Sosok Dewi Astutik menuai sorotan usai disebut sebagai buron Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Interpol. Padahal, di kampungnya di Desa/Kecamatan Balong, Ponorogo, Jawa Timur, dia dikenal sebagai buruh migran.
Dikutip dari detikSumut, Jumat (30/5/2025), sosok Dewi diduga sebagai otak di balik penyelundupan dua ton sabu di perairan Karimun, Kepri. Sabu itu diduga akan diedarkan di tiga negara di kawasan Asia Tenggara. Dalam kasus ini, polisi menangkap enam anak buah kapal, dua warga Thailand, dan empat WNI.
"Hasil pengungkapan sabu 2 ton yang dirilis hari ini merupakan pengungkapan terbesar dalam sejarah Indonesia," kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Marthinus Hukom, saat memimpin konferensi pers di Batam, Senin (26/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dewi Astuti memiliki keterkaitan dengan puncak jaringan dari keempat orang ini, dan saya yakini ini adalah jaringan internasional di kawasan Asia Tenggara yang melibatkan jaringan Indonesia. Buktinya, empat orang ini tertangkap," ujar Marthinus.
Dalam kasus ini, petugas gabungan menyita 67 kardus berisi narkoba jenis sabu seberat 2.115.130 gram atau sekitar 2 ton yang dibungkus dengan teh China. Barang haram itu diselundupkan dengan Kapal MT Sea Dragon Tarawa pada Kamis (22/5) sekitar pukul 23.00 WIB.
"Sabu itu ditemukan di kompartemen dekat mesin dan kompartemen bagian depan kapal. Petugas mengamankan 6 awak kapal yang terdiri dari 4 WNI yakni Fandi Ramdani, Leo Chandra Samosir, Richard Halomoan, Hasiholan Samosir, dan dua warga Thailand yakni Teerapong Lekprabude dan Werapat Phong Wan," ujarnya.
"Kepada para awak kapal yang ditangkap telah ditetapkan sebagai tersangka. Saat ini kami masih melakukan investigasi lebih lanjut untuk pengembangan kasus," tambahnya.
Dia menyebut para pelaku dijanjikan mendapatkan upah sebesar Rp 24 juta. Nantinya jika mereka berhasil dijanjikan akan mendapat upah Rp 50 juta.
"Para pelaku direkrut oleh para jaringan narkotika internasional, yang kesemuanya adalah pelaut. Mereka dipekerjakan dengan upah lebih besar, mereka tergiur dengan upah sebesar 50 ribu bath atau setara Rp 24 juta dan tambahan Rp 50 juta," ujarnya.
Marthinus menyebut pihaknya kini masih memburu Dewi Astutik. Pencarian buron ini dilakukan BNN dengan menggandeng Badan Intelijen Negara (BIN).
"Kami sudah bekerja sama dengan BIN untuk membantu mencari Dewi Astuti di Kamboja dan sekitarnya," ujarnya.
![]() |
Dikenal sebagai TKW
Di sisi lain, Dewi Astutik diduga menggunakan identitas palsu. Wanita yang disebut bernama PA ini ternyata menggunakan identitas milik keluarganya.
Kepala Dusun (Kadus) Dukuh Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Ponorogo, Jawa Timur, Gunawan, mengaku bingung saat polisi mencari warganya yang bernama Dewi Astutik. Dia baru ngeh saat petugas menunjukkan foto Dewi yang disebutnya bekerja sebagai TKW.
"Kalau yang namanya Dewi Astutik itu bukan warga sini, tapi kalau alamatnya Balong, memang benar," kata Gunawan kepada detikJatim, Rabu (29/5).
"Kalau fotonya memang warga RT 1, RW 1, dia memang kerja di luar negeri sebagai TKW. Katanya di Taiwan, Hongkong, dan terakhir di Kamboja," ujarnya.
Dia menyebut sosok wanita yang fotonya viral itu sempat tinggal di Dusun Sumber Agung karena menikah dengan salah satu warganya pada 2009 silam.
"Belum pernah ketemu saya dengan Dewi. Dia pendatang dari Slahung, menikah dengan warga sini. Persisnya saya juga nggak tahu kapan dia berangkat jadi TKW," ujarnya.
Dia pun mengaku tak tahu dengan kasus yang menjerat Dewi Astutik. Menurutnya, polisi sudah sempat mendatanginya untuk menanyakan yang bersangkutan.
"Ya gimana, saya nggak tahu ya di sana kerjanya apa. Kalau benar seperti yang viral itu, ya prihatin. Pernah juga ke sini (polisi) buat memastikan alamatnya. Memang benar dia warga sini," pungkas dia.
(ams/apl)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan