Salah satu warga RW 9, Miskiyah mengenang ngerinya ledakan SPBU bulan lalu itu. Dia khawatir kejadian sama akan kembali terulang.

"(Waktu ledakan) Saya sedang masak, kebetulan kompornya di bawah, itu kompornya sampai lompat, pas lagi goreng alhamdulillah isinya nggak tumpah, kalau tumpah bisa kebakaran itu," paparnya di Pringgokusuman, Kota Jogja, Senin (30/6/2025).

ADVERTISEMENT
Spanduk penolakan warga di SPBU 44.552.14 Gedongtengen, Pringgokusuman, Kota Jogja, Senin (30/6/2025).Spanduk penolakan warga di SPBU 44.552.14 Gedongtengen, Pringgokusuman, Kota Jogja, Senin (30/6/2025). Foto: Adji Ganda Rinepta/detikJogja

Warga lain, menurut Miskiyah, juga mengaku khawatir kejadian serupa terjadi lagi jika SPBU beroperasi kembali.

"Kami sebagai warga sangat khawatir, karena ledakan menimbulkan dampak yang bener-bener membahayakan," tegas Miskiyah.

"Dari kejadian itu trauma warga ndak bisa hilang, sehingga lebih baik menolak beroperasi, alasan apapun, karena kita nggak bisa mengawasi kinerja mereka. Dari kejadian itu kan berarti ada keteledoran to," jelasnya.

Ketua RW 9, Heri Santosa, mengatakan warga menolak SPBU itu dibuka kembali karena trauma. Dia menyebut ledakan SPBU itu sangat besar. Sejumlah kerusakan rumah warga dan fasilitas umum menurutnya cukup menggambarkan dahsyatnya ledakan saat itu.

"Ledakannya itu sangat luar biasa, itu sampai utara stasiun (Tugu Jogja) terasa itu. Warga kan trauma to, dan rumah sekitar juga banyak yang rusak. Termasuk SD Gedong Tengen, hotel depannya itu juga," jelasnya saat ditemui di kediamannya.

SPBU Gedong Tengen Jogja sempat kebakaran dan kini digaris polisi, Selasa (27/5/2025).SPBU Gedong Tengen Jogja sempat kebakaran dan kini digaris polisi, Selasa (27/5/2025). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

Warga Sepakat Tolak SPBU Gedong Tengen

Pemasangan spanduk ini, kata Heri, menjadi upaya warga untuk menolak SPBU Gedong Tengen beroperasi kembali. Para warga sepakat menolak usai mengadakan pertemuan.

"Pemasangan (spanduk) hari Sabtu (28/6), (pakai dana) dari warga urunan. Iya (hasil dari rembukan)," jelas Heri.

"Kalau yang KK sini ada 100 lebih, tapi kalau yang domisili sini, yang kelihatan itu sekitar 50-an KK, yang tanda tangan (penolakan) itu sekitar 40-an warga," sambungnya.

Sudah 3 Kali Ledakan

Heri Santosa, juga menyebut sudah ada tiga kali ledakan yang terjadi di SPBU itu. Semuanya terjadi di tahun 2025.

"Sudah ada 3 kali ledakan, belum lama juga, (ledakan pertama) ya di 2025 juga. Yang kedua tanggal 6 Mei 2025, ketiga ya itu 27 Mei 2025," jelas Heri saat dihubungi, Rabu (2/7/2025).

"Kalau rusak hanya hartanya bisa dikompensasi ya. Tapi kalau menimbulkan korban jiwa kan nggak bisa, walaupun ada asuransi, misal meninggal karena kebakaran apa mau," sambungnya.

Selain itu, kata Heri, keberadaan SPBU itu di wilayahnya yang notebene padat penduduk itu juga menimbulkan dampak pada pencemaran air sumur di pemukiman.

"Sebelumnya juga ada warga yang komplain pencemaran air tanah sumurnya, bau minyak. Itu di sekitar SPBU," terang Heri.

Respons Pertamina di halaman selanjutnya...

Respons Pertamina

Area Manager Comm, Rel, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan, menyatakan pihaknya menghormati penolakan warga. Namun, dia menyebut Pertamina sudah memiliki dokumen pendirian yang sudah disetujui warga.

"Sebetulnya silakan warga itu menyatakan haknya, tapi bisa dikomunikasikan dengan SPBU langsung. Tapi kita juga jadinya flashback saat pembangunan SPBU itu," jelasnya saat dihubungi, Senin (30/6/2025).

"Itu kan sudah tidak bisa diusik lagi karena SPBU itu akta pendiriannya sudah ada, dan pada saat dokumen amdalnya disetujui dan ditandatangani oleh warga sekitar. Iki kan bukan mendirikan baru ya," sambung Taufiq.

Dia juga meminta warga memahami bahwa ledakan yang terjadi merupakan musibah. Pertamina sendiri sudah menunaikan kewajiban terkait perbaikan untuk bangunan terdampak.

Menanggapi penolakan warga itu, dijelaskan Taufiq, ada beberapa alasan SPBU Gedong Tengen untuk tetap beroperasi. Salah satunya yakni posisi SPBU yang vital karena menjadi SPBU yang paling dekat dengan Malioboro dan Stasiun Tugu Jogja.

"Pertama, mohon dipahami bersama oleh masyarakat bahwa ini musibah. Kedua, proses pertanggungjawaban sudah ditunaikan, perbaikan sudah dilakukan di tujuh rumah yang sudah melaporkan ke SPBU. Perbaikan rumah ada yang memperbaiki sendiri ada yang, intinya kesepakatan antara SPBU dan pemilik rumah," ujarnya.

Bakal Tingkatkan Sistem Keamanan

Taufiq menyatakan telah meminta kepada pihak SPBU untuk meningkatkan fasilitas SPBU sesuai dengan prosedur keamanan. Selain itu juga dilakukan perbaikan sesuai dengan penyebab kebakaran.

"Yang pasti ada flash point, itu disebabkan adanya uap berlebih. Ya penyebab api kan ada oksigen ada uap gitu, maka terjadi percikan," papar Taufiq.

"(SPBU) Model lama kan kayak segitiga, posisi tangki, posisi pompa, dan posisi dispenser. Kalau model baru posisi tangki sama posisi pompa aja, nggak perlu tempat lain untuk rumah pompa," imbuhnya.

Taufiq bilang pihak SPBU saat ini tengah dalam proses pemenuhan upgrading fasilitas SPBU menjadi model baru. Mengingat SPBU Gedong Tengen masih menggunakan model lama.

"Dari Pertamina merekomendasikan kepada SPBU perbaikan sarana fasilitas, supaya tidak timbul kejadian serupa. Dan kami jamin SPBU mau mengikuti upgrading fasilitas ini," terang Taufiq.

"Kita termasuk menjamin ke masyarakat juga pas dibuka kembali nanti tidak perlu ada kekhawatiran lah. Kita jamin semua, dari sisi safety-nya aman baru dioperasionalkan, Kita juga nggak mau buka kalau dia tidak upgrading fasilitasnya," tegasnya.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Pertamina bagikan 1.000 seragam sekolah untuk pengemudi ojek"
[Gambas:Video 20detik]
(afn/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads