Hunian pribadi yang disulap jadi perpustakaan umum Ruang Literasi yang terletak di Sleman ternyata banyak digandrungi mahasiswa dan warga sekitar. Banyak kalangan masyarakat yang datang ke Ruang Literasi.
Ruang Literasi yang baru diresmikan pada Februari 2025 lalu terletak di Pakem, Sleman. Letaknya yang begitu strategis dekat sekolah dan Universitas Islam Indonesia (UII) itu tak sepi pengunjung di setiap harinya.
Pengelola pustaka Ruang Literasi, Uyung Hamdani, menjelaskan pengunjung yang datang mayoritas dari mahasiswa dan pekerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya berimbang (pengunjung), cuma mayoritas yang paling banyak memang dari kalangan mahasiswa," tutur Uyung kepada detikJogja di lokasi, Jumat (21/3/2025).
"Kalau pekerja itu juga banyak. Kadang mereka pulang dari kerja malas pulang ke rumah, nah pulangnya ke sini dulu," sambungnya.
Kemudian, Uyung mengungkapkan, selain mahasiswa dan pekerja, Ruang Literasi juga banyak didatangi ibu-ibu. Tentunya, karena tersedia juga pustaka anak di Ruang Literasi.
"Di pustaka anak itu ada anak-anak sama pendampingnya, kadang sama ibunya ada juga sama kakak atau tantenya," jelas Uyung
"Lalu ibu-ibu ada juga yang di pustaka buat dewasa. Jadi macam-macam sebenarnya siapa saja bisa berkunjung di sini," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu pengunjung, Sri, warga Pakem, Sleman mengaku sering mengunjungi Ruang Literasi usai menjemput anaknya dari sekolah. Lokasinya yang tak jauh dari sekolah anaknya dan rumahnya, menjadi salah satu alasan Sri sering berkunjung.
"Saya sering sih beberapa kali habis jemput anak datang ke sini. Tempatnya enak dan sejuk. Terus banyak buku anak soal pengetahuan dan cukup lengkap di sini," kata Sri.
Sri menyambut positif kehadiran Ruang Literasi di dekat rumahnya. Menurutnya, Ruang Literasi cukup membantu meningkatkan literasi sejak dini bagi anak-anak.
"Suasananya nggak ngebosenin, anak-anak juga betah di sini. Ya, saya senang ada tempat seperti ini (perpustakaan) di dekat rumah," pungkasnya.
(afn/ahr)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan