Menjelang berakhirnya Ramadhan, tak sedikit umat Islam yang membutuhkan kejelasan mengenai zakat fitrah termasuk soal hukum memberikan zakat fitrah kepada orang tua.
Perihal golongan yang berhak menerima zakat fitrah telah disebutkan dalam firman Allah SWT. Adapunya bunyi firman Allah SWT tersebut adalah:
اِنَّمَا الصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَاۤءِ وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْعٰمِلِيْنَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِى الرِّقَابِ وَالْغٰرِمِيْنَ وَفِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para amil zakat, orang-orang yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) para hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan (yang memerlukan pertolongan), sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS at-Taubah: 60)
Dalam firman-Nya, tidak ada keterangan terkait orang tua. Apakah hal ini lantas menjadi landasan mengenai ketidakbolehan memberi zakat fitrah untuk orang tua? Di bawah ini paparan ringkas mengenai hukumnya.
Hukum Memberi Zakat Fitrah untuk Orang Tua
Dirangkum dari NU Lampung, seorang pembayar zakat (muzakki) terlarang memberi zakat kepada orang tua yang wajib dinafkahinya. Hal ini dilandasi dua alasan, yakni:
- Mereka (orang tua) sudah tercukupi dengan nafkah dari muzakki.
- Memberi zakat kepada orang tua yang masuk dalam lingkup penafkahan muzakki, membuat si pembayar zakat tidak melaksanakan kewajibannya sendiri.
Namun, larangan ini hanya berlaku bila orang tua yang wajib dinafkahi termasuk golongan fakir, miskin, ataupun mualaf. Artinya, selain dari golongan tersebut, orang tua boleh-boleh saja diberi zakat. Dalam kitab Al-Majmu' ala Syarhil Muhadzab, tertulis:
قوله (ولا يجوز دفعها الي من تلزمه نفقته من الاقارب والزوجات من سهم الفقراء لان ذلك انما جعل للحاجة ولا حاجة بهم مع وجوب النفقة) قال أصحابنا لا يجوز للإنسان أن يدفع إلى ولده ولا والده الذي يلزمه نفقته من سهم الفقراء والمساكين لعلتين (احداهما) أنه غني بنفقته (والثانية) أنه بالدفع إليه يجلب إلى نفسه نفعا وهو منع وجوب النفقة عليه
Artinya: "Tidak boleh memberikan zakat kepada orang yang wajib untuk menafkahinya dari golongan kerabat dan para istri atas dasar bagian orang-orang fakir. Sebab bagian tersebut hanya diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan. Para ashab berkata, "Tidak boleh bagi seseorang untuk memberikan zakat pada anaknya dan juga tidak pada orang tuanya yang wajib untuk dinafkahi, dari bagian orang fakir miskin karena dua alasan. Pertama, dia tercukupi dengan nafkah. Kedua, dengan memberikan zakat pada orang tua atau anak akan menarik kemanfaatan pada muzakki, yakni tercegahnya kewajiban nafkah pada orang tua atau anaknya."
Dalam kitab karangan Imam an-Nawawi tersebut, tertera keterangan lanjutan yang berbunyi:
قال أصحابنا ويجوز أن يدفع إلى ولده ووالده من سهم العاملين والمكاتبين والغارمين والغزاة إذا كانا بهذه الصفة ولا يجوز أن يدفع إليه من سهم المؤلفة ان كان ممن يلزمه نفقته لأن نفعه يعود إليه وهو إسقاط النفقة فإن كان ممن لا يلزمه نفقته جاز دفعه إليه
Artinya: "Para Ashab berkata, "Boleh membagikan zakat kepada anak dan orang tua dari bagian amil, mukatab, orang yang punya hutang, orang yang berperang ketika memiliki sifat-sifat tersebut. Tidak boleh membagikan zakat dari golongan orang-orang mualaf, jika termasuk orang yang wajib menafkahinya. Sebab terdapat kemanfaatan yang kembali pada pihak yang membayar zakat, yakni gugurnya nafkah. Jika orang tua atau anak termasuk orang yang tidak wajib menafkahinya maka boleh untuk memberikan zakat kepadanya"
Akhir kata, jika seorang muzakki mempunyai kewajiban memberi nafkah kepada orang tuanya, misal karena sudah terlalu tua atau tidak memiliki harta yang mencukupi, maka zakat tidak boleh diberikan. Lain lagi ketika misalnya orang tua tengah punya utang atau alasan lain selain 3 hal yang sudah disebutkan (fakir, miskin, dan mualaf), maka muzakki boleh memberinya zakat. Wallahu a'lam bish-shawab.
Sunnah Memberi Zakat untuk Keluarga atau Kerabat Dekat
Seorang muzakki dianjurkan untuk menyalurkan zakatnya terlebih dahulu kepada anggota keluarga atau kerabat dekatnya yang memenuhi syarat. Dengan catatan, muzakki atau pemberi zakat tidak wajib menafkahi orang tersebut.
Dirujuk dari buku Catatan Pengingat Zakat Fitrah oleh Hari Ahadi, keluarga atau kerabat dekat yang tidak wajib dinafkahi meliputi kakak, adik, paman, bibi, dan lain seterusnya. Kepada mereka-mereka ini, seorang muzakki dianjurkan memberi zakatnya.
Sunnah ini didasarkan atas sabda Nabi Muhammad SAW:
إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ، وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ: صَدَقَةٌ، وَصِلَةٌ
Artinya: "Sedekah untuk orang miskin mendapatkan pahala satu sedekah. Sedekah untuk kerabat mendapatkan dua pahala, pahala sedekah dan menyambung silaturahmi." (HR Tirmidzi no 658, an-Nasa'i no 2582, dan Ibnu Majah no 1844. Hadits ini derajatnya shahih lighairihi)
Berhubung kata 'sedekah' dalam hadits di atas tidak diperinci sebagai sedekah wajib (zakat) atau sedekah sunnah, maka istilah tersebut mencakup keduanya. Oleh karena itu, Imam Syafi'i berkata:
وَأُحِبُّ دَفْعَهَا إِلَى ذَوِي رَحِمِهِ الَّذِينَ لَا تلزمه نفقتهم
Artinya: "Saya menganjurkan bila zakat fitrah diberikan kepada kerabat yang tidak wajib untuk dia nafkahi." (al-Majmu', VI/138)
Ulama lain, al-Faqih al-Mawardi, memberi keterangan serupa:
أَنْ لَا تَكُونَ نَفَقَاتُهُمْ وَاجِبَةً، كَالْإِخْوَةِ وَالْأَخَوَاتِ وَالْأَعْمَامِ وَالْعَمَّاتِ وَالْأَخْوَالِ، وَالْخَالَاتِ فَالْأَوْلَى إِذَا كَانُوا مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ أَنْ يَخُصَّهُمْ بِهَا صِلَةً لِرَحِمِهِ وَبِرًّا لِأَهْلِهِ وَأَقَارِبِهِ.
Artinya: "Kerabat yang tidak wajib untuk dinafkahi seperti saudara, saudari, paman dan bibi -saudaranya ayah atau ibu-, apabila keadaan mereka berhak menerima zakat, maka berzakat kepada mereka lebih utama, sebagai bentuk menyambung silaturahmi dan berbuat baik kepada kerabat." (Al-Hawi al-Kabir, III/388)
Sebagai catatan, kerabat dekat tidak wajib dinafkahi yang akan diberi zakat juga mesti termasuk salah satu dari 8 golongan zakat sebagaimana difirmankan Allah SWT dalam surat at-Taubah ayat 60. Wallahu a'lam bish-shawab.
Demikian pembahasan ringkas mengenai hukum memberi zakat fitrah kepada orang tua.
(par/aku)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM