Israel Serang Gaza Lagi, Lebih dari 80 Orang Tewas

Internasional

Israel Serang Gaza Lagi, Lebih dari 80 Orang Tewas

Eva Safitri - detikJogja
Kamis, 26 Jun 2025 11:49 WIB
Palestinians inspect a school, which was sheltering displaced people, after it was hit by an Israeli strike, amid the Israel-Hamas conflict, in Gaza City, September 21, 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Ilustrasi Israel serang Gaza. (Foto: REUTERS/Dawoud Abu Alkas)
Jogja -

Israel kembali menyerang Gaza. Dalam 24 jam, lebih dari 80 orang dilaporkan tewas dan ratusan mengalami luka-luka.

Dilansir Aljazeera dikutip detikNews, Kamis (26/6/2025), data itu disampaikan Kementerian Kesehatan di Gaza. Pihaknya melaporkan sedikitnya 79 orang tewas dan nyaris 400 orang terluka dalam serangan Israel di seluruh wilayah kantong itu dalam 24 jam terakhir.

Sementara di Tepi Barat, empat warga Palestina termasuk seorang remaja tewas. Remaja itu ditembak pasukan Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya tiga warga Palestina di Kota Kafr Malek, timur laut Ramallah, juga dilaporkan tewas dalam serangan Israel. Tujuh orang lainnya terluka dalam serangan itu.

Sebelumnya, militer Israel mengalihkan fokusnya kembali ke Jalur Gaza usai negara tersebut sepakat melakukan gencatan senjata dengan Iran dan mengakhiri perang saudara selama 12 hari. Tel Aviv bertekad untuk memulangkan semua sandera yang tersisa dan membubarkan rezim Hamas, yang didukung Teheran.

ADVERTISEMENT

Kepala Staf Militer Israel Eyal Zamir mengatakan kampanye Israel terhadap Iran belum berakhir dan memasuki fase baru. Iran mendukung rezim Hamas yang menguasai Jalur Gaza dan berperang melawan Israel sejak Oktober 2023 lalu.

"Sekarang fokusnya beralih kembali ke Gaza --untuk memulangkan para sandera dan membubarkan rezim Hamas. Saya bangga memiliki hak istimewa untuk memimpin organisasi ini selama periode ini," ucap Zamir dalam pernyataannya seperti dikutip Anadolu Agency, Rabu (25/6).

Sebagai informasi, gencatan senjata antara Israel dan Iran berlaku sejak Selasa (24/6). Gencatan senjata itu sempat diwarnai kebingungan soal waktu dimulainya penghentian pertempuran udara kedua negara menyusul pengumuman mengejutkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.




(ams/apl)

Hide Ads