- Ciri-ciri Kucing Rabies
- Penyebab Kucing Menderita Rabies
- Cara Mengobati Kucing Rabies
- Cara Mencegah Penularan Rabies pada Kucing 1. Pastikan Kucing Mendapat Vaksinasi Rabies Secara Rutin 2. Hindari Kontak dengan Hewan Liar atau Diduga Terinfeksi 3. Segera Bawa ke Dokter Hewan Jika Ada Potensi Paparan 4. Hindari Kontak Langsung Jika Kucing Menunjukkan Gejala Rabies
- Apakah Kucing Bisa Menularkan Rabies kepada Manusia?
Rabies adalah salah satu penyakit paling mematikan yang bisa menyerang kucing dan hewan lainnya. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf pusat dan dapat menular ke manusia. Oleh karena itu, penting bagi pemilik hewan untuk mengenali ciri-ciri kucing rabies sejak dini agar bisa mengambil tindakan penanganan yang tepat.
Dikutip dari laman WebMD, rabies pada kucing tidak bisa langsung terdeteksi karena ada masa inkubasi yang bisa berlangsung beberapa minggu hingga setahun tanpa gejala. Tidak ada tes yang bisa dilakukan pada hewan hidup untuk memastikan rabies. Satu-satunya cara diagnosis pasti adalah dengan menguji sampel otak setelah kucing mati. Jika kucing dicurigai terpapar rabies, dokter hewan akan menyarankan isolasi dan pengamatan gejala.
Namun, dalam kondisi tertentu, kucing juga bisa menunjukkan gejala ketika terpapar rabies. Mari simak penjelasan berikut untuk mengetahui cirinya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ciri-ciri Kucing Rabies
Jika kucing pernah terlibat kontak dengan hewan liar atau tampak menunjukkan perubahan perilaku secara tiba-tiba, penting untuk mewaspadai gejala rabies. Dikutip dari PetMD dan WebMD, berikut ini adalah daftar gejala rabies pada kucing yang perlu dikenali.
- Kucing yang biasanya tenang bisa tiba-tiba menjadi gelisah, agresif, atau terlihat ketakutan.
- Kucing yang biasanya ramah bisa mendadak menarik diri dan tidak mau didekati.
- Rabies bisa menyebabkan kucing jadi sangat agresif, bahkan menyerang tanpa provokasi.
- Air liur berlebihan atau mulut berbusa bisa terjadi karena kucing kehilangan kemampuan menelan.
- Kucing mungkin terlihat limbung atau tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.
- Nafsu makan bisa turun drastis tanpa alasan yang jelas.
- Kucing bisa jadi lebih mudah terkejut, sangat sensitif, atau tampak gugup berlebihan.
- Kucing mungkin mengeluarkan suara yang tidak biasa atau terdengar menyakitkan.
- Ukuran pupil mata bisa menjadi lebih besar dari biasanya dan tidak responsif terhadap cahaya.
- Pada tahap lanjut, kucing bisa mengalami kejang-kejang hebat.
- Lumpuh atau tidak mampu menggerakkan bagian tubuh tertentu juga bisa muncul saat infeksi makin parah.
- Dalam kasus fatal, kematian bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa sempat menunjukkan gejala lain yang berat.
Penyebab Kucing Menderita Rabies
Dilansir PetMD, rabies pada kucing disebabkan oleh infeksi virus dari keluarga Rhabdoviridae. Penularan terjadi ketika seekor kucing melakukan kontak langsung dengan hewan lain yang sudah terinfeksi rabies, terutama melalui gigitan. Virus ini terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi dan masuk ke tubuh kucing melalui luka akibat gigitan tersebut. Setelah masuk, virus tidak langsung menimbulkan gejala, karena terlebih dahulu berkembang biak di area gigitan.
Selanjutnya, virus akan menyebar melalui sistem saraf menuju otak dan sumsum tulang belakang, menyebabkan kerusakan serius pada sistem saraf pusat. Setelah itu, virus bergerak ke kelenjar ludah dan mulai dilepaskan melalui air liur. Di tahap ini, kucing yang terinfeksi dapat menularkan virus rabies ke hewan lain melalui gigitannya. Masa inkubasi ini bisa berlangsung beberapa minggu hingga berbulan-bulan, tergantung lokasi gigitan dan respons imun tubuh kucing.
Kucing yang dibiarkan berkeliaran di luar rumah memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular rabies karena kemungkinan bertemu dengan hewan liar atau komunitas yang terinfeksi. Risiko ini semakin besar jika kucing belum divaksin rabies, karena tidak memiliki perlindungan kekebalan tubuh terhadap virus tersebut. Oleh karena itu, menjaga kucing tetap di dalam rumah dan memastikan vaksinasi rabies dilakukan secara rutin merupakan langkah penting untuk mencegah penularan penyakit yang mematikan ini.
Cara Mengobati Kucing Rabies
Dikutip dari laman VCA Animal Hospital, tidak ada pengobatan untuk kucing yang terinfeksi rabies. Jika seekor kucing dicurigai terkena rabies, langkah yang harus dilakukan adalah mengarantina kucing tersebut agar tidak melarikan diri atau melukai siapa pun.
Selain itu, dokter hewan wajib melaporkan kasus tersebut kepada otoritas pengendalian penyakit hewan, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Jadi, penanganan rabies pada kucing lebih fokus pada pencegahan penyebaran dan pelaporan resmi, bukan pada pengobatan.
Cara Mencegah Penularan Rabies pada Kucing
Jika kucing kita berpotensi terpapar rabies, sebaiknya lakukan langkah-langkah pencegahan sebelum terlambat. Dikutip dari laman PetMD, berikut ini adalah sejumlah langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah penularan rabies pada kucing.
1. Pastikan Kucing Mendapat Vaksinasi Rabies Secara Rutin
Vaksinasi rabies adalah langkah utama untuk mencegah infeksi. Jika kucing sudah divaksin dan kemudian terpapar rabies, dokter hewan akan memberikan vaksin booster dan menetapkan masa karantina sekitar 45 hari. Karantina ini biasanya bisa dilakukan di rumah, tergantung peraturan daerah. Ini jauh lebih aman dan ringan dibandingkan risiko jika kucing belum pernah divaksin.
2. Hindari Kontak dengan Hewan Liar atau Diduga Terinfeksi
Kucing yang dibiarkan berkeliaran bebas berisiko lebih tinggi terpapar rabies, terutama jika bersentuhan dengan hewan liar atau hewan yang menunjukkan gejala rabies. Jika kontak semacam ini terjadi, segera periksakan ke dokter hewan. Rabies tidak bisa didiagnosis pada hewan yang masih hidup, jadi penting untuk menangani potensi paparan sedini mungkin.
3. Segera Bawa ke Dokter Hewan Jika Ada Potensi Paparan
Ketika ada kemungkinan kucing bersentuhan dengan hewan rabies, tindakan cepat sangat penting. Jika vaksinasi kucing masih berlaku, dokter biasanya akan memberikan booster. Namun jika tidak, opsi yang disarankan bisa berupa karantina ketat selama enam bulan atau bahkan euthanasia (prosedur medis untuk mengakhiri hidup), dengan biaya karantina ditanggung pemilik.
4. Hindari Kontak Langsung Jika Kucing Menunjukkan Gejala Rabies
Jika kucing menunjukkan tanda-tanda rabies, seperti perubahan perilaku ekstrem, air liur berlebihan, atau agresivitas, jangan menyentuhnya langsung. Hanya dokter hewan dan staf medis yang telah divaksin rabies yang boleh menangani kasus seperti ini. Jika rabies menjadi diagnosis paling mungkin, kucing harus di-euthanasia dan diuji untuk konfirmasi.
Apakah Kucing Bisa Menularkan Rabies kepada Manusia?
Kucing yang terinfeksi rabies bisa menularkan virus rabies kepada manusia. Penularan terjadi jika manusia melakukan kontak langsung dengan air liur kucing yang terinfeksi, terutama jika air liur tersebut mengenai membran mukosa (seperti mata, mulut) atau luka terbuka pada kulit.
Penularan paling umum terjadi melalui gigitan. Meskipun jarang, rabies juga bisa menular melalui cakaran jika ada air liur pada kuku kucing dan kuku itu melukai kulit. Jika seseorang merasa telah terpapar rabies, segera hubungi dokter karena vaksin rabies mungkin diperlukan untuk mencegah infeksi berkembang.
Nah, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai ciri-ciri kucing rabies yang wajib diwaspadai beserta cara menanganinya. Semoga bermanfaat!
(sto/ams)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030