Saat Korut Kutuk Serangan yang Dilakukan Israel-AS terhadap Iran

Internasional

Saat Korut Kutuk Serangan yang Dilakukan Israel-AS terhadap Iran

Tim detikcom - detikJogja
Senin, 23 Jun 2025 23:32 WIB
North Korean often uses military parades to show off its latest weapons Ed JONES AFP/File
Ilustrasi bendera Korea Utara. Foto: Ed JONES/AFP/File
Jogja -

Korea Utara (Korut) memberi respons usai Iran diserang oleh Israel dan Amerika Serikat (AS). Pyongyang mengutuk serangan itu.

Dirangkum detikNews, Senin (23/6/2025), Pemerintah Korut mengutuk keras serangan yang dilancarkan AS terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Iran. Pyongyang menyebut serangan Washington itu sebagai pelanggaran terhadap piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Selain itu, negara yang dipimpin Kim Jong Un ini juga menyebut "keberanian Israel yang sembrono" sebagai penyebab ketegangan yang memuncak di kawasan Timur Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Republik Demokratik Rakyat Korea mengutuk keras serangan terhadap Iran oleh AS yang sangat melanggar Piagam PBB soal menghormati kedaulatan," sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut, seperti dikutip media pemerintah Pyongyang dan dilansir AFP.

Juru bicara yang tidak disebut namanya itu menyebut ketegangan regional yang sedang berlangsung merupakan "produk tak terelakkan yang disebabkan oleh keberanian Israel yang sembrono".

ADVERTISEMENT

Korut juga menyatakan bahwa Israel "telah mempromosikan kepentingan sepihak melalui gerakan perang tanpa henti dan ekspansi wilayah".

Pernyataan ini menandai komentar pertama Korut, yang memiliki senjata nuklir, tentang serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan.

Sebelumnya pada Minggu (22/6) WIB, Presiden AS Donald Trump mengatakan serangan militer negaranya sudah "menghancurkan" program nuklir Iran. Namun, Washington bersikeras mereka tidak berniat menggulingkan pemerintahan negara republik Islam tersebut.

"Kerusakan besar terjadi pada semua lokasi nuklir di Iran, seperti yang ditunjukkan oleh citra satelit. Pemusnahan adalah istilah yang akurat!" sebut Trump dalam pernyataan via media sosial, tanpa membagikan citra satelit yang dimaksudnya.

Korut diyakini memiliki puluhan hulu ledak nuklir dan berbagai sistem pengiriman saat berhadapan dengan Korea Selatan (Korsel) dan sekutu utamanya, AS, yang menempatkan sekitar 30.000 tentara di Semenanjung Korea.

Korut dan Korsel secara teknis masih berperang, karena Perang Korea tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata bukan perjanjian damai.




(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads