Sebuah video yang memperlihatkan pendaki nekat naik hingga puncak Gunung Merapi viral di media sosial. Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pun angkat bicara.
Video itu diunggah olah sejumlah akun media sosial salah satunya @merapi_uncover di akun X dan Instagramnya. Dalam video berdurasi 1 menit 21 detik itu, terlihat seorang pendaki yang direkam oleh temannya tengah berada di puncak Merapi.
Pendaki dalam video itu menjelaskan tentang lokasi kawah di sampingnya berdiri. Dalam video itu kondisi kawah tidak terlihat karena tertutup kabut tebal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang saya sudah berada di puncak Merapi. Jadi kondisi puncak Merapi sekarang seperti ini bro. Ini kawah, ini kawahnya nggak kelihatan, soalnya memang apa ya kabut, ini kawah. Dan itu puncak Garuda," jelas pria dalam video itu.
Terkait video itu, Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso menegaskan kepada masyarakat untuk tidak nekat melakukan aktivitas pendakian di Gunung Merapi apalagi mendekati daerah potensi bahaya.
Pasalnya, hingga saat ini Gunung Merapi masih berstatus Siaga (Level III). Status itu, kata Agus, sudah disandang Gunung Merapi selama hampir lima tahun terakhir. Dengan status itu, erupsi bisa kapan saja terjadi.
"Status merapi ini masih sama ya, sudah hampir 5 tahun masih Siaga, yang mana rekomendasi di status siaga ini memang tidak disarankan untuk mendaki," jelasnya saat dihubungi, Senin (16/6/2025).
"Karena ada potensi lontaran material dalam radius 3 kilometer jika terjadi erupsi eksplosif. Selain itu potensi awan panas yang bisa meluncur hingga 7 kilometer. Dari rekomendasi potensi bahaya tersebut, akhirnya pendakian tidak disarankan sampai dengan saat ini," imbuhnya.
Berkaca pada sejarah letusan Merapi, lanjut Agus, sejak abad 18 sudah ada lebih dari 80 kejadian erupsi Merapi. Dengan erupsi yang bersifat eksplosif cenderung mendominasi data itu.
"Batuan di atas tidak stabil. Jadi, bisa saja tiba-tiba batuan yang diinjak longsor, dia bisa ikut jatuh. Itu sangat berbahaya. Kemudian licin, kasus almarhum Eri (2015) itu kan menunjukkan risiko tinggi untuk beraktivitas di puncak," urainya.
Karena alasan itu, menurut Agus, aktivitas pendakian oleh pendaki yang viral di media sosial tersebut ilegal lantaran melanggar ketentuan. Menurutnya pendaki itu bisa mendapatkan tindakan tegas dari Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).
Ia meminta masyarakat untuk menaati aturan itu. Menurutnya, jika masyarakat ingin menikmati keindahan Gunung Merapi masih bisa dengan bermacam cara.
"Iya itu ilegal itu, kalau TNGM tahu pasti akan ditindak," ungkap Agus.
"Untuk melihat Merapi dari kaki sampai puncaknya, itu justru bisa diakses dari gunung yang lain. Misalnya (Gunung) Merbabu mendaki dari sisi selatan, itu malah sangat indah," pungkasnya.
(rih/apu)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM