Benarkah Buka Bersama Bisa Hilangkan Pahala Puasa? Simak Penjelasan Hukumnya

#RamadanJadiMudah by BSI

Benarkah Buka Bersama Bisa Hilangkan Pahala Puasa? Simak Penjelasan Hukumnya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Selasa, 25 Mar 2025 14:09 WIB
Ilustrasi Buka Puasa Bersama
Buka puasa bersama. (Foto: Dok. Istimewa)
Jogja -

Buka bersama adalah kegiatan rutinan yang digandrungi umat Islam selama Ramadhan berlangsung. Tentang acara ini, beredar anggapan bahwasanya buka bersama dapat menghilangkan pahala puasa. Apakah benar? Begini penjelasannya.

Diambil dari buku Syiar Ramadan Perekat Persaudaraan yang dirilis Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama, buka bersama pada asalnya adalah perkara mubah alias diperbolehkan. Landasannya adalah hadits berikut ini:

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ : فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya." (HR Muslim)

Hal ini mudah dimengerti. Sebab, saat berbuka, seseorang akan melepaskan kekangan yang ia terapkan terhadap makan dan minum selama berpuasa. Apalagi jika berbuka bersama-sama keluarga, tetangga, maupun teman-teman. Suasana akan semakin terasa membahagiakan.

ADVERTISEMENT

Di samping itu, ada pula anjuran untuk memberi makan orang yang berbuka puasa. Salah satunya, sebagaimana tertera dalam al-Muntaqa lil Hadits fi Ramadhan, adalah dengan mengundangnya makan di rumah.

مَنْ فَطَرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرُ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Artinya: "Barang siapa yang memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala semisal orang yang berpuasa, tanpa dikurangi dari pahala orang yang berpuasa sedikit pun." (HR Tirmidzi no 807, Ibnu Majah no 1746, dan Ibnu Hibban no 895 dengan derajat shahih)

Secara singkat, dapat dipahami bahwa buka bersama adalah hal yang boleh hukumnya. Lantas, apa yang menyebabkan pahala puasa seseorang hilang ketika buka bersama? Simak pembahasan ringkasnya di bawah ini, yuk!

Penyebab Hilang atau Berkurangnya Pahala Puasa Akibat Buka Bersama

Sebelum menelaah lebih lanjut, perlu ditekankan bahwasanya buka bersama bukanlah bagian dari ajaran Islam. Menurut uraian dari laman PCNU Tuban, buka bersama lebih cocok digolongkan sebagai tradisi alih-alih ibadah.

Sayangnya, dalam buka bersama, terdapat beberapa perilaku yang tidak semestinya dilakukan. Sebab, hal-hal ini berpotensi menyebabkan berkurangnya pahala puasa. Apa saja? Di bawah ini poin-poin pentingnya:

1. Berkata Kotor

Ketika tengah berkumpul untuk buka bersama, bisa jadi, seorang muslim melontarkan kata-kata kotor. Padahal, dalam hadits Nabi SAW, sudah jelas berkata kotor adalah hal yang mesti dihindari.

Diambil dari buku Panduan Lengkap Puasa Ramadhan Menurut Al-Qur'an dan Sunnah oleh Abu Abdillah Syahrul Fatwa dan Abu Ubaidah Yusuf, Nabi SAW bersabda:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمُ. مَرَّتَيْنِ

Artinya: "Puasa adalah perisai. Maka janganlah berkata kotor dan berbuat bodoh. Apabila ada yang memerangimu atau mencelamu, maka katakanlah: 'Aku sedang puasa, aku sedang puasa.'" (HR Bukhari 4/103 dan Muslim no 1151)

Dalam hadits lain, Nabi SAW bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةً أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya: "Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan amalannya serta kebodohan, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya." (HR Bukhari no 1903)

Hadits-hadits di atas secara implisit menjelaskan bahwa pahala puasa seseorang bisa jadi berkurang karena berkata kotor maupun dusta. Wallahu a'lam bish-shawab.

2. Ghibah

Momen buka puasa bersama juga terkadang menjurus pada percakapan-percakapan ghibah. detikers tentu tahu bahwasanya ghibah tidak mendatangkan satu pun manfaat, bukan? Alih-alih manfaat, ghibah punya setidaknya dua dampak negatif.

Diambil dari situs Muhammadiyah, kedua efek buruk tersebut dijelaskan langsung oleh Rasulullah SAW:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ

Artinya: "Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah bertanya: 'Tahukah kamu, apakah ghibah itu?' Para sahabat menjawab; 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.' Kemudian Rasulullah SAW bersabda: 'Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.' Seseorang bertanya; 'Ya Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?' Beliau berkata: 'Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah membuat-buat kebohongan terhadapnya.'" (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Daud, dan Darimi)

Ghibah juga bisa menjadi salah satu hal yang menodai puasa seseorang. Namun, derajatnya tidak sampai membatalkan puasa menurut mayoritas ulama. Imam Ahmad berkata: "Seandainya ghibah membatalkan puasa, maka tidak ada yang sah puasa kita."

3. Meninggalkan Sholat Maghrib

Kumandang adzan maghrib adalah pertanda paling mudah datangnya waktu buka puasa. Sayangnya, setelah berbuka, banyak yang memilih meninggalkan sholat maghrib dengan alasan tengah mengikuti buka bersama. Hal ini tentu salah, karena sholat maghrib hukumnya wajib dan tidak boleh ditinggalkan.

Dikutip dari detikJateng, dosen UIN Solo, Halim M Hum, menerangkan, meninggalkan sholat maghrib karena buka bersama membuat seseorang kehilangan keutamaan besar. Terlebih hal ini dilakukan pada bulan Ramadhan.

"Namun, jika saat berbuka puasa bersama tidak sholat maghrib berjemaah, maka dia tidak mendapatkan keutamaan sholat jamaah maghrib di bulan Ramadhan, yang keutamaan dan pahalanya juga sangat besar," jelasnya.

Jadi, bila detikers ingin mengikuti agenda buka bersama, pastikan untuk tetap mengerjakan sholat maghrib tepat waktu. Pasalnya, meninggalkan sholat yang hukumnya fardhu ain, bisa jadi menyebabkan pahala puasa berkurang.

"Yang dinilai nggak cuma bukbernya, tapi serangkaian puasa. Mulai dari niat, hingga menjalankan puasa dengan benar, dan menghindari hal-hal yang membatalkan atau mengurangi pahala puasa," lanjut dosen UIN Solo tersebut.

Pendapat senada juga dijelaskan dalam situs NU Online. Diterangkan bahwasanya meninggalkan sholat termasuk kategori muhbithat al-shaum. Artinya, hal ini tidak memengaruhi keabsahan puasa, tetapi merusak pahalanya. Wallahu a'lam bish-shawab.

Akhir kata, buka bersama memang bisa menyebabkan terjerumusnya seorang muslim kepada hal-hal yang dapat merusak pahala puasa. Adapun mengenai hilang total atau 'hanya' rusaknya pahala seseorang saat berpuasa karena hal-hal negatif buka bersama, mari kita kembalikan kepada Allah SWT.




(sto/aku)

Hide Ads