- Urutan Surat Sholat Tarawih 23 Rakaat 1. Sholat Tarawih Salam Pertama Rakaat Pertama: Al-A'la Rakaat Kedua: Al-Ghashiyah 2. Sholat Tarawih Salam Kedua Rakaat Pertama: Asy-Syams Rakaat Kedua: Al-Insyirah 3. Sholat Tarawih Salam Ketiga Rakaat Pertama: At-Tin Rakaat Kedua: Al-Qadr 4. Sholat Tarawih Salam Keempat Rakaat Pertama: Al-Bayyinah Rakaat Kedua: Az-Zalzalah 5. Sholat Tarawih Salam Kelima Rakaat Pertama: Al-'Adiyat Rakaat Kedua: At-Takatsur 6. Sholat Tarawih Salam Keenam Rakaat Pertama: Al-'Asr Rakaat Kedua: Al-Humazah 7. Sholat Tarawih Salam Ketujuh Rakaat Pertama: Al-Fil Rakaat Kedua: Quraisy 8. Sholat Tarawih Salam Kedelapan Rakaat Pertama: Al-Ma'un Rakaat Kedua: Al-Kautsar 9. Sholat Tarawih Salam Kesembilan Rakaat Pertama: Al-Kafirun Rakaat Kedua: An-Nasr 10. Sholat Tarawih Salam Kesepuluh Rakaat Pertama: Al-Lahab Rakaat Kedua: Al-Ikhlas 11. Sholat Witir Salam Pertama Rakaat Pertama: Al-A'la Rakaat Kedua: Al-Kafirun 12. Sholat Witir Salam Kedua Rakaat Pertama: Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas Membaca Surat Al-Ikhlas Mengucapkan Takbir dan Basmalah Membaca Surat Al-Falaq Mengucapkan Takbir dan Basmalah Membaca Surat An-Nas
- Doa Setelah Sholat Tarawih
- Doa Setelah Sholat Witir
Sebagian umat Islam melaksanakan sholat tarawih dan witir sebanyak 23 rakaat yang terdiri dari 20 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir. Dalam pelaksanaannya, ada urutan surat sholat tarawih-witir 23 rakaat yang biasa dipraktikkan. Seluruh surat tersebut berasal dari juz 30 Al-Quran dan didominasi oleh surat pendek.
Dikutip dari buku Kumpulan Tanya Jawab Islam yang disusun oleh TIM PISS-KTB, tuntunan menjalankan sholat tarawih 23 rakaat terdapat pada hadits riwayat Imam Malik dalam Muwatha':
عَنْ مَالِكِ عَنْ يَزِيدَ بْنِ رُمَّانَ أَنَّهُ قَالَ: كَانَ النَّاسُ يَقُومُونَ فِي زَمَنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ بِثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ رَكْعَةً. (رواه الإمام مالك في الموطأ)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari Malik, dari Yazid bin Rumman, ia mengatakan: Orang-orang mengerjakan (shalat Tarawih) pada zaman Umar bin Khattab sebanyak 23 rakaat." (HR. Imam Malik dalam Al-Muwatha', Juz 1, hlm. 138).
Hal yang sama juga terdapat di dalam riwayat Al-Baihaqi dari Sahabat Said bin Yazid berikut ini:
ومَذْهَبْنَا أن التراويح عِشْرُونَ رَكْعَةً لما روى البيهقي وغيره بالإسناد الصحيح عن السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ الصَّحَابِي رَضِيَ اللَّهُ عنه قَالَ: كُنَّا نَقُومُ عَلَى عَهْدِ عُمَرَ رَضِيَ الله عنه بعشرين ركعة والوتر - هكذا ذكره المُصنِّفِ وَاسْتَدَلْ بِهِ.
"Mazhab kita (Syafi'iyah) menyatakan bahwa shalat Tarawih itu dijalankan 20 rakaat. Ini berdasarkan hadits Nabi yang diriwayatkan Imam Baihaqi dengan sanad shahih, dari Saib bin Yazid, ia mengatakan: 'Kami mengerjakan shalat Tarawih pada masa Umar bin Khattab sebanyak 20 rakaat dan ditambah dengan Witir.'" (Dikutip dalam Al-Hawy li Al-Fatawa karya Imam As-Suyuthi, Juz 1, hlm. 350, serta Fathul-Wahhab, Juz 1, hlm. 58).
Lantas, surat apa saja yang dibaca pada sholat tarawih ini? Jika ingin mengetahui urutan surat dalam sholat tarawih dan witir 23 rakaat, sebaiknya simak penjelasan lengkap berikut ini!
Urutan Surat Sholat Tarawih 23 Rakaat
Berikut ini merupakan urutan surat pada pelaksanaan sholat tarawih 20 rakaat ditambah 3 rakaat sholat witir yang dikutip dari buku Penuntun Praktis Shalat Sudah Benarkah Shalat Kita tulisan Ustadz Agus Arifin. Mari kita simak!
1. Sholat Tarawih Salam Pertama
Rakaat Pertama: Al-A'la
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَى الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰى وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰى وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰى فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰى سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُۗ اِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰى وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰى فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰى سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰى وَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَى الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰى ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰى قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰى وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰى بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰى صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى
Sabbiḥisma rabbikal-a'lâ allażî khalaqa fa sawwâ wal-lażî qaddara fa hadâ wal-lażî akhrajal-mar'â fa ja'alahû ghutsâ'an aḫwâ sanuqri'uka fa lâ tansâ illâ mâ syâ'allâh, innahû ya'lamul-jahra wa mâ yakhfâ wa nuyassiruka lil-yusrâ fa dzakkir in nafa'atidz-dzikrâ sayadzdzakkaru may yakhsyâ wa yatajannabuhal-asyqâ allażî yashlan-nâral-kubrâ ṡumma lâ yamûtu fîhâ wa lâ yaḫyâ qad aflaḫa man tazakkâ wa dzakarasma rabbihî fa shallâ bal tu'tsirûnal-ḫayâtad-dun-yâ wal-âkhiratu khairuw wa abqâ inna hâdzâ lafish-shuḫufil-ûlâ shuḫufi ibrâhîma wa mûsâ
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi, yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya), yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk, dan yang menumbuhkan (rerumputan) padang gembala, lalu menjadikannya kering kehitam-hitaman. Kami akan membacakan (Al-Qur'an) kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa, kecuali jika Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi. Kami akan melapangkan bagimu jalan kemudahan (dalam segala urusan). Maka, sampaikanlah peringatan jika peringatan itu bermanfaat. Orang yang takut (kepada Allah) akan mengambil pelajaran, sedangkan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya, (yaitu) orang yang akan memasuki api (neraka) yang besar. Selanjutnya, dia tidak mati dan tidak (pula) hidup di sana. Sungguh, beruntung orang yang menyucikan diri (dari kekafiran) dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat. Adapun kamu (orang-orang kafir) mengutamakan kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya (penjelasan) ini terdapat dalam suhuf (lembaran-lembaran) yang terdahulu, (yaitu) suhuf (yang diturunkan kepada) Ibrahim dan Musa.
Rakaat Kedua: Al-Ghashiyah
هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ٱلْغَاشِيَةِ ۖ وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ عَامِلَةٌۭ نَّاصِبَةٌۭ تَصْلَىٰ نَارًۭا حَامِيَةًۭ تُسْقَىٰ مِنْ عَيْنٍ ءَانِيَةٍۢ لَّيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٍۢ لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِى مِن جُوعٍۢ وُجُوهٌۭ يَوْمَئِذٍۢ نَّاعِمَةٌۭ لِسَعْيِهَا رَاضِيَةٌۭ فِى جَنَّةٍ عَالِيَةٍۢ لَّا تَسْمَعُ فِيهَا لَـٰغِيَةًۭ فِيهَا عَيْنٌۭ جَارِيَةٌۭ فِيهَا سُرُرٌۭ مَّرْفُوعَةٌۭ وَأَكْوَابٌۭ مَّوْضُوعَةٌۭ وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌۭ وَزَرَابِىُّ مَبْثُوثَةٌ أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى ٱلْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ وَإِلَى ٱلسَّمَآءِ كَيْفَ رُفِعَتْ وَإِلَى ٱلْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ وَإِلَى ٱلْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ فَذَكِّرْ إِنَّمَآ أَنتَ مُذَكِّرٌۭ لَّسْتَ عَلَيْهِم بِمُصَيْطِرٍ إِلَّا مَن تَوَلَّىٰ وَكَفَرَ فَيُعَذِّبُهُ ٱللَّهُ ٱلْعَذَابَ ٱلْأَكْبَرَ إِنَّ إِلَيْنَآ إِيَابَهُمْ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ
Hal atāka ḥadīṡul-gāsyiyah. Wujūhuy yauma'iżin khāsyi'ah. 'Amilatun nāṣibah. Taṣlā nāran ḥāmiyah. Tusqā min 'ainin āniyah. Laisa lahum ṭa'āmun illā min ḍarī'. Lā yusminu wa lā yugnī min jū'. Wujūhuy yauma'iżin nā'imah. Lisa'yihā rāḍiyah. Fī jannatin 'āliyah. Lā tasama'u fīhā lāgiyah. Fīhā 'ainun jāriyah. Fīhā sururum marfū'ah. Wa akwābum mauḍū'ah. Wa namāriqu maṣfūfah. Wa zarābiyyu mabṡūṡah. Afalā yanẓurūna ilal-ibili kaifa khuliqat. Wa ilas-samā'i kaifa rufi'at. Wa ilal-jibāli kaifa nuṣibat. Wa ilal-arḍi kaifa suṭiḥat. Fa żakkir, innamā anta mużakkir. Lasta 'alaihim bimusaiṭir. Illā man tawallā wa kafar. Fa yu'ażżibuhullāhul-'ażābal-akbar. Inna ilainā iyābahum. Ṡumma inna 'alainā ḥisābahum.
Sudahkah sampai kepadamu berita tentang al-Gāsyiyah (hari Kiamat yang menutupi kesadaran manusia dengan kedahsyatannya)? Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk hina, (karena) berusaha keras (menghindari azab neraka) lagi kepayahan (karena dibelenggu). Mereka memasuki api (neraka) yang sangat panas. (Mereka) diberi minum dari sumber mata air yang sangat panas. Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. Pada hari itu banyak (pula) wajah yang berseri-seri, merasa puas karena usahanya. (Mereka) dalam surga yang tinggi. Di sana kamu tidak mendengar (perkataan) yang tidak berguna. Di sana ada mata air yang mengalir. Di sana ada (pula) dipan-dipan yang ditinggikan, gelas-gelas yang tersedia (di dekatnya), bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar. Tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan? Bagaimana langit ditinggikan? Bagaimana gunung-gunung ditegakkan? Bagaimana pula bumi dihamparkan? Maka, berilah peringatan karena sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) hanyalah pemberi peringatan. Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. Akan tetapi, orang yang berpaling dan kufur, Allah akan mengazabnya dengan azab yang paling besar. Sesungguhnya kepada Kamilah mereka kembali. Kemudian, sesungguhnya Kamilah yang berhak melakukan hisab (perhitungan) atas mereka.
2. Sholat Tarawih Salam Kedua
Rakaat Pertama: Asy-Syams
وَالشَّمْسِ وَضُحٰىهَاۖ وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰىهَاۖ وَالنَّهَارِ اِذَا جَلّٰىهَاۖ وَاللَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ وَالسَّمَاۤءِ وَمَا بَنٰىهَاۖ وَالْاَرْضِ وَمَا طَحٰىهَاۖ وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ بِطَغْوٰىهَآ ۖ اِذِ انْۢبَعَثَ اَشْقٰىهَاۖ فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ نَاقَةَ اللّٰهِ وَسُقْيٰهَاۗ فَكَذَّبُوْهُ فَعَقَرُوْهَاۖ فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْۢبِهِمْ فَسَوّٰىهَاۖ وَلَا يَخَافُ عُقْبٰهَا ࣖ
Wasy-syamsi wa ḍuḥāhā. Wal-qamari iżā talāhā. Wan-nahāri iżā jallāhā. Wal-laili iżā yagsyāhā. Was-samā'i wa mā banāhā. Wal-arḍi wa mā ṭaḥāhā. Wa nafsiw wa mā sawwāhā. Fa alhamahā fujūrahā wa taqwāhā. Qad aflaḥa man zakkāhā. Wa qad khāba man dassāhā. Każżabat ṡamūdu biṭagwāhā. Iżimba'aṡa asyqāhā. Fa qāla lahum rasūlullāhi nāqatallāhi wa suqyāhā. Fa każżabūhu fa 'aqarūhā fa damdama 'alaihim rabbuhum biżambihim fa sawwāhā. Wa lā yakhāfu 'uqbāhā.
Demi matahari dan sinarnya pada waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah). Demi bulan saat mengiringinya. Demi siang saat menampakkannya. Demi malam saat menutupinya (gelap gulita). Demi langit serta pembuatannya. Demi bumi serta penghamparannya. Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya. Lalu Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (Kaum) Samud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas. Ketika orang yang paling celaka di antara mereka bangkit (untuk menyembelih unta betina Allah). Rasul Allah (Saleh) lalu berkata kepada mereka, "(Biarkanlah) unta betina Allah ini beserta minumannya." Namun, mereka kemudian mendustakannya (Saleh) dan menyembelih (unta betina) itu. Maka, Tuhan membinasakan mereka karena dosa-dosanya, lalu meratakan mereka (dengan tanah). Dia tidak takut terhadap akibatnya.
Rakaat Kedua: Al-Insyirah
اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَۙ الَّذِيْٓ اَنْقَضَ ظَهْرَكَۙ وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْࣖ
A lam nasyraḥ laka ṣadrak. Wa waḍa'nā 'anka wizrak. Allażī anqaḍa ẓahrak. Wa rafa'nā laka żikrak. Fa inna ma'al-'usri yusrā. Inna ma'al-'usri yusrā. Fa iżā faraghta fa inṣab. Wa ilā rabbika fargab.
Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Nabi Muhammad)? Dan meringankan beban (tugas-tugas kenabian) darimu. Yang memberatkan punggungmu. Dan Kami meninggikan (derajat)-mu (dengan selalu) menyebut-nyebut (nama)-mu? Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmu berharaplah!
3. Sholat Tarawih Salam Ketiga
Rakaat Pertama: At-Tin
وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِۙ وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ وَهٰذَا الْبَلَدِ الْاَمِيْنِۙ لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سٰفِلِيْنَۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍۗ فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّيْنِۗ اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَحْكَمِ الْحٰكِمِيْنَࣖ
Wat-tīni waz-zaitūn. Wa ṭūri sīnīn. Wa hāżal-baladil-amīn. Laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm. Ṡumma radadnāhu asfala sāfilīn. Illallażīna āmanū wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti fa lahum ajrun ghoiru mamnūn. Fa mā yukadżibuka ba'du bid-dīn. A laisallāhu bi-aḥkamil-ḥākimīn.
Demi (buah) tin dan (buah) zaitun. Demi gunung Sinai. Dan demi negeri (Makkah) yang aman ini. Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian, Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Maka, mereka akan mendapat pahala yang tidak putus-putusnya. Maka, apa alasanmu (wahai orang kafir) mendustakan hari Pembalasan setelah (adanya bukti-bukti) itu? Bukankah Allah hakim yang paling adil?
Rakaat Kedua: Al-Qadr
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِࣖ
Innâ anzalnâhu fî lailatil-qadr. Wa mâ adrâka mâ lailatul-qadr. Lailatul-qadri khairum min alfi syahr. Tanazzalul-malâ'ikatu war-rûḫu fîhâ bi'idzni rabbihim, ming kulli amr. Salâmun hiya ḫattâ maṭla'il-fajr.
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada Lailatulqadar. Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.
4. Sholat Tarawih Salam Keempat
Rakaat Pertama: Al-Bayyinah
لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ حَتّٰى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُۙ رَسُوْلٌ مِّنَ اللّٰهِ يَتْلُوْا صُحُفًا مُّطَهَّرَةًۙ فِيْهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌۗ وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُۗ وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِۗ اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِۗ جَزَاۤؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۗ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُۗ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهٗࣖ
Lam yakunilladzîna kafarû min ahlil-kitâbi wal-musyrikîna munfakkîna ḫattâ ta'tiyahumul-bayyinah. Rasûlum minallâhi yatlû shuḫufam muthahharah. Fîhâ kutubung qayyimah. Wa mâ tafarraqalladzîna ûtul-kitâba illâ mim ba'di mâ jâ'at-humul-bayyinah. Wa mâ umirû illâ liya'budullâha mukhlishîna lahud-dîna ḫunafâ'a wa yuqîmush-shalâta wa yu'tuz-zakâta wa dzâlika dînul-qayyimah. Innalladzîna kafarû min ahlil-kitâbi wal-musyrikîna fî nâri jahannama khâlidîna fîhâ, ulâ'ika hum syarrul-bariyyah. Innalladzîna âmanû wa 'amilush-shâliḫâti ulâ'ika hum khairul-bariyyah. Jazâ'uhum 'inda rabbihim jannâtu 'adnin tajrî min taḫtihal-an-hâru khâlidîna fîhâ abadâ, radliyallâhu 'an-hum wa radlû 'an-h, dzâlika liman khasyiya rabbah.
Orang-orang yang kufur dari golongan Ahlulkitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (kekufuran mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang nyata, (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Nabi Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran suci (Al-Qur'an) yang di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar). Tidaklah terpecah-belah orang-orang Ahlulkitab, melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata. Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar). Sesungguhnya orang-orang yang kufur dari golongan Ahlulkitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhannya adalah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Rakaat Kedua: Az-Zalzalah
اِذَا زُلْزِلَتِ الْاَرْضُ زِلْزَالَهَاۙ وَأَخْرَجَتِ الْاَرْضُ أَثْقَالَهَاۙ وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَاۚ يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَاۙ بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَىٰ لَهَاۗ يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْۗ فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهُۚ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهُۚ
Idzâ zulzilatil-ardlu zilzâlahâ. Wa akhrajatil-ardlu atsqâlahâ. Wa qâlal-insânu mâ lahâ. Yauma'idzin tuḫadditsu akhbârahâ. Bi'anna rabbaka auḫâ lahâ. Yauma'idziy yashdurun-nâsu asytâtal liyurau a'mâlahum. Fa may ya'mal mitsqâla dzarratin khairay yarah. Wa may ya'mal mitsqâla dzarratin syarray yarah.
Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, dan bumi mengeluarkan isi perutnya, serta manusia bertanya, "Apa yang terjadi dengannya (bumi)?" Pada hari itu (bumi) menyampaikan berita (tentang apa yang diperbuat manusia di atasnya) karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar (dari kuburnya) dalam keadaan terpencar untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatan mereka. Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.
5. Sholat Tarawih Salam Kelima
Rakaat Pertama: Al-'Adiyat
اِذَا زُلْزِلَتِ الْاَرْضُ زِلْزَالَهَاۙ وَأَخْرَجَتِ الْاَرْضُ أَثْقَالَهَاۙ وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَاۚ يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَاۙ بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَىٰ لَهَاۗ يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْۗ فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهُۚ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهُۚ
Idzâ zulzilatil-ardlu zilzâlahâ wa akhrajatil-ardlu atsqâlahâ wa qâlal-insânu mâ lahâ. Yauma'idzin tuḫadditsu akhbârahâ bi'anna rabbaka auḫâ lahâ. Yauma'idziy yashdurun-nâsu asytâtal liyurau a'mâlahum. Fa may ya'mal mitsqâla dzarratin khairay yarah wa may ya'mal mitsqâla dzarratin syarray yarah.
Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, dan bumi mengeluarkan isi perutnya, serta manusia bertanya, "Apa yang terjadi dengannya (bumi)?" Pada hari itu (bumi) menyampaikan berita (tentang apa yang diperbuat manusia di atasnya), karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar (dari kuburnya) dalam keadaan terpencar untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatan mereka. Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.
Rakaat Kedua: At-Takatsur
اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِࣖ
Al-hâkumut-takâtsur ḫattâ zurtumul-maqâbir kallâ saufa ta'lamûn tsumma kallâ saufa ta'lamûn kallâ lau ta'lamûna 'ilmal-yaqîn latarawunnal-jaḫîm tsumma latarawunnahâ 'ainal-yaqîn tsumma latus'alunna yauma'idzin 'anin-na'îm.
Berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) telah melalaikanmu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu). Sekali-kali tidak (jangan melakukan itu)! Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya). Sekali-kali tidak (jangan melakukan itu)! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, (niscaya kamu tidak akan melakukannya). Pasti kamu benar-benar akan melihat (neraka) Jahim. Kemudian, kamu pasti benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin. Kemudian, kamu pasti benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).
6. Sholat Tarawih Salam Keenam
Rakaat Pertama: Al-'Asr
وَالْعَصْرِۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِࣖ
Wal-'ashr. Innal-insâna lafî khusr. Illalladzîna âmanû wa 'amilush-shâliḫâti wa tawâshau bil-ḫaqqi wa tawâshau bish-shabr.
Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.
Rakaat Kedua: Al-Humazah
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ ۙ الَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗ ۙ يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُۗ نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍࣖ
Wailul likulli humazatil lumazah. Alladzî jama'a mâlaw wa 'addadah. Yaḫsabu anna mâlahû akhladah. Kallâ layumbadzanna fil-ḫuthamah. Wa mâ adrâka mal-ḫuthamah. Nârullâhil-mûqadah. Allatî taththali'u 'alal-af'idah. Innahâ 'alaihim mu'shadah. Fî 'amadim mumaddadah.
Celakalah setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia (manusia) mengira bahwa hartanya dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah. Tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah? (Ia adalah) api (azab) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) naik sampai ke hati. Sesungguhnya dia (api itu) tertutup rapat (sebagai hukuman) atas mereka, (sedangkan mereka) diikat pada tiang-tiang yang panjang.
7. Sholat Tarawih Salam Ketujuh
Rakaat Pertama: Al-Fil
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍࣖ
A lam tara kaifa fa'ala rabbuka bi'ash-ḫâbil-fîl. A lam yaj'al kaidahum fî tadllîl. Wa arsala 'alaihim thairan abâbîl. Tarmîhim biḫijâratim min sijjîl. Fa ja'alahum ka'ashfim ma'kûl.
Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, sehingga Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Rakaat Kedua: Quraisy
لِإِيلٰفِ قُرَيْشٍۙ إِيلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاۤءِ وَالصَّيْفِۚ فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِۙ الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍࣖ
Li'îlâfi quraîsy. Îlâfihim riḫlatasy-syitâ'i wash-shaîf. Falya'budû rabba hâdzal-baît. Alladzî ath'amahum min jû'iw wa âmanahum min khaûf.
Disebabkan oleh kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (sehingga mendapatkan banyak keuntungan), maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka'bah), yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut.
8. Sholat Tarawih Salam Kedelapan
Rakaat Pertama: Al-Ma'un
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَࣖ
A ra'aitalladzî yukadzdzibu bid-dîn. Fa dzâlikalladzî yadu''ul-yatîm. Wa lâ yaḫudldlu 'alâ tha'âmil-miskîn. Fa wailul lil-mushallîn. Alladzîna hum 'an shalâtihim sâhûn. Alladzîna hum yurâ'ûn. Wa yamna'ûnal-mâ'ûn.
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang-orang yang melaksanakan salat, (yaitu) yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat riya, dan enggan (memberi) bantuan.
Rakaat Kedua: Al-Kautsar
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُࣖ
Innâ a'thainâkal-kautsar. Fa shalli lirabbika wan-ḫar. Inna syâni'aka huwal-abtar.
Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak. Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah! Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
9. Sholat Tarawih Salam Kesembilan
Rakaat Pertama: Al-Kafirun
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِࣖ
Qul yâ ayyuhal-kâfirûn. Lâ a'budu mâ ta'budûn. Wa lâ antum 'âbidûna mâ a'bud. Wa lâ ana 'âbidum mâ 'abattum. Wa lâ antum 'âbidûna mâ a'bud. Lakum dînukum wa liya dîn.
Katakanlah (Nabi Muhammad), "Wahai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah. Aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku agamaku."
Rakaat Kedua: An-Nasr
اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًاࣖ
Idzâ jâ'a nashrullâhi wal-fat-ḫ. Wa ra'aitan-nâsa yadkhulûna fî dînillâhi afwâjâ. Fa sabbiḫ biḫamdi rabbika wastaghfir-h, innahû kâna tawwâbâ.
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat.
10. Sholat Tarawih Salam Kesepuluh
Rakaat Pertama: Al-Lahab
تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ وَّامْرَاَتُهٗۗ حَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍࣖ
Tabbat yadâ abî lahabiw wa tabb. Mâ aghnâ 'an-hu mâluhû wa mâ kasab. Sayashlâ nâran dzâta lahab. Wamra'atuh, ḫammâlatal-ḫathab. Fî jîdihâ ḫablum mim masad.
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan memasuki api yang bergejolak (neraka), (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.
Rakaat Kedua: Al-Ikhlas
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌࣖ
Qul huwallâhu aḫad. Allâhush-shamad. Lam yalid wa lam yûlad. Wa lam yakul lahû kufuwan aḫad.
Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya."
11. Sholat Witir Salam Pertama
Rakaat Pertama: Al-A'la
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَى الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰى وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰى وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰى فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰى سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُۗ اِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰى وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰى فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰى سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰى وَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَى الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰى ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰى قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰى وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰى بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰى صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى
Sabbiḥisma rabbikal-a'lâ allażî khalaqa fa sawwâ wal-lażî qaddara fa hadâ wal-lażî akhrajal-mar'â fa ja'alahû ghutsâ'an aḫwâ sanuqri'uka fa lâ tansâ illâ mâ syâ'allâh, innahû ya'lamul-jahra wa mâ yakhfâ wa nuyassiruka lil-yusrâ fa dzakkir in nafa'atidz-dzikrâ sayadzdzakkaru may yakhsyâ wa yatajannabuhal-asyqâ allażî yashlan-nâral-kubrâ ṡumma lâ yamûtu fîhâ wa lâ yaḫyâ qad aflaḫa man tazakkâ wa dzakarasma rabbihî fa shallâ bal tu'tsirûnal-ḫayâtad-dun-yâ wal-âkhiratu khairuw wa abqâ inna hâdzâ lafish-shuḫufil-ûlâ shuḫufi ibrâhîma wa mûsâ
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi, yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya), yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk, dan yang menumbuhkan (rerumputan) padang gembala, lalu menjadikannya kering kehitam-hitaman. Kami akan membacakan (Al-Qur'an) kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa, kecuali jika Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi. Kami akan melapangkan bagimu jalan kemudahan (dalam segala urusan). Maka, sampaikanlah peringatan jika peringatan itu bermanfaat. Orang yang takut (kepada Allah) akan mengambil pelajaran, sedangkan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya, (yaitu) orang yang akan memasuki api (neraka) yang besar. Selanjutnya, dia tidak mati dan tidak (pula) hidup di sana. Sungguh, beruntung orang yang menyucikan diri (dari kekafiran) dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat. Adapun kamu (orang-orang kafir) mengutamakan kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya (penjelasan) ini terdapat dalam suhuf (lembaran-lembaran) yang terdahulu, (yaitu) suhuf (yang diturunkan kepada) Ibrahim dan Musa.
Rakaat Kedua: Al-Kafirun
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِࣖ
Qul yâ ayyuhal-kâfirûn. Lâ a'budu mâ ta'budûn. Wa lâ antum 'âbidûna mâ a'bud. Wa lâ ana 'âbidum mâ 'abattum. Wa lâ antum 'âbidûna mâ a'bud. Lakum dînukum wa liya dîn.
Katakanlah (Nabi Muhammad), "Wahai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah. Aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku agamaku."
12. Sholat Witir Salam Kedua
Rakaat Pertama: Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas
Untuk membaca surat pada salam kedua sholat witir, ikutilah cara berikut ini.
- Membaca surat pertama (Al-Ikhlas) hingga selesai, kemudian berhenti (وقف).
- Mengucapkan takbir "Allâhu Akbar", lalu berhenti (وقف).
- Membaca basmalah "Bismillâhir-Raḥmânir-Raḥîm", lalu berhenti (وقف).
- Membaca surat kedua (Al-Falaq) hingga selesai, lalu berhenti (وقف).
- Mengucapkan takbir "Allâhu Akbar", lalu berhenti (وقف).
- Membaca basmalah "Bismillâhir-Raḥmânir-Raḥîm", lalu berhenti (وقف).
- Membaca surat ketiga (An-Nas) hingga selesai, lalu berhenti (وقف).
Supaya lebih jelas, berikut ini teks selengkapnya:
Membaca Surat Al-Ikhlas
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ٭ اللَّهُ الصَّمَدُ ٭ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ٭ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (وقف)
Qul huwallâhu aḥad ٭ Allâhuṣ-ṣamad ٭ Lam yalid wa lam yûlad ٭ Wa lam yakun lahu kufuwan aḥad ٭ (Waqaf)
Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dialah Allah Yang Maha Esa, Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya." (Berhenti)
Mengucapkan Takbir dan Basmalah
اللَّهُ أَكْبَرُ ٭ (وقف)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ٭ (وقف)
Allâhu Akbar ٭ (Waqaf)
Bismillâhir-Raḥmânir-Raḥîm ٭ (Waqaf)
Allah Maha Besar (Berhenti)
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang (Berhenti)
Membaca Surat Al-Falaq
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ٭ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ ٭ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ٭ وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ٭ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ٭ (وقف)
Qul a'ûżu birabbil-falaq ٭ Min syarri mâ khalaq ٭ Wa min syarri ghâsiqin iżâ waqab ٭ Wa min syarrin-naffâṡâti fil-'uqad ٭ Wa min syarri ḥâsidin iżâ ḥasad ٭ (Waqaf)
Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan pendengki apabila dia dengki." (Berhenti)
Mengucapkan Takbir dan Basmalah
اللَّهُ أَكْبَرُ ٭ (وقف)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ٭ (وقف)
Allâhu Akbar ٭ (Waqaf)
Bismillâhir-Raḥmânir-Raḥîm ٭ (Waqaf)
Allah Maha Besar (Berhenti)
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang (Berhenti)
Membaca Surat An-Nas
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ٭ مَلِكِ النَّاسِ ٭ إِلَهِ النَّاسِ ٭ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ٭ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ ٭ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ٭ (وقف)
Qul a'ûżu birabbin-nâs ٭ Malikin-nâs ٭ Ilâhin-nâs ٭ Min syarril-waswâsil-khannâs ٭ Allażî yuwaswisu fî ṣudûrin-nâs ٭ Minal-jinnati wan-nâs ٭ (Waqaf)
Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (setan) yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia." (Berhenti)
Doa Setelah Sholat Tarawih
Setelah melaksanakan sholat tarawih sebanyak 20 rakaat dan sebelum melanjutkan sholat witir, kita dianjurkan untuk membaca doa. Berikut ini bacaan doanya:
اللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالإِيْمَانِ كَامِلِينَ. وَلِفَرَائِضِكَ مُؤَدِّينَ وَعَلَى الصَّلَوَاتِ مُحَافِظِينَ وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبيْنَ وَلِعَفُوكَ رَاحِيْنَ وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِينَ. وَفِي الدُّنْيَازَاهِدِينَ وَفِي الْآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ وَبِالْقَضَاءِ رَاضِينَ وَبِالنَّعْمَاءِ شَاكِرِينَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِينَ. وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِينَ وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِضِيْنَ وَفِي الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ وَعَلَى سَرِيرَةِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِينَ وَبِحُوْرٍ عَيْنٍ مُتَزَوَحِيْنَ وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاسْتَبْرَقٍ وَدِيَاجٍ مُتَلَبِّسِينَ وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِينَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفِّيْنَ شَارِبِينَ بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْنَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النبيين وَالصَّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُوْلَئِكَ رَفِيقًا ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا. اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هذه اللَّيْلَةِ الشَّرِيفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِينَ . و لا تَجْعَلْنَا مِنَ الأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُودِينَ ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ وَالْحَمْدُ لِللَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"Ya Allah, jadikanlah kami (orang-orang) yang beriman sempurna, dapat menunaikan segala fardhu, menjaga shalatnya, menunaikan zakat, menuntut (mencari) segala kebaikan di sisiMu, mengharap keampunan-Mu, senantiasa memegang teguh petunjuk-petunjuk-Mu, terlepas (terhindar) dari segala penyelewengan dan zuhud di dunia dan mencintai amal untuk bekal di akhirat dan tabah (sabar) menerima cobaan, mensyukuri segala nikmat-Mu, dan semoga nanti pada kiamat kami dalam satu barisan di bawah naungan panji-panji junjungan kita Nabi Muhammad dan melalui telaga yang sejuk, masuk ke dalam surga, terhindar dari api neraka dan duduk di tahta kehormatan, didampingi oleh bidadari surga, dan mengenakan baju-baju kebesaran dari sutra berwarna-warni, menikmati santapan surga yang lezat, minum susu dan madu yang suci bersih dalam gelas-gelas dan kendi-kendi yang tak kering-keringnya, bersama-sama dengan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat pada mereka dari golongan para nabi, shiddiqin dan orang-orang yang syahid serta orang-orang sholeh. Dan baik sekali mereka menjadi teman-teman kami. Demikianlah kemurahan dari Allah dan kecukupan dari Allah Yang Maha Mengetahui dan segala puji. Ya Allah, pada malam mulia yang penuh berkah ini semoga Engkau jadikan kami orang-orang yang berbahagia yang diterima amalnya, dan semoga jangan Engkau jadikan kami orang-orang yang celaka dan ditolak. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabat beliau semuanya. Dengan rahmatMu wahai Dzat paling belas kasihan. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Doa Setelah Sholat Witir
Sementara itu, setelah selesai mengerjakan sholat witir sebanyak tiga rakaat, kita dianjurkan membaca doa berikut ini:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوس (ثلاثا) ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرَضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ ، وَبِكَ مِنْكَ ، لَا أُحْصِي ثَنَاءٌ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
Subḥānal-Maliki al-Quddūs (3x).
Allāhumma innī a'ūdhu biraḍāka min sakhaṭik, wa bimu'āfātika min 'uqūbatik, wa bika minka, lā uḥṣī thanā'an 'alayka, anta kamā athnaita 'alā nafsik.
"Mahasuci bagi Penguasa yang Mahaqudus." (3x)
"Ya Allah, dengan keridhaan-Mu aku memohon perlindungan dari kemurkaan-Mu dan dengan ke-Maha-Pemaafan-Mu aku memohon ampunan dari siksa-Mu. Aku memohon perlindungan dari-Mu, yang aku tidak menghitung pujian bagi-Mu. Engkau laksana pujian yang keluar dari diri-Mu sendiri."
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai urutan surat sholat tarawih dan witir 23 rakaat beserta doa setelahnya. Semoga bermanfaat!
(sto/dil)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK