Setelah mengerjakan sholat Nisfu Syaban, apakah seorang muslim boleh mendirikan sholat sunnah lainnya? Guna mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, simak pembahasan lengkapnya di bawah ini!
Menurut penjelasan dari laman NU Online, sholat Nisfu Syaban hukumnya sunnah alias tidak wajib. Para ulama sendiri berbeda pendapat tentang hukum sholat satu ini. Banyak yang membid'ahkan dan melarang, tetapi ada juga pendapat sebaliknya.
Lebih lanjut, sholat Nisfu Syaban dikerjakan bakda sholat ba'diyah maghrib malam tanggal 15 bulan Syaban. Kemudian, pengerjaannya dilanjutkan sesudah menunaikan sholat Isya. Artinya, masih banyak waktu tersisa pada malam Nisfu Syaban tersebut, bukan?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, apakah di sisa-sisa waktu malam Nisfu Syaban tersebut, detikers boleh mengerjakan sholat lain? Berikut ini detikJogja siapkan uraian ringkas mengenai hukum sholat sunnah setelah sholat Nisfu Syaban!
Hukum Sholat Sunnah setelah Sholat Nisfu Syaban
Dirujuk dari buku Fikih Ringkas Sholat Tarawih oleh Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Nabi Muhammad SAW menganjurkan kepada umat Islam untuk menutup sholat pada malam hari dengan sholat Witir. Berikut hadits landasannya:
اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
Artinya: "Jadikanlah witir sebagai sholat terakhir kalian di waktu malam." (HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar RA)
Dari hadits di atas, sudah bisa ditarik kesimpulan bahwa seorang muslim boleh saja sholat lagi setelah menunaikan sholat Nisfu Syaban. Pasalnya, yang Nabi SAW anjurkan sebagai penutup malam adalah sholat Witir, bukan Nisfu Syaban. Apalagi, hadits berisi anjuran sholat Nisfu Syaban dianggap dhaif (lemah) atau bahkan maudhu' (palsu) oleh para ulama.
Dikutip dari buku Ada Apa dengan Bulan Rajab dan Sya'ban? oleh Abu Ubaidah Yusuf, salah satu hadits tentang sholat Nisfu Syaban adalah:
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ: إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ : أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ ! أَلَا مُسْتَرْزِقُ فَأَرْزُقَهُ ! أَلَا مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ ! أَلَا كَذَا... أَلَا كَذَا... حَتَّى يَطْلُعَ الفَجْرُ
Artinya: "Dari Ali bin Abu Thalib, bahwa Rasulullah bersabda, "Apa-bila tiba malam Nisfu Syaban, sholatlah pada malam harinya dan puasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia di saat tenggelamnya matahari, lalu berfirman, 'Adakah yang meminta ampun kepada-Ku, Aku akan mengampuninya. Ada-kah yang meminta rizki kepada-Ku, Aku akan memberinya rizki. Adakah yang sakit, Aku akan menyembuhkannya. Adakah yang demikian.... Adakah yang demikian.... Sampai terbit fajar."(HR Ibnu Majah no 1388 dan al-Baihaqi dalam Fadha'ilul Auqat 24).
Hadits di atas dilemahkan karena adanya perawi bernama Abi Sabrah. Wallahu a'lam bish-shawab.
Pun, setelah sholat Witir, bila seseorang ingin kembali mengerjakan sholat, hukumnya boleh dan tidak terlarang. Landasannya adalah hadits dari Aisyah RA:
كَانَ يُصَلِّي ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً، يُصَلِّي ثَمَانَ رَكَعَاتٍ، ثُمَّ يُوتِرُ، ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ، ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالْإِقَامَةِ مِنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ
Artinya: "Rasulullah SAW melakukan sholat 13 rakaat, dengan cara beliau sholat 8 rakaat kemudian beliau sholat Witir (3 rakaat), kemudian beliau sholat 2 rakaat dalam keadaan duduk, maka ketika beliau hendak rukuk beliau berdiri terlebih dahulu kemudian rukuk. Kemudian beliau sholat 2 rakaat di antara adzan dan iqomah sholat Subuh." (HR Muslim)
Namun, jika mengerjakan sholat lagi setelah sholat Witir, detikers tidak perlu kembali mendirikan sholat Witir.
لا وِتْرَانِ فِي لَيْلَةٍ
Artinya: "Tidak boleh melakukan dua kali sholat Witir dalam satu malam." (HR Abu Daud dalam shahihnya nomor 1293)
Akhir kata, umat Islam boleh-boleh saja mengerjakan sholat sunnah lain setelah sholat Nisfu Syaban. Pasalnya, sholat yang oleh Rasulullah SAW ajarkan sebagai penutup pada malam hari adalah sholat Witir, bukan Nisfu Syaban. Lebih-lebih, hadits tentang sholat Nisfu Syaban tidak shahih. Wallahu a'lam bish-shawab.
Baca juga: Bacaan Tahlil Lengkap dengan Surat Yasin |
Sholat-sholat Sunnah untuk Malam Nisfu Syaban
Berhubung dalil sholat Nisfu Syaban tidak kuat, detikers bisa mengisi malam istimewa ini dengan sejumlah sholat sunnah lain. Apa saja? Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Sholat Sunnah Mutlak
Disadur dari buku Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah SAW oleh Ustadz Arif Rahman, sholat sunnah mutlak bisa dilakukan sewaktu-waktu. Pengerjaannya pun tidak terikat sebab atau peristiwa tertentu.
Cara mendirikan sholat sunnah mutlak pun sama saja dengan sholat lain, yakni dua rakaat dengan satu salam. Namun, detikers boleh mengerjakannya berulang-ulang karena tidak adanya batasan rakaat.
2. Sholat Tahajud/Qiyamul Lail
Berikutnya adalah sholat Tahajud atau juga dikenal dengan istilah qiyamul lail. Diambil dari buku 48 Faedah Terkait Salat Malam & Tarawih oleh Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, sholat Tahajud adalah sholat sunnah paling utama setelah sholat wajib.
أفضل الصيام بعد رمضان شهرُ اللهِ المحرَّمُ، وأفضل الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل
Artinya: "Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharam. Sementara sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam." (HR Muslim)
Waktu untuk sholat Tahajud adalah sesuai sholat Isya hingga terbit fajar. Oleh karena itu, detikers bisa-bisa saja mengerjakannya pada awal, tengah, maupun akhir malam. Adapun yang terbaik adalah sepertiga malam terakhir sebagaimana sabda Rasulullah:
أقرب ما يكون الرب من العبد في جوف الليل الآخر، فإن استطعت أن تكون ممن يذكر الله في تلك الساعة فكن
Artinya: "Waktu yang paling dekat antara Rabb dengan seorang hamba adalah pada tengah malam terakhir, maka apabila kamu mampu menjadi golongan orang-orang yang berdzikir kepada Allah (sholat) pada waktu itu, lakukanlah!" (HR Tirmidzi dan an-Nasa'i)
3. Sholat Witir
Sebagaimana telah disinggung sekilas di atas, detikers disunnahkan menutup sholat malam dengan sholat Witir. Adapun jumlah rakaatnya, sebagaimana penjelasan dalam buku Fikih Muyassar terjemahan Fathul Mujib adalah 1 rakaat.
الْوِتْرُ رَكْعَةُ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ
Artinya: "Sholat Witir itu satu rakaat yang dilakukan pada akhir malam." (HR Muslim no 752-753)
Diperbolehkan juga sholat Witir dengan jumlah 3 rakaat. Landasannya adalah hadits dari Aisyah RA berikut:
"Nabi SAW melakukan Witir tiga rakaat dan tidak duduk kecuali pada rakaat terakhirnya." (HR an-Nasa'i no 1698, al-Hakim no 1/304, dan al-Baihaqi no 3/28. Derajat hadits ini shahih)
Di samping ketiga sholat sunnah di atas, masih ada sejumlah sholat sunnah lainnya yang bisa dikerjakan untuk mengisi malam Nisfu Syaban. Sebut saja sholat Hajat dan sholat Rawatib.
Nah, itulah pembahasan lengkap mengenai boleh tidaknya sholat sunnah setelah sholat Nisfu Syaban. Wallahu a'lam bish-shawab.
(sto/dil)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan