Lidah ular yang menjulur keluar masuk secara teratur adalah karakteristik unik binatang satu ini. Bila detikers perhatikan lebih saksama, ujung lidah ular tidaklah merupakan satu kesatuan, melainkan terbelah dua. Kenapa?
Sebelum mengetahui alasan lidah ular terbelah dua atau bercabang dua, para ilmuwan sudah menggelontorkan sejumlah teori menarik. Dikutip dari laman Connecticut University, Giovanni Battista Hodierna, seorang astronom dan naturalis abad ke-17, berpendapat bahwa ular memakai lidah untuk mengambil kotoran dari hidung!
Ada pula pendapat bahwasanya lidah bercabang ular merupakan alat sengat berbisa mematikan. Kesalahpahaman ini bahkan sampai diabadikan oleh sastrawan termasyhur Shakespeare dalam karya-karyanya. Ia menyebut lidah bercabang ular dapat 'melemparkan' kematian pada musuh-musuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, sebenarnya, apa alasan di balik lidah ular yang bercabang alias forked tongue? Yuk, simak pembahasan ringkasnya yang telah detikJogja siapkan di bawah ini!
Kegunaan Lidah Ular yang Terbelah Dua
Pada tahun 1900-an, para ilmuwan memperhatikan organ berbentuk layaknya bola yang terletak tepat di atas langit-langit mulut ular. Organ ini dikenal dengan nama jacobson atau vomeronasal. Kedua organ vomeronasal ular tersambung dengan mulut melalui lubang-lubang kecil di langit-langit mulut.
Lalu apa kaitannya? Organ vomeronasal ini sederhananya bisa dikatakan sebagai cabang hidung. Keduanya dilapisi sel-sel sensorik yang akan mengirim impuls ke bagian otak. Nah, ketika mendapat kiriman partikel bau, organ vomeronasal akan meneruskannya ke otak.
Lidah ular yang bercabang dua mengarah ke organ vomeronasalnya sendiri-sendiri secara terpisah. Dengan dua ujung lidah ini, ular bisa mengambil lebih banyak sampel partikel di tanah maupun udara dan membawanya ke organ vomeronasal.
Partikel-partikel bau akan ditangkap oleh kedua ujung lidah ular untuk kemudian diteruskan ke organ vomeronasal. Otak ular kemudian dapat menganalisis dari arah manakah bau tersebut, apakah kiri atau kanan.
Hal ini sama seperti manusia yang memiliki dua telinga. Ketika detikers mendengar suara yang lebih keras di bagian kiri, tentu telinga bagian kiri akan mendengar lebih kuat. Begitu pula jika suara berasal dari arah kanan.
Dengan demikian, ular bisa lebih efektif 'mencium' bau berbekal lidah bercabangnya yang mampu mencakup area kanan dan kiri. Menariknya, bukan hanya ular, mamalia juga punya organ vomeronasal, seperti kucing dan kuda.
Disadur dari The Science Explorer, mulanya vomeronasal diperkirakan berevolusi secara khusus untuk proses perkawinan. Pasalnya, organ ini dipergunakan untuk mendeteksi feromon. Namun, dalam perkembangannya, ular juga memakai organ vomeronasal untuk mendeteksi makanan atau membuntuti calon korban.
Fakta Menarik Seputar Lidah dan Mulut Ular
Dirangkum dari AZ Animals dan PetMD, beberapa fakta menarik terkait lidah dan mulut ular adalah:
1. Cabang Lidah Ular Bisa Melebar
Lidah cabang ular juga dapat melebar. Bahkan, bukan sekadar melebar, tetapi merenggang hingga kadang kala, dua kali ukuran kepala ular! Hal ini memungkinkan ular untuk semakin banyak meraup informasi soal partikel bau.
2. Warna Lidah Ular Bervariasi
Sama seperti mata manusia, lidah ular bisa memiliki warna yang bervariasi. Di antara warna lidah ular adalah krem, biru, merah, atau hitam. Pun juga, dalam satu lidah, warna yang terkandung bisa lebih dari satu.
Sebagai contoh, ular garter memiliki lidah berwarna merah. Namun, tepat di bagian percabangannya, lidah ular garter berganti menjadi warna hitam. Sayang, belum ada penelitian yang menjelaskan alasan warna lidah ular dapat begitu berbeda.
3. Lidah Ular Punya 'Sarung'
Masih ada lagi fakta menarik mengenai lidah ular. Indera yang berguna menuntun penciuman ular ini ternyata memiliki semacam sarung alias lapisan pelindung. Tujuannya tentu saja melindungi lidah yang begitu vital bagi ular, dari cedera.
4. Bisa Ular Tidak Tersimpan di Dalam Mulut
Berlawanan dengan keyakinan umum, bisa ular tidak disimpan di dalam mulut. Alih-alih, bisa ular tersimpan rapi dalam kelenjar bernama alveoli. Letaknya sering kali terletak di bagian kepala, di belakang mata.
Nah, ketika ular menggigit mangsa atau coba mempertahankan diri, bisa dari alveoli ini disalurkan ke taring. Dari taring inilah, bisa disuntikkan ke tubuh makhluk yang kurang beruntung tersebut.
5. Taring Ular Bisa Tumbuh Kembali
Perlu detikers ketahui bahwa taring ular tidak dipergunakan untuk mengunyah makanan. Gigi ini hanya berfungsi untuk menyuntikkan racun, bertarung, dan menyobek kulit hewan buruannya. Sayangnya, taring ini bisa secara tidak sengaja tanggal ketika ular baku membela diri.
Untungnya, taring ular dapat tumbuh kembali hanya dalam waktu lima sampai sepuluh hari. Sisa taring yang masuk ke dalam perut pun tidak akan merusak. Pada waktunya, sisa taring ular akan keluar bersama dengan kotoran.
Nah, itulah pembahasan ringkas mengenai alasan lidah ular bercabang dua. Semoga bisa menambah wawasan detikers, ya!
(sto/apu)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri