Korban Keracunan di Mlati dan Tempel Bertambah, Pemkab Sleman Tetapkan KLB

Korban Keracunan di Mlati dan Tempel Bertambah, Pemkab Sleman Tetapkan KLB

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Selasa, 11 Feb 2025 13:10 WIB
Kondisi penanganan keracunan di Krasakan, Tempel, Sleman, Senin (10/2/2025) pagi.
Kondisi penanganan keracunan di Krasakan, Tempel, Sleman, Senin (10/2/2025) pagi. (Foto: dok. detikJogja)
Sleman -

Korban keracunan makanan di Sanggrahan, Mlati dan Krasakan Tempel terus bertambah. Pemkab Sleman pun menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan.

"Iya (ditetapkan) KLB keracunan pangan atau makanan," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Pengendalian Lingkungan Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati, saat dihubungi wartawan, Selasa (11/2/2025).

Yuliati mengatakan data terkini tercatat korban kasus keracunan usai acara hajatan di Krasakan, Tempel, mencapai 162 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk yang Tempel data terakhir 162 orang, opname ada 47 orang, dan rawat jalan 115 orang," katanya.

Sementara untuk kasus di Sanggrahan Mlati juga mengalami penambahan korban. Tercatat ada lima orang juga masih dirawat di RSA UGM.

ADVERTISEMENT

"Dari total korban keracunan pangan total ada 42 orang, yang bergejala 39 orang. Lima orang masih di RSA UGM," jelas dia.

Sebagai informasi, polisi sudah mengusut kasus ini. Saat ini polisi telah memeriksa pemasok siomai yang diduga menjadi penyebab keracunan di dua lokasi tersebut.

"(Pemasok siomai) Sudah (diperiksa). Semua penyelenggara sudah kita periksa, penyedia makanan sudah kita periksa semua, termasuk korban," kata Kapolresta Sleman Kombes Edy Setianto Erning Wibowo saat ditemui wartawan, Selasa (11/2).

Dari hasil pemeriksaan sementara, penyedia siomai pada Sabtu (8/2) membuat tiga pesanan di lokasi berbeda. Namun, hingga saat ini kasus keracunan dilaporkan di dua lokasi.

"Menurut penyampaian penyedia, khusus siomai, dia membuat hari itu juga ada tiga pesanan," ucapnya.

Edy bilang, pihaknya sampai saat ini sudah memeriksa 8 saksi. Meliputi penyedia makanan hingga korban.

"Sampai saat ini sudah 8 orang yang diperiksa," ujarnya.




(ams/apl)

Hide Ads