Olahraga lari memang menjadi fenomena di beberapa tempat di Indonesia, salah satunya Jogja sejak beberapa tahun ini. Street fotografer atau fotografer jalanan pun ketiban untung berkat tren olahraga lari ini.
Salah satunya Arif Budi Kusuma warga Moyudan, Sleman. Berangkat dari passion-nya di bidang fotografi dan pekerjaan terdahulunya yang merupakan jurnalis fotografer, Arif menuangkan kebolehannya di bidang fotografi menjadi street fotografer di beberapa spot di Jogja, salah satunya di kawasan Tugu Jogja.
"Awalnya dulu saya di media jadi fotografer jurnalis. Jadi di situ saya motret jalanan terus ya kegiatan aktivitas orang-orang yang ada di jalanan. Jadi saya di situ mulai tertarik untuk mulai street fotografer," ujar Arif saat ditemui detikJogja di Tugu Jogja, Sabtu (14/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu saya media di Riau sekarang pindah ke Jogja, jadi sekarang udah nggak di media lagi. Saya lebih banyak ikutin event-event lari, terus ada kegiatan foto wedding atau acara pre-wedding," lanjutnya.
Arif sangat menyadari bila olahraga lari tengah menjadi tren di masyarakat. Dia pun memanfaatkan fenomena ini dengan memotret pelari yang wara-wiri di beberapa spot di Jogja.
"Lari itu memang lagi trennya ya sekarang. Soalnya di mana-mana sih, di Jakarta juga kayak di GBK gitu. Kalau di Jogja udah dari tahun-tahun sebelumnya udah ramai sampai sekarang," jelas Arif.
"Kalau saya paling sering di kawasan Tugu, Malioboro, sama Mandala Krida. Tapi tetap spot favorit di Tugu karena view-nya juga bagus kan landmark-nya Jogja," ungkapnya.
Dengan maraknya tren lari, Arif dan beberapa rekannya di satu komunitas ikut kecipratan rezeki. Yaitu dengan menjual hasil jepretannya ke pelari yang dia foto. Hasil fotonya pun dipatok dengan harga Rp 35 ribu.
"Kita kan ada aplikasi FotoYu. Kita upload foto di situ dan kasih harga. Kalau harga di kawasan Tugu sama Malioboro udah ditentuin harganya karena ada paguyubannya, kita nggak boleh kasih harga sembarangan jadi biar imbang. 35 ribu per foto. Minimal itu 30 ribu, kalau di bawah itu kita nurunin harga pasaran jadi nggak boleh," urainya.
Arif juga mengamini, dengan adanya tren lari ini, dia banyak meraup banyak untung. Dalam sebulan, Arif mengatakan, penghasilannya menjadi street fotografer sekitar Rp 2 juta lebih.
"Kalau penghasilan ya emang cuan yang kayak gini. Saya baru mulai Januari kemarin. Sebulan bisa sampe 2 juta ke atas. Kalau pas Ramadan gini lumayan sepi ya, sore masih ada tapi cuma satu-satu gitu, paling malam juga ada satu-satu juga," pungkasnya.
(afn/apu)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM