Momen Walkot Jogja Hasto Nangis Dengar Curhatan Warga TKP Abu Bakar Ali

Momen Walkot Jogja Hasto Nangis Dengar Curhatan Warga TKP Abu Bakar Ali

Adji G Rinepta - detikJogja
Kamis, 15 Mei 2025 17:30 WIB
Walkot Jogja Hasto Wardoyo (bertopi) bersalaman dengan warga usai dialog di TKP Abu Bakar Ali, Kamis (15/5/2025).
Walkot Jogja Hasto Wardoyo (bertopi) bersalaman dengan warga usai dialog di TKP Abu Bakar Ali, Kamis (15/5/2025). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo menitikkan air matanya usai mendengar keluh kesah pedagang dan juru parkir (Jukir) tempat khusus parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA). Momen itu terjadi dalam dialog di TKP ABA siang ini.

Dialog antara Pemkot Jogja dan warga TKP Abu Bakar Ali di lantai 3 TKP ABA itu berlangsung tanpa sekat. Semua duduk lesehan dengan menggelar tikar dan memakai pengeras suara.

Awalnya dialog berjalan santai dengan masing-masing saling memberikan statemen. Kemudian usai masuk ke sesi mendengar keluh kesah warga, tangis warga pun pecah. Hasto pun juga tampak menitikkan air matanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di sini kan sudah ramai enak, nanti di sana (lokasi baru) kalau sepi gimana pak? Kami masih punya anak yang masih sekolah," curhat salah satu warga, Mbak Tun, kepada Hasto diiringi tangisan, Kamis (15/5/2025).

Kemudian saat giliran Hasto merespons ungkapan para warga, ia sempat terdiam dan menyeka air matanya. Setelahnya, baru Hasto kembali melanjutkan responsnya.

ADVERTISEMENT

"Mbak Tun tadi, terima kasih Mbak Tun yang disampaikan. Saya tentu dengan apa yang disampaikan tadi lebih memahami, soal ada tanggungan anak," ungkap Hasto.

Setelah dialog selesai, Hasto pun menyalami warga satu persatu didampingi jajaran pemerintah kota Jogja, termasuk Wakil Wali Kota Jogja Wawan Hermawan. Kepada awak media, Hasto membeberkan alasan ia menangis saat mendengar curhatan warga.

"Ya spontan aja (ikut menangis), karena kalau mendengar mereka kan saya membayangkan jadi dia," ujar Hasto usai dialog dengan warga.

"Ada satu kalimat (dari warga), membuat pasar baru kan tidak mudah. Saya yang pernah jadi Bupati juga merasakan bahwa tantangan yang besar lah untuk membuat kompleksitas baru. Bagi saya itu pesan yang sangat kuat sekali," imbuhnya.

Sebelumnya, Hasto menjelaskan jika pertemuan ini dilakukan untuk menindaklanjuti kontrak pengelolaan yang telah habis pada Selasa (13/5) lalu. Dalam kesempatan itu ia menyampaikan jika tindak lanjut harus dilakukan dan warga harus pindah karena bangunan TKP ABA akan segera dibongkar.

"Saya sampaikan kita bisa menggunakan lokasi yang dekat dari ini di eks menara kopi (Kotabaru) yang tidak jauh dari sini dan memungkinkan untuk diupgrade dalam arti tempat itu marketable," paparnya.

"Secepatnya (dibongkar), sambil jalan. Ini kan sudah kontrak untuk pindah, dalam arti pemenang lelangnya sudah ada, ini kan harus dibongkar sesuai dengan pekerjaan yang sudah dilelangkan oleh Provinsi," sambung Hasto.

Dengan opsi yang diberikan ini, Hasto bilang, warga pun meminta untuk tetap mencari nafkah di TKP ABA sembari menunggu lokasi relokasi siap.

"Tawaran mereka dalam proses pembongkaran ini kan kalau bisa tidak langsung stop berhenti. Pembongkaran kan akan mulai dari atas, sepanjang masih aman ya masih bisa di bawah untuk persiapan," ungkapnya.

Permintaan itu dibenarkan Pengelola TKP ABA, Doni Rulianto. Tujuannya agar warga TKP ABA masih bisa mengumpulkan modal dulu sebelum benar-benar pindah.

"Tadi juga disampaikan aspirasi warga, sambil menyiapkan benar benar eks menara kopi sudah dibersihakan, sudah rapi, dan layak untuk bisa digunakan, harapan kami masih bisa cari nafkah di sini," ujar Doni.




(ams/aku)

Hide Ads