Kapan Konklaf Pemilihan Paus Baru Dimulai? Ini Tanggal yang Ditetapkan Vatikan

Kapan Konklaf Pemilihan Paus Baru Dimulai? Ini Tanggal yang Ditetapkan Vatikan

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Sabtu, 03 Mei 2025 14:58 WIB
Orang-orang mengantre untuk memberikan penghormatan terakhir buat Paus Fransiskus di luat Basilika St. Peter, Vatikan pada 23 April 2025.
Basilika St. Peter, Vatikan. (Foto: Stefanoo Rellandini/AFP)
Jogja -

Gereja Katolik akan segera melaksanakan pemilihan pemimpin yang baru setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025 lalu. Pemilihan tersebut dilakukan melalui sebuah prosesi yang disebut konklaf. Publik pun lantas bertanya-tanya, kapan konklaf pemilihan paus baru dimulai?

Dirangkum dari The Telegraph, konklaf adalah proses pemilihan Paus yang dilakukan secara rahasia oleh para kardinal Gereja Katolik yang berusia di bawah 80 tahun. Berasal dari bahasa Latin 'cum clave' yang berarti 'dengan kunci', konklaf menandakan pengurungan para kardinal dalam suatu ruangan hingga tercapai kesepakatan.

Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan mencerminkan perpaduan antara liturgi, teologi, serta simbolisme Gereja. Selain sebagai proses pemilihan pemimpin tertinggi Gereja Katolik, konklaf juga menjadi momen penting yang menunjukkan wajah Gereja kepada dunia dan menjadi pusat perhatian lebih dari satu miliar umat Katolik di seluruh dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, kapan konklaf akan diadakan untuk memilih paus yang baru setelah wafatnya Paus Fransiskus? Mari simak pembahasan lengkap yang dihimpun dari Vatican News, New York Times, dan USA Today berikut ini!

Kapan Konklaf Pemilihan Paus Baru Dimulai?

Setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025, Gereja Katolik memulai proses sakral pemilihan paus baru yang dimulai dengan konklaf. Konklaf ini adalah pemilihan yang berlangsung secara tertutup di dalam Kapel Sistina, Vatikan.

ADVERTISEMENT

Konklaf pertama kali akan dimulai pada tanggal 7 Mei 2025, setelah masa berkabung dan misa Novemdiales untuk Paus Fransiskus selesai. Hal ini dijelaskan oleh pihak Vatikan yang menyebutkan bahwa para kardinal akan berkumpul untuk memulai proses pemilihan setelah dilakukan persiapan yang matang.

Dalam proses ini, para kardinal memilih penerus Paus Fransiskus berdasarkan pertimbangan rohani dan kebutuhan gereja. Dilansir Vatican News, tanggal 7 Mei dipilih agar cukup waktu untuk persiapan serta untuk memastikan seluruh kardinal yang berhak memberikan suara sudah hadir di Roma.

Di Mana Lokasi Konklaf?

Konklaf pemilihan Paus dilakukan di Kapel Sistina, yang terletak di dalam kompleks Vatikan. Kapel ini terkenal bukan hanya sebagai tempat pemilihan paus, tetapi juga sebagai tempat karya seni yang luar biasa, termasuk lukisan 'The Last Judgment' karya Michelangelo. Selama berlangsungnya konklaf, Kapel Sistina akan sepenuhnya tertutup untuk pengunjung umum.

Selain menjadi lokasi pemilihan, Kapel Sistina juga memiliki simbolisme besar sebagai ruang spiritual yang mendalam, karena kardinal-kardinal akan mengadakan pemungutan suara di sana dengan penuh kekhusyukan. Sumber dari Vatican News menjelaskan bahwa setiap detail teknis untuk persiapan sudah mulai dilakukan, termasuk pemasangan alat pembakar untuk membakar suara pemilihan yang akan menghasilkan asap putih atau hitam.

Bagaimana Proses Konklaf untuk Memilih Paus yang Baru?

Dikutip dari The Telegraph, proses konklaf setidaknya terdiri dari 10 langkah. Mari kita simak penjelasan lengkapnya!

1. Kedatangan Kardinal

Para kardinal yang telah berkumpul di Roma untuk memulai proses pemilihan Paus terlebih dahulu mengikuti misa di Basilika Santo Petrus. Misa ini menjadi waktu khusus untuk memohon petunjuk dari Tuhan agar keputusan yang diambil dapat dilaksanakan dengan kebijaksanaan dan hikmat yang tinggi.

2. Perjalanan Menuju Kapel Sistina

Setelah misa, para kardinal berpakaian jubah merah di atas tunik putih, dan dengan hati penuh doa mereka berjalan menuju Kapel Sistina. Bagi kardinal yang lebih tua atau yang membutuhkan bantuan, kendaraan minibus disediakan untuk membawa mereka menuju Istana Apostolik dan kemudian ke Kapel Sistina. Di sepanjang perjalanan, mereka menyanyikan Litany of Saints, sebuah lagu Gregorian yang memohon agar Roh Kudus memberikan bimbingan di setiap langkah mereka.

3. Sumpah Rahasia

Sesampainya di Kapel Sistina, setiap kardinal dengan khidmat mendekati altar, meletakkan tangan di atas Alkitab, dan mengucapkan sumpah rahasia. Sumpah ini berisi janji untuk menjaga kerahasiaan mengenai seluruh proses pemilihan dan segala hal yang terjadi di dalam konklaf. Setelah sumpah, kapel akan dipastikan bebas dari alat perekam dan tidak ada perangkat elektronik yang boleh dibawa masuk.

4. Pengusiran Orang Luar

Ketika semua kardinal telah mengucapkan sumpah mereka, petugas Vatikan akan mengucapkan "Extra omnes," yang berarti semua orang yang tidak berhak berada di dalam kapel harus meninggalkan ruangan. Setelah itu, pintu kapel akan ditutup rapat, menandakan bahwa hanya para kardinal yang berhak memilih yang ada di dalam, dan proses pemilihan dimulai.

5. Pemungutan Suara

Di dalam Kapel Sistina, para kardinal akan duduk di kursi kayu yang telah disediakan. Pemungutan suara dilakukan dengan menuliskan pilihan mereka pada surat suara yang bertuliskan Eligo in summum pontificem, yang berarti "Saya memilih sebagai Paus Tertinggi." Pada hari pertama konklaf, hanya satu kali pemungutan suara dilakukan, namun pada hari-hari berikutnya, akan ada empat pemungutan suara setiap hari, dua kali pada pagi dan dua kali pada sore hari.

6. Sistem Voting

Setiap hasil pemungutan suara akan dibakar, dan asap yang dihasilkan menunjukkan hasil pemilihan. Asap hitam menandakan bahwa belum ada keputusan yang tercapai, sementara asap putih berarti seorang Paus telah terpilih. Untuk memastikan pengumuman yang tepat, asap putih diiringi dengan lonceng Basilika Santo Petrus yang berbunyi keras.

7. Asap dari Cerobong

Setelah pemungutan suara, surat suara yang telah digunakan akan dibakar di dalam tungku yang ada di Kapel Sistina. Asap yang keluar dari cerobong kapel menjadi indikator publik, dengan asap hitam menunjukkan bahwa tidak ada keputusan yang tercapai, dan asap putih menandakan bahwa Paus baru telah terpilih.

8. Penerimaan dan Pemilihan Nama

Setelah kardinal mencapai dua pertiga suara yang diperlukan, kardinal senior akan bertanya kepada calon Paus yang terpilih apakah ia bersedia menerima jabatan Paus. Setelah menerima jawaban positif, calon Paus akan diantar ke Ruang Air Mata untuk mengganti jubah merahnya dengan jubah putih Paus dan memilih nama Paus yang akan digunakannya. Pemilihan nama ini adalah tradisi yang sudah berlangsung sejak abad ke-6.

9. Pengumuman kepada Dunia

Setelah memilih nama, kardinal senior akan keluar ke balkon Basilika Santo Petrus untuk mengumumkan kepada dunia, "Annuntio vobis gaudium magnum. Habemus Papam!" yang berarti "Kami mengumumkan kepada Anda kegembiraan besar. Kami memiliki Paus!" Para umat yang hadir di lapangan Santo Petrus serta jutaan orang di seluruh dunia menyaksikan momen bersejarah ini melalui siaran televisi.

10. Pelantikan Paus

Beberapa hari setelah pemilihan, upacara pelantikan Paus baru berlangsung secara resmi. Pada acara ini, Paus baru akan menerima pengukuhan sebagai pemimpin Gereja Katolik secara penuh dan memberikan berkat pertama kepada umat yang hadir. Upacara pelantikan ini menjadi perayaan besar bagi umat Katolik di seluruh dunia, menandai dimulainya kepemimpinan Paus yang baru.

Siapa Saja yang Menjadi Kandidat Paus Selanjutnya?

Kandidat paus berikutnya dapat berasal dari berbagai latar belakang, dan secara teknis tidak harus berasal dari kalangan kardinal. Meski demikian, hampir seluruh paus sepanjang sejarah gereja Katolik berasal dari kalangan kardinal. Biasanya, para kardinal yang menjadi kandidat adalah mereka yang dianggap memiliki kualitas kepemimpinan yang luar biasa dan siap untuk mengatasi tantangan global yang dihadapi gereja.

Dilansir New York Times, beberapa kardinal yang disebut-sebut sebagai calon potensial adalah mereka yang akan melanjutkan gaya pastoral Paus Fransiskus, sementara yang lainnya diharapkan untuk membawa gereja kembali ke tradisi yang lebih konservatif. Faktor usia, latar belakang, dan pandangan teologis juga akan sangat mempengaruhi pemilihan kandidat paus.

Selain itu, ada kemungkinan bahwa beberapa kardinal yang lebih muda dengan pengalaman internasional yang luas akan menjadi pertimbangan. Namun, karena proses ini bersifat sangat tertutup dan rahasia, spekulasi hanya bisa dilakukan berdasarkan informasi yang terbatas.

Pemilihan Paus baru melalui konklaf menjadi momen penting yang menentukan arah Gereja Katolik ke depan. Meskipun prosesnya tertutup, dunia menanti dengan harapan akan lahirnya pemimpin yang membawa harapan dan persatuan bagi umat.

Demikian penjelasan singkat mengenai kapan konklaf pemilihan paus baru dimulai. Semoga informasi ini bermanfaat!




(sto/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads