Tata Cara Puasa Ramadhan dari Niat hingga Berbuka Lengkap

Tata Cara Puasa Ramadhan dari Niat hingga Berbuka Lengkap

Nur Umar Akashi - detikJogja
Kamis, 06 Mar 2025 12:18 WIB
Ilustrasi buka puasa
Ilustrasi puasa. (Foto: Freepik)
Jogja -

Tata cara puasa Ramadhan dari niat hingga berbuka perlu diketahui oleh seorang muslim yang akan menunaikan ibadah suci tersebut. Berikut ini penjelasannya secara lengkap.

Dirujuk dari buku Panduan Lengkap Puasa Ramadhan Menurut Al-Qur'an dan Sunnah oleh Abu Abdillah Syahrul Fatwa dan Abu Ubaidah Yusuf, puasa Ramadhan hukumnya wajib. Salah satu dalilnya difirmankan Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 183:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Tak hanya dari Al-Quran, Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda tentang puasa wajib ini:

ADVERTISEMENT

عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَالْحَجِّ

Artinya: "Dari Ibnu Umar RA, dari Nabi SAW bersabda: 'Islam itu dibangun di atas lima perkara: syahadat bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, puasa Ramadhan, dan menunaikan haji." (HR Bukhari no 8 dan Muslim no 16)

Oleh karena kewajibannya yang agung tersebut, detikers harus mengerjakannya dengan penuh keseriusan. Salah satunya dengan mengetahui tata cara lengkap puasa Ramadhan sejak niat hingga buka puasa. Di bawah ini detikJogja sudah siapkan uraiannya.

Rukun Puasa Ramadhan

Menurut penjelasan dalam buku Fikih Muyassar terjemahan Fathul Mujib, secara bahasa, puasa berarti menahan diri dari sesuatu. Adapun secara istilah syariat, puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan semua hal yang membatalkan puasa, semenjak fajar shadiq hingga tenggelamnya matahari, disertai dengan niat.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sejatinya rukun puasa hanya dua, yakni niat dan menahan diri dari pembatal-pembatal puasa. Mengenai niat, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: "Amalan itu hanyalah dengan niat, dan tiap-tiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan." (HR Bukhari no 1 dan Muslim no 1907)

Adapun tentang rukun kedua, yakni menahan diri dari pembatal-pembatal puasa sejak fajar terbit sampai Matahari tenggelam, difirmankan Allah SWT dalam Al-Quran surat al-Baqarah ayat 187:

وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ

Artinya: "...Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam..."

Tata Cara Puasa Ramadhan Lengkap

Selain rukun, ada pula sunnah-sunnah puasa Ramadhan yang perlu detikers ketahui. Berbekal pengetahuan seputar rukun dan sunnah puasa ini, dengan seizin Allah, detikers dapat mengerjakan puasa Ramadhan secara maksimal. Berikut poin-poin pentingnya:

1. Niat Puasa Ramadhan

Dari Hafshah Ummul Mukminin, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ لَمْ يُجْمِعُ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

Artinya: "Barang siapa yang tidak meniatkan puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya." (HR Abu Dawud no 2454, an-Nasa'i 4/196, Tirmidzi no 730, dan Ibnu Majah no 1700. Syaikh al-Albani menyebutnya shahih)

Dari hadits di atas sudah jelas bahwasanya niat untuk puasa Ramadhan wajib dilakukan sebelum fajar. Hal ini juga berlaku untuk puasa-puasa wajib lainnya. Adapun untuk puasa sunnah, boleh meniatkannya setelah fajar terlewat, misal karena telat bangun.

Terkait niat, para ulama berbeda pendapat. Ada yang mengatakan niat cukup sekali untuk seluruh bulan. Ada pula yang menyebut niat puasa Ramadhan harus setiap hari. Pendapat kedua inilah yang lebih populer dan disetujui ulama-ulama mazhab, yakni Imam as-Syafi'i, Imam Abu Hanifah, dan Imam Ahmad. Wallahu a'lam bish-shawab.

Niat sendiri letaknya ada di dalam hati, jadi tidak perlu diucapkan. Namun, bagi detikers yang mengikuti pendapat sunnahnya melafalkan niat, berikut ini bacaannya, dilansir NU Online:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin min/'an Ramadhāna

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan."

2. Makan Sahur

Setelah berniat, detikers disunnahkan untuk santap sahur terlebih dahulu. Waktu terbaik untuk sahur adalah menjelang adzan subuh biarpun sejatinya rentang waktu sahur luas, yakni sejak pertengahan malam sampai terbit fajar (adzan subuh).

Diambil dari buku Sifat Puasa Nabi SAW dan 20 Amalan Ringkas di Bulan Ramadhan oleh Raehanul Bahraen dan Rafif Zufarihsan, makanan sahur yang disunnahkan adalah kurma dan air. Nabi Muhammad bersabda:

نِعْمَ سَحُورُ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ

Artinya: "Sebaik-baik makanan sahur mukmin adalah kurma." (HR Abu Dawud II/303 dan Ibnu Hibban no 223)

تَسَخَّرُوا وَلَوْ بِجَرْعَةٍ مِنْ مَاءٍ

Artinya: "Bersahurlah kalian walaupun dengan seteguk air." (HR Abu Ya'la no 3340)

3. Menahan Diri sejak Fajar Terbit sampai Matahari Terbenam

Dalil akan waktu puasa ini sudah sempat disinggung sebelumnya, yakni dalam surat al-Baqarah ayat 187. Beberapa pembatal puasa yang perlu detikers hindari adalah jima' (bersetubuh), makan dan minum dengan sengaja, muntah dengan sengaja, haid dan nifas, mengeluarkan mani dengan sengaja, berniat berbuka, dan murtad dari Islam.

Pembatal-pembatal di atas bisa mengakibatkan batalnya puasa seseorang bila ia tahu hukumnya. Sebab, orang yang tidak tahu hukum, maka puasanya tidak batal. Contohnya, seorang muslim muntah dengan sengaja dalam kondisi ia tidak tahu bahwa hal tersebut membatalkan puasa. Dalam situasi itu, puasanya tetap sah.

Allah SWT berfirman:

وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيْمَآ اَخْطَأْتُمْ بِهٖ وَلٰكِنْ مَّا تَعَمَّدَتْ قُلُوْبُكُمْ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

Artinya: "Tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS al-Ahzab: 5)

4. Menyegerakan Berbuka

Ketika waktu buka puasa sudah tiba, detikers disunnahkan untuk menyegerakannya. Nabi Muhammad SAW bersabda:

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Artinya: "Kaum muslimin akan senantiasa di atas kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR Bukhari no 1957 dan Muslim no 1098)

Adapun makanan yang biasa digunakan Rasulullah SAW untuk berbuka puasa adalah:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

Artinya: "Nabi SAW biasa berbuka dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada, dengan tamr (kurma kering), jika tidak ada, beliau meneguk beberapa teguk air." (HR Ahmad no 163 dan Abu Dawud no 306)

5. Membaca Doa Buka Puasa Setelah Berbuka

Usai buka puasa, detikers bisa membaca doa buka puasa. Di antara doa yang bisa dipanjatkan, sebagaimana diambil dari buku Kumpulan Doa dalam Al-Qur'an dan Hadits oleh Syaikh Sa'id bin Wahf al-Qahthani, adalah:

ثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْشَاءَ الله

Arab Latin: Żahabaẓ-ẓamā'u wabtallatil-'urūqu wa ṡabatal-ajru insyā'allāh.

Artinya: "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap, insya Allah." (HR Abu Dawud II/306 dan Shahihul Jami' IV/209)

Bila sedang berbuka di rumah tetangga, teman, atau saudara, ada doa lain yang bisa dibaca. Pada intinya, doa ini dibaca ketika detikers berbuka di rumah orang lain:

أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ، وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ.

Arab Latin: Afṭara 'indakumuṣ-ṣā'imūna wa akala ṭa'āmakumul-abrāru, wa ṣallat 'alaikumul-malā'ikah.

Artinya: "Semoga orang-orang yang berpuasa berbuka di sisimu dan orang-orang yang baik makan makananmu, serta malaikat mendoakan, agar kamu mendapat rahmat." (HR Abu Dawud III/367, Ibnu Majah I/556, dan an-Nasa'i no 296-298)

Demikian pembahasan lengkap mengenai tata cara puasa Ramadhan yang bisa detikers jadikan panduan. Semoga Allah SWT senantiasa memandu kita agar istiqamah di jalan-Nya. Aamiin.




(sto/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads