Apa Fungsi Cerobong Asap di Kapel Sistina Jelang Konklaf Pemilihan Paus Baru?

Apa Fungsi Cerobong Asap di Kapel Sistina Jelang Konklaf Pemilihan Paus Baru?

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Senin, 05 Mei 2025 17:24 WIB
Firefighters work to set a chimney on the roof of the Sistine Chapel, ahead of the conclave, at the Vatican May 2, 2025. REUTERS/Guglielmo Mangiapane     TPX IMAGES OF THE DAY
Cerobong Asap di Kapel Sistina. (Foto: REUTERS/Guglielmo Mangiapane)
Jogja -

Setiap kali Gereja Katolik memasuki masa pemilihan Paus baru, sorotan dunia tertuju pada satu titik, yaitu cerobong asap di atap Kapel Sistina, Kota Vatikan. Meski tampak sederhana, cerobong ini memegang peran simbolis sekaligus praktis yang sangat penting dalam proses konklaf, yakni pemilihan Uskup Roma, pemimpin umat Katolik sedunia. Namun, apa sebenarnya fungsi cerobong asap di Kapel Sistina ini?

Dilansir Vatican News, cerobong asap di Kapel Sistina baru-baru ini dipasang pada 29 April 2025. Ini merupakan salah satu persiapan menjelang konklaf untuk memilih Paus baru setelah wafatnya Paus Fransiskus.

Ingin tahu tentang fungsi cerobong asap di Kapel Sistina, bagaimana penggunaannya, dan mengapa begitu penting? Berikut penjelasan lengkapnya yang dihimpun dari Vatican News, BBC, The Sydney Morning Herald, dan Time.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Fungsi Cerobong Asap di Kapel Sistina?

Fungsi utama cerobong asap di Kapel Sistina adalah untuk memberi tahu dunia luar apakah konklaf sudah berhasil memilih Paus baru atau belum. Proses ini sudah berlangsung selama berabad-abad, dengan tradisi penggunaan cerobong asap dimulai pada abad ke-19. Setelah setiap sesi pemungutan suara, hasil suara dibakar dan cerobong tersebut mengeluarkan asap yang berbeda-beda tergantung pada hasil pemilihan.

1. Asap Putih dan Asap Hitam

Asap yang keluar dari cerobong memberi sinyal yang sangat jelas, asap putih menandakan bahwa seorang Paus baru telah terpilih, sementara asap hitam menandakan bahwa pemungutan suara belum menghasilkan kesepakatan. Ini adalah cara yang sangat efektif dan cepat untuk memberi tahu umat Katolik di seluruh dunia mengenai hasil konklaf.

ADVERTISEMENT

Asap hitam dihasilkan dengan membakar kertas suara yang belum mencapai mayoritas dua pertiga, sedangkan asap putih muncul setelah suara-suara yang ada memenuhi kuorum yang diperlukan untuk memilih Paus baru. Dengan cara ini, dunia dapat mengikuti setiap perkembangan pemilihan meskipun di dalam Kapel Sistina, semua proses berlangsung dengan sangat tertutup dan rahasia.

2. Proses Pembuatan Asap

Proses pembuatan asap ini cukup teknis. Setelah setiap pemungutan suara, kertas suara dibakar menggunakan campuran kimia tertentu. Asap hitam dihasilkan dengan menambahkan campuran bahan kimia tertentu seperti kalium perklorat, antrasen, dan sulfur.

Sedangkan untuk asap putih, campuran bahan kimia lainnya seperti kalium klorat, laktosa, dan resin kloroform digunakan. Perbedaan komposisi bahan bakar ini memastikan bahwa warna asap yang dihasilkan dapat dilihat dengan jelas oleh orang-orang yang sedang menunggu di luar Kapel Sistina.

Persiapan di Kapel Sistina

Seiring dengan mendekatnya tanggal dimulainya konklaf pada 7 Mei 2025, para pekerja dari pemadam kebakaran Vatikan terlihat sibuk memasang cerobong asap di atap Kapel Sistina. Cerobong ini merupakan bagian penting dari ritual konklaf dan dipasang dengan cermat oleh para ahli untuk memastikan bahwa asap dapat keluar dengan lancar sesuai dengan hasil suara. Pemasangan cerobong asap ini adalah salah satu persiapan penting dalam menata Kapel Sistina untuk menyambut konklaf.

Selain cerobong, berbagai persiapan lain juga dilakukan di dalam Kapel Sistina. Para pekerja sedang melakukan penataan lantai sementara dan mempersiapkan peralatan audio yang diperlukan untuk berbagai acara yang akan berlangsung sebelum pemilihan dimulai. Kapel Sistina, yang dihiasi dengan fresco-fresco indah karya Michelangelo, akan menjadi tempat yang sangat sakral bagi 133 kardinal pemilih yang terlibat dalam proses pemilihan Paus.

Pemadam kebakaran Vatikan memiliki peran penting dalam memastikan bahwa cerobong asap dapat dipasang dengan benar dan berfungsi seperti yang diinginkan. Mereka dilibatkan dalam proses pemasangan dan pengujian cerobong untuk memastikan bahwa mekanisme pembakaran berjalan lancar dan asap yang dihasilkan dapat dilihat dengan jelas oleh orang-orang di luar Kapel Sistina.

Proses Pemilihan Paus dan Keputusan Konklaf

Proses konklaf dimulai pada tanggal 7 Mei 2025, setelah para kardinal memasuki Kapel Sistina untuk mengikuti pertemuan doa pembukaan. Setelah doa, mereka akan mengambil sumpah dan mendengarkan khotbah dari seorang kardinal. Pemilihan Paus dilakukan melalui pemungutan suara rahasia, yang berlangsung dalam beberapa putaran hingga mencapai keputusan yang bulat.

Pemilihan Paus biasanya tidak memakan waktu terlalu lama. Dalam dua konklaf terakhir, pada tahun 2005 dan 2013, pemilihan Paus hanya berlangsung dua hari. Setiap putaran pemungutan suara dilakukan secara tertutup dan sangat rahasia, dengan setiap kardinal diminta untuk memilih satu calon Paus yang mereka anggap paling layak. Jika hasilnya belum mencapai dua pertiga mayoritas, maka proses pemilihan dilanjutkan dengan pembakaran kertas suara yang menghasilkan asap hitam.

Jika keputusan tidak tercapai dalam beberapa putaran, proses konklaf dapat berlangsung lebih lama, bahkan hingga beberapa hari atau minggu. Proses konklaf pertama yang tercatat panjang, terjadi pada tahun 1268 hingga 1271, yang berlangsung selama hampir tiga tahun. Sejak itu, perubahan dilakukan untuk memastikan pemilihan Paus bisa berlangsung lebih cepat, meskipun tetap sangat tertutup dan terhindar dari campur tangan luar.

Jadi, sudah paham apa fungsi cerobong asap di Kapel Sistina jelang konklaf pemilihan Paus baru, detikers?




(sto/apl)

Hide Ads